TAR Rokok .1 Definisi rokok
                                                                                dan  formaldehid  ketika  bertemu  dengan  zat  kimia  lain  akan  membentuk  senyawa kimia yang dapat mengakibatkan pertumbuhan sel kanker Harold, 2001.
Ketika  rokok  dinyalakan,  bagian  rokok  yang  terbakar  dapat  mencapai  suhu 700
C.  Pembakaran  tembakau  dengan  suhu  tinggi  ini  mengakibatkan  banyak  terjadi reaksi kimia yang menghasilkan residu. Sisa pembakaran yang terbentu ada dua jenis
yaitu gas  seperti  CO,  CO
2
,  SO
x
dan  partikel.  Partikel  yang  terbentuk  merupakan partikel  yang  terkondensasi  menguap  akibat  suhu  yang  tinggi  dan  bergabung
sehingga  membentuk  cairan  yang  berwarna  kecokelatan  serta  bersifat  lengket  yang dikenal  sebagai  tar.  Ketika  seorang  perokok  mengisap  asap  rokok  dan
memasukkannya  ke dalam  saluran  pernapasannya,  asap  tersebut  akan  mengiritasi permukaan saluran pernapasan sehingga mengakibatkan batuk maupun sensasi seperti
terbakar. Ketika tar terhirup, tar akan menempel pada bronkiolus dan alveolus. Hal ini mengakibatkan penurunan kemampuan paru-paru melawan infeksi dan membuat kita
semakin berpotensi terkena batuk, flu, bronchitis, dan ISPA. Hal ini juga mempersulit oksigen masuk ke dalam peredaran dara. Sebagian dari tar akan tinggal di paru-paru,
dan  selebihnya  diabsorbsi  melalui  dinding  paru  yang  jika  lama-kelamaan  dapat mengakibatkan kanker Anderson, 2006.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingginya kadar tar dalam asap rokok dari sebatang rokok, antara lain Boyle, 2010:
1. Penggunaan filter rokok Pada awal tahun 1950-an, penggunaan filter pada rokok mulai dikembangkan,
filter  yang  terbuat  dari  campuran  karbon ini  ternyata  mampu  mengurangi hidrogen
sianida,  formaldehid,  akrolein,  dan  asetaldehid  hingga  66. Namun  filter  jenis  ini ternyata  kurang  efektif  dalam  mengurangi  tar  dalam  asap  rokok.  Setelah
ditemukannya  filter  yang  terbuat  dari  selulosa  asetat,  pelepasan  tar  dapat  dikurangi hingga 50.
2. Struktur rokok Asap rokok  yang  terbentuk  tergantung  dari  parameter  fisik  rokok  seperti
panjang  dan  diameter  rokok,  dan  lebar  irisan  tembakau.  Semakin  panjang  ukuran sebatang  rokok,  maka  semakin  tinggi  pula  kadar  tar  yang  dihasilkan.  Begitu  pula
dengan diameter rokok, semakin tebal diameter sebatang rokok, maka semakin tinggi pula kadar tar dalam asap rokok. Hal ini dikarenakan semakin tebal diameter rokok,
semakin  banyak  pula  tembakau  yang  harus  digunakan.  Jumlah  potongan  tembakau per inchi juga sangat berpengaruh dengan kadar tar yang dihasilkan. Semakin banyak
irisan  tembakau  per  inchi,  baka  semakin  rendah  pula  kadar  tar  yang  dihasilkan. Penurunan kadar tar dari 8 irisan dengan 60 irisan adalah dari 29,1 mg menjadi 23 mg
tar. 3. Tipe tembakau
Ada  tiga  jenis  tembakau  yang  digunakan  yaitu  tembakau  yang  dikeringkan dengan  udara  panas,  tembakau  yang  dikeringkan  dengan  bantuan  cahaya  matahari,
dan  tembakau  yang  pengeringannya  dengan  cara  dianginkan.  Kadar  tar  pada tembakau yang dikeringkan dengan menggunakan udara panas adalah 33,4 mg. Kadar
tar pada  tembakau  yang  dikeringkan  dengan  bantuan  cahaya  matahari  adalah  31,5
mg.  sementara  kadar  tar  pada  tembakau  yang  dikeringkan  dengan  cara  dianginkan berkisar 21,2-25,6 mg.