Patogenesis Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA .1

berukuran 0,5 mikron akan dapat masuk kedalam alveoli, akan tetapi dapat pula dikeluarkan sebagai sekresi. b. Muskosiliar Mukus dan partikel yang terbungkus oleh mukus akan dikeluarkan dari paru-paru menuju laring melalui gerakan silia. Asap rokok dapat mengiritasi pada saluran pernapasan yang dapat menurunkan kemampuan silia dalam mengeluarkan mukus. c. Sekresi oleh humoral lokal Zat-zat yang melapisi permukaan bronkus antara lain: 1. Lisozim yang dapat melisis bakteri. 2. Laktoferon yang dapat mengikat zat besi dan bersifat bakteriostatik. 3. Interferon merupakan protein yang memiliki kemampuan dalam membunuh virus. 4. IgA yang dikeluarkan oleh sel plasma yang berperan dalam mencegah terjadinya infeksi virus. d. Fagositosis Sel fagosit berperan dalam memfagosit mikroorganisme dan kemudian menghancurkannya. e. Surfaktan Surfaktan merupakan zat yang ada dipermukaan alveoli yang memiliki beberapa fungsi dan salah satunya adalah sebagai pembersih alveoli, surfaktan bergerak dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah. Oleh karena itu surfaktan juga turut dalam pembersihan alveoli dari bakteri dan kotoran. Ada tiga cara penyebaran ISPA, yaitu Alsagaff, 2005: 1. Melalui aerosol yang lembut seperti batuk. 2. Melalui aerosol yang lebih kasar yang terjadi pada waktu batuk dan bersin- bersin. 3. Melalui kontak langsung maupun tidak langsung dari benda yang dicemari jasad renik hand to hand transmission. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya pneumonia, antara lain Yunus, 1992.: a. Mekanisme pertahanan paru Paru berusaha untuk mengeluarkan berbagai mikroorganisme yang terhirup seperti partikel debu dan bahan lainnya yang terkumpul di dalam paru. Beberapa mekanisme tersebu tersebut antara lain bentuk anatomis saluran nafas, refleks batuk, sistem mukosilier, dan juga sistem fagositosis yang dilakukan oleh sel-sel tertentu dengan memakan partikel yang mencapai alveoli. Bila fungsi ini berjalan dengan baik, maka bahan infeksius akan dapat dikeluarkan dari saluran napas, sehingga pada orang sehat tidak akan terjadi infeksi. b. Kolonisasi bakteri di saluran napas Di dalam saluran napas atas, cukup banyak bakteri yang bersifat komensal. Namun bila jumlah bakteri ini meningkat dan masuk kedalam saluran napas bawah dan paru, dan terjadi kegagalan mekanisme pembersihan saluran napas, keadaan ini akan bersifat manifestasi sebagai penyakit. c. Pembersihan saluran napas dari bahan infeksius Saluran napas bawah dan paru berulang kali dimasuki oleh berbagai mikroorhanisme, akan tetapi tidak menimbulkan sakit. Ini menujukkan adanya suatu mekanisme pertahanan paru yang efisien yang dapat mengeluarkan mikroorganisme sebelum mereka bermultiplikasi dan menimbulkan penyakit. Pada zat iritan yang mencapai saluran napas atas dan bronkus, sebagian besar zat yang larut dalam air secara cepat menyebabkan iritasi pada membrane mukosa. Iritasi menyebabkan kerusakan integrasi epitel yang menjadi barier pertahanan saluran napas. Pada inhalasi zat toksik dalam bentuk asap mengandung beberapa komponen kimia dan gas terlarut yang akan bereaksi dengan komponen membran sel. Reaksi kimia ini menghasilkan radikal oksigen yang akan merusak membran sel yang akhirnya mengakibatkan peningkatan permeabilitas mikrovaskular. Perubahan pertama yang akan terjadi adalah menurunnya kemampuan silia dalam mengeluarkan mukus dan benda asing. Zat toksik yang mencapai saluran napas bawah dan alveoli menyebabkan cedera pada tempat tersebut. Pada saluran napas bawah, kerusakan yang terjadi mengakibatkan permeabilitas kapiler meningkat dan menyebabkan alveoli dipenuhi cairan protein dan meningkatkan manifestasi bakteri. Hal ini juga dapat menimbulkan rusaknya makrofak Kosasih, 2008.

2.2.7 Faktor resiko

Ada beberapa faktor resiko ISPA seperti kurangnya pemberian ASI eksklusif, gizi buruk, polusi udara dalam ruang indoor air pollution, BBLR, kepadatan penduduk dan kurangnya imunisasi campak Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2012. Mereka yang rentan terkena pneumonia adalah peminum alkohol, perokok, penderita diabetes mellitus, penderita gagal jantung, penderita penyakit paru obstruktif menahun, gangguan sistem kekebalan karena obat tertentu penderita kanker menerima organ cangkokan, dan penderita AIDS Misnadiarly, 2008. 1. Usia Usia juga mempengaruhi seseorang terkena ISPA. Pada golongan usia balita, ISPA sering terjadi karena organ paru yang masih sangat rentan dan masih dalam tahap perkembangan sehingga segala sesuatu yang masuk kedalam paru-paru dapat mempengaruhi fungsi faal paru-paru. Pada usia lanjut, semakin tua seseorang, semakin banyak perubahan anatomi dan struktur organ tubuhnya termasuk saluran napas bagian bawah, berkurangnya refleks batuk, dan menurunnya fungsi pertahanan paru. Hal ini membuat seseorang sangat rentan terkena pneumonia. 2. Rokok Asap tembakau diketahui sebagai alergen, memperparah gejala penyakit dan asma. Meskipun tidak menderita alergi, jika dibandingkan dengan menghirup udara bebas asap rokok, orang yang bukan merokok dapat mengalami batuk, sakit kepala, mual dan kelelahan ketika diperhadapkan dengan asap rokok. Secondhand smoke dapat mengurangi kerja paru-paru dari orang yang bukan perokok dan menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan yang berakibat batuk, dahak yang berlebihan dan rasa tidak nyaman pada dada. Selain itu asap rokok juga salah satu penyumbang indoor air pollution yang dapat mengakibatkan pneumonia Encyclopedia of Global Health, 2008. 3. Alkohol Penelitian membuktikan adanya hubungan antara konsumsi alkohol dengan resiko pneumonia. Konsumsi alkohol dapat merusak pembentukan dan fungi netrofil. Konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat memperparah dan bahkan kematian akibat pneumonia Niederman, 2005. 4. Penyakit campak Penyakit campak merupakan salah satu penyakit yang sangat infeksius dan 90 mengenai balita. Dikhawatirkan, apabila anak balita menderita penyakit campak dangan komplikasi pneumonia dapat menyebabkan kematian Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2012. 2.3 Rokok 2.3.1 Definisi rokok Rokok adalah sebuah hasil olahan yang terbuat dari daun tembakau kering, kertas, beberapa zat kimia tambahan, dan pada umunya menggunakan filter. Ketika perokok membakar sebatang rokok, tembakau akan terbakar menjadi abu dan asapnya akan dihirup melalui filter yang kemudian masuk ke dalam saluran pernafasan. Dalam sebatang rokok, terdapat zat adiktif yang secara alami terkandung dalam