e. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap. 3. Pencahayaan
Pencahayaan alami danatau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan
tidak menyilaukan mata. 4. Kualitas udara
a. Suhu udara nyaman antara 18-30 C
b. Kelembaban udara 40-70 c. Gas SO
2
kurang dari 0,1 ppm24 jam d. Pertukaran udara 5 kaki
3
menitpenghuni e. Gas CO kurang dari 100 ppm8 jam
f. Gas formaldehid kurang dari 120 mgm
3
5. Ventilasi Luas lubang ventilasi alami yang permanen minimal 10 luas lantai.
6. Vektor penyakit Tidak ada lalat, nyamuk, ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
7. Penyediaan air a. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60
literoranghari. b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih danatau air
minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.
8. Sarana penyimpanan makanan Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.
9. Pembuangan limbah a. Limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari sumber air,
tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah. b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak
mencemari permukaan tanah dan air tanah. 10. Kepadatan hunian
Luas kamar tidur minimal 8 m
2
dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang.
2.1.2.2 Indoor Air Pollution Polusi dalam Ruangan
Environmental Protection Agency EPA menemukan bahwa toksisitas dalam ruangan tenyata lebih tinggi dibanding di luar ruangan. Sementara, manusia
menghabiskan sebahagian besar dari waktunya di dalam ruangan dari pada di luar yang mengakibatkan manusia mendapatkan paparan polutan yang lebih besar. Dan di
beberapa kasus, udara yang berada dalam ruangan justru mengandung konsentrasi zat kimia yang tidak diizinkan pada udara di luar ruangan maupun di tempat kerja seperti
kadar chloroform, benzen, karbon tetraklorida, formaldehid, yang dapat mencapai 70 kali lebih tinggi di dalam ruangan. Jamur, bakteri patogen, dan biohazard lainya juga
menjadi permasalahan yang serius dalam polusi udara dalam ruangan. Asap rokok merupakan cemaran udara dalam ruangan yang cukup paling panting bagi kesehatan
manusia William dan Mary, 2004.
Banyak orang berasumsi bahwa udara di dalam rumah mereka lebih bersih dibanding di luar rumah. Ternyata hal ini tidak sepenuhnya benar. Ketika udara di
dalam ruangan tidak memiliki sumber pencemar seperti kendaraan, terdapat banyak polutan yang ditemukan di dalam ruangan. Setiap jenis polutan di dalam ruangan
tidaklah memiliki pengaruh yang siknifikan terhadap kesehatan. Namun semua jenis polutan akan memiliki dampak kumulatif bagi resiko kesehatan yang cukup serius
Encyclopedia of Global Health, 2008.
Tabel 2.1 Jenis-jenis, sumber, dan pengaruh polutan pada indoor air pollution
Polutan Sumber
Pengaruh terhadap kesehatan
1. Polutan anorganik a. CO
2
Pembakaran, polusi
dari luar rumah Frekuensi bernapas cepat, sesak
napas, pening, sakit kepala, mual, pingsan, dan kematian
b. CO Pembakaran dan asap
rokok Penurunan fungsi haemoglobin,
ganguan jantung
dan otak,
kematian
c. NO
2
Pembakaran yang
menggunakan minyak tanah dan kayu, asap
rokok Iritasi paru-paru
d. SO
2
Pembakaran minyak
tanah Gangguan saluran pernapasan,
penurunan fungsi
sensoris hidung, bronchitis kronik
e. Ozon Sinar
UV, mesin
fotokopi, printer laser Iritasi
mata, hidung
dan tenggorokan, sesak napas, asma
2. Polutan organik a. Volatile organic
compounds VOCs
Benda-benda yang ada di
rumah, produk
konsumen, cat,
perabot, pestisida,
bahan bakar Gangguan sistem saraf pusat,
iritasi mata, saluran pernapasan dan kulit, kerusakan hati dan
ginjal.
b. Formaldehid Busa,
cat, pernis,
kompor gas, plastik, Iritasi mata dan hidung, edema,
radang paru,
pneumonia,