Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah yang mempengaruhi keterampilan menulis siswa.. Sampel terdiri dari siswa kelas 11 di Thong
Linh High School.Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan banyak sekali siswa
yang tidak menyadari pentingnya keterampilan menulis.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Keterampilan menulis laporan dengan bahasa yang baik dan benar merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai siswa SD
kelas V. Siswa sering kali mendapatkan kesulitan saat pembelajaran menulis, khususnya menulis laporan. Kesulitan tersebut di antaranya
adalah menyusun kerangka laporan berdasar data-data yang diperoleh, mengawali penulisan laporan, mengembangkan kerangka laporan
menjadi sebuah laporan, dan lain-lain. Untuk mengatasi dan meminimalisasi hal itu, peran guru sangat diperlukan. Keberhasilan
pembelajaran dapat dicapai apabila guru menerapkan pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik dan tidak merasa bosan dalam mengikuti
pelajaran. Dengan cara seperti itu, siswa akan lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran menulis, khususnya menulis laporan dengan
bahasa yang baik dan benar. Kualitas keterampilan menulis laporan pada siswa kelas V SD Gugus
Dr. Cipto Mangunkusuma sangat rendah. Hal ini disebabkan karena komunikasi dalam proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung
seperti yang diharapkan. Selama proses pembelajaran siswa kurang aktif dalam bertanya, selain itu kondisi pembelajaran yang belum baik. Serta
penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat belum sesuai dengan keadaan siswa. Perilaku anak di dalam kelas tidak menunjukkan perilaku
yang ideal. Pada saat guru sedang menyampaikan materi, beberapa siswa malah membuat suasana menjadi tidak kondusif, yaitu berbicara sendiri
dengan teman sebangkunya. Hal ini mengakibatkan konsentrasi siswa yang lain menjadi terganggu. Siswa pun cenderung kurang konsentrasi
karena anak hanya mendengarkan penjelasan guru dan dibantu dengan media gambar seadaanya, kemudian mengerjakan soal yang diberikan.
Tidak ada aktifitas tanya jawab antara guru dan murid sebagai suatu interaksi.
Selain itu, siswa tidak mengetahui apa yang disampaikan oleh guru, siswa tidak mampu mengeluarkan ide atau gagasannya untuk membuat
sebuah laporan, siswa tidak dapat mengetahui caranya melakukan observasi atau pengamatan, siswa tidak dapat menulis laporan dengan
bahasa yang baik dan benar. Faktor lain adalah kurangnya pengetahuan siswa mengenai pokok-pokok penulisan laporan, siswa tidak dapat
membedakan antara menulis laporan dan tulisan yang lain, kurangnya pemahaman siswa tentang kerangka laporan dan cara mengembangkan
kerangka laporan menjadi sebuah laporan. Penulis menggunakan model pembelajaran examples non examples
dalam materi menulis laporan pengamatan. Model pembelajaran
examples non examples adalah model yang menggunakan contoh berupa gambar-gambar, foto, dan kasus yang bermuatan masalah dalam
penyampaian materi pembelajarannya. Dengan adanya contoh siswa akan memiliki gambaran yang jelas tentang materi yang mereka pelajari.
Selain itu, model ini melibatkan siswa secara penuh di dalam proses pembelajaran sehingga dapat memberikan pembelajaran yang bermakna
pada siswa karena siswa termotivasi dalam melaksanakan pemebelajaran yang menarik dan terlibat penuh dari awal persiapan pembelajaran
hingga evaluasi pembelajaran. Alasan di atas menjelaskan bahwa model pembelajaran examples non examples dikatakan lebih efektif dalam
proses belajar mengajar di kelas dibandingkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran examples non examples
diterapan pada kelas eksperiman, sedangkan model pembelajaran konvensional ditapkan pada kelas kontrol. Kedua kelas tersebut harus
memiliki kedudukan yang relatif sama. Kondisi yang relatif sama tersebut meliputi kemapuan awal siswa, sarana dan prasarana belajar dan
suasana belajar. Jumlah siswa dalam kelas tersebut juga tidak boleh jauh berbeda. Selain itu, kualifikasi guru yang mengajar kedua kelas tersebut
juga harus relatif sama. Kemampuan awal siswa diketahui dari tes awal. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dibaca pada bagan di bawah
ini.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
2.4 HIPOTESIS