Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan 1.Pengertian Kepemimpinan

visi masa depan, dan mengilhami anggota-anggota organisasi untuk secara sukarela mencapai visi organisasi.

2.2.2 Kepemimpinan Transformasional

Pendekatan kepemimpinan transformasional awalnya digagas oleh Burns tahun 1978. Burns membedakan 2 dua jenis kepemimpinan yaitu kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional. Menurut Burns dalam Yukl 1994 menjelaskan kepemimpinan transformasional sebagai sebuah proses. Para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Para pemimpin mencoba menimbulkan kesadaran dari para pengikut dengan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nilai moral seperti kemerdekaan, keadilan dan kemanusiaan bukan didasarkan atas emosi, seperti keserakahan, kecemburuan dan kebencian. Menurut Burns, kepemimpinan yang mentransformasi dapat diperlihatkan oleh setiap orang dalam organisasi pada jenis semua posisi. Dapat menyangkut orang- orang yang memengaruhi teman-teman sejawat dan para atasan dan juga para bawahan. Pemimpin transformasional menginspirasi para pengikutnya untuk mengeyampingkan kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan pemimpin transformasional mampu memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para pengikut. Pemimpin transformasional menaruh perhatian terhadap kebutuhan pengembangan diri para pengikut ; mengubah kesadaran para pengikut atas isu-isu yang ada dengan cara membantu orang lain memandang masalah lama dengan cara yang baru; serta mampu menyenangkan hati dan menginspirasi para pengikutnya untuk bekerja keras guna mencapai tujuan-tujuan bersama. Kepemimpinan transformasional lebih unggul daripada kepemimpinan transaksional dan menghasilkan tingkat upaya dan kinerja para pengikut yang melampaui apa yang bisa dicapai kalau hanya pendekatan transaksional yang ditetapkan. Para pemimpin transformasional mendorong bawahannya agar lebih inovatif dan kreatif Robbins, 2008. Menurut Bass dalam Yukl 1994 tingkat seorang pemimpin disebut transformasional terutama diukur dalam hubungan efek kepemimpinan terhadap para pengikut. Para pengikut seorang pemimpin transformasional merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan dan hormat terhadap pemimpin dan para pengikut termotivasi untuk melakukan lebih daripada yang awalnya diharapkan. Pemimpin transformasional memotivasi para pengikut dengan: 1. Membuat para pengikut lebih sadar mengenai pentingnya hasil-hasil suatu pekerjaan 2. Mendorong para pengikut untuk lebih mementingkan organisasi atau tim daripada kepentingan diri sendiri, dan 3. Mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan para pengikut pada kebutuhan yang lebih tinggi. Komponen-komponen yang terdapat dalam kepemimpinan transformasional adalah : a. Karisma, didefinisikan sebagai sebuah proses seorang pemimpin memengaruhi para pengikut dengan menimbulkan emosi-emosi yang kuat dan identifikasi dengan pemimpin transformasional. b. Stimulasi Intelektual adalah sebuah proses para pemimpin meningkatkan kesadaran para pengikut terhadap masalah-masalah dan mempengaruhi para pengikut untuk memandang masalah-masalah yang ada dari sebuah perspektif yang baru. c. Perhatian yang diindividualisasi termasuk memberi dukungan, membesarkan hati, dan memberi pengalaman-pengalaman tentang pengembangan kepada para pengikut. d. Motivasi Inspirasional didefinisikan seorang pemimpin mengkomunikasikan sebuah visi yang menarik, menggunakan simbol-simbol untuk memfokuskan usaha-usaha bawahan dan memodelkan perilaku-perilaku yang sesuai. Perilaku-perilaku komponen dari kepemimpinan transformasional saling berhubungan untuk memengaruhi perubahan-perubahan pada para pengikut, dan efek-efek yang dikombinasikan membedakan antara kepemimpinan transformasional dan karismatik Yukl, 1994. Aspek-aspek yang terdapat dalam kepemimpinan transformasional menurut Robbins 2008 adalah : a. Pengaruh yang ideal: memberikan visi dan misi, menanamkan kebanggaan, serta mendapatkan respek dan kepercayaan. b. Motivasi yang inspirasional : mengkomunikasikan ekspektasi yang tinggi, menggunakan simbol-simbol untuk berfokus pada upaya, dan menyatakan tujuan-tujuan penting secara sederhana c. Stimulasi Intelektual : meningkatkan kecerdasan, rasionalitas, dan pemecahan masalah yang cermat d. Pertimbangan yang bersifat individual : memberikan perhatian pribadi, memperlakukan masing_masing karyawan secara individual, serta melatih dan memberikan saran. Hasil penelitian Anikmah 2008, kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT. Jati Agung Arsitama. Artinya semakin baik kepemimpinan transformasional yang dijalankan, maka kinerja karyawan akan meningkat. Pada setiap tahap dari proses transformasional, keberhasilan sebagian akan tergantung kepada sikap, nilai, dan keterampilan pemimpin. Para pemimpin transformasional yang efektif mempunyai atribut-atribut sebagai berikut : 1. Melihat diri sendiri sebagai agen-agen perubahan 2. Para pengambil resiko yang berhati-hati 3. Yakin pada orang-orang dan sangat peka terhadap kebutuhan-kebutuhan para pengikut 4. Mampu mengartikulasikan sejumlah nilai inti yang membimbing perilaku 5. Fleksibel dan terbuka terhadap pelajaran dari pengalaman 6. Mempunyai ketrampilan kognitif, dan yakin kepada pemikiran yang berdisiplin dan kebutuhan akan analisis masalah yang hati-hati 7. Orang-orang yang mempunyai visi yang mempercayai intuisi. 2.3 Motivasi 2.3.1 Pengertian Motivasi

Dokumen yang terkait

Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan dengan Burnout Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

21 206 87

Persepsi Pasien Umum Tentang Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Gayo Lues Tahun 2014

0 35 80

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap kelas III di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2013

0 44 117

Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007

0 35 105

Gambaran Komunikasi Interpersonal Perawat Pelaksana Menurut Persepsi Perawat dan Klien di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan

1 42 140

Persepsi Pasien Umum Tentang Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Gayo Lues Tahun 2014

3 38 80

Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan dengan Burnout Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

0 0 25

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja - Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Ruang Dan Motivasi Intrinsik Perawat Pelaksana Kontrak Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Kontrak Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan

0 0 30

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Ruang Dan Motivasi Intrinsik Perawat Pelaksana Kontrak Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Kontrak Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan

0 0 11

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Ruang Dan Motivasi Intrinsik Perawat Pelaksana Kontrak Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Kontrak Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan

0 0 17