BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Kinerja Perawat Pelaksana Kontrak
Kinerja perawat pelaksana kontrak adalah hasil kerja yang dicapai oleh perawat pelaksana kontrak di RSUD Dr. Pirngadi Medan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien meliputi pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan evaluasi tindakan. Berdasarkan hasil
penelitian di lapangan tentang kinerja perawat pelaksana kontrak di ruang rawat inap paling banyak adalah kategori kurang baik yaitu 50 orang 52,6, kategori baik
sebanyak 41 orang 43,2 dan kategori tidak baik sebanyak 4 orang 4,2, dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja perawat pelaksana kontrak dalam melaksanakan
asuhan keperawatan belum optimal. Hasil penelitian ini sesuai dengan permasalahan pada perawat pelaksana kontrak yang kurang percaya diri dan ragu-ragu, lamban,
kurang mandiri, kurang memahami tentang asuhan keperawatan, tidak semua asuhan keperawatan dilaksanakan dan pendokumentasian asuhan keperawatan yang masih
tidak lengkap. Dokumentasi data rekapitulasi asuhan keperawatan tahun 2011 yang
mencapai rata-rata 80 seyogyanya menurut peneliti tidak bertentangan dengan kinerja perawat pelaksana kontrak yang belum optimal. Dokumentasi asuhan
keperawatan tahun 2011 dijabarkan secara rinci per triwulan Januari sd Maret pada pengkajian 79,72, diagnosa 77,78, perencanaan 78,33, pelaksanaan 78,19,
dan evaluasi 78,06. Pada April sd Juni pengkajian 79,72, diagnosa 78,33, perencanaan 78,80, pelaksanaan 78,66, dan evaluasi 78,52. Pada Juli sd
September pengkajian 79,72, diagnosa 78,33, perencanaan 78,89, pelaksanaan 78,75, dan evaluasi 78,61. Pada Oktober sd Desember pengkajian 79,72,
diagnosa 78,33, perencanaan 78,89, pelaksanaan 78,75, dan evaluasi 78,61. Dokumentasi asuhan keperawatan menurut peneliti tidak bisa menggambarkan bahwa
kinerja perawat secara keseluruhan sudah baik. Berdasarkan wawancara peneliti secara mendalam terhadap kepala ruang dapat diketahui bahwa yang membuat
penilaian tentang dokumentasi keperawatan adalah kepala ruang. Kepala ruang dalam memberikan penilaian tidak berdasarkan atas aturan-aturan tertentu ataupun kriteria-
kriteria yang sudah ditetapkan. Kepala ruang membuat penilaian berdasarkan logika mereka sendiri atau asumsi sendiri, jika pada dokumentasi asuhan keperawatan terisi
penuh maka akan dinilai tinggi, jika masih ada yang kosong akan dinilai rendah. Penilaian seperti ini menurut peneliti bisa bersifat subjektif. Kemungkinan lain adalah
dokumentasi keperawatan yang terisi penuh belum tentu menggambarkan hasil kinerja perawat secara nyata dirasakan memang baik. Penilaian kinerja perawat dalam
hal dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan oleh Pandawa 2007, tentang determinan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD dr. H. Chasan
Boesoirie Ternate mengungkapkan bahwa mayoritas perawat pelaksana mempunyai kinerja kurang baik dalam hal pendokumentasian, yaitu 81,4. Determinan kinerja
perawat pelaksana dalam pendokumentasian adalah variabel tingkat pendidikan dan sikap.
Menurut Nursalam 2011, penilaian kualitas pelayanan keperawatan kepada pasien menggunakan standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Standar pelayanan keperawatan adalah pernyataan deskriptif mengenai kualitas pelayanan yang diinginkan untuk
mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diberikan pada pasien.
5.2. Karakteristik Responden