Seni Tari Seni Rupa dan Sastra

memiliki ukuran yang berbeda, satu buah sarune sebagai pembawa melodi gual lagu, dua buah ogung yang terdiri dari ogung sibanggalan besar dan ogung sietekan kecil, dan dua buah mongmongan yang terdiri dari mongmongan sibanggalan besar dan momgmongan sietekan kecil. Sedangkan gonrang sidua-dua adalah sebuah ensambel yang terdiri dari dua alat tabuh. Sidua-dua berarti sepasang alat tabuh. Secara umum gonrang sidua-dua dipakai untuk acara- acara seperti pernikahan, selamatan memasuki rumah baru dan perayaan-perayaan sejenis lainnya A. D. Jansen, 2003: 38. Alat musik berbentuk tunggal seperti sordam, saligung, sulim, tulila, sarunei buluh, sarunei bolon, arbab, hodong-hodong, garantung, sitalasayak. Alat musik ini ada yang digunakan untuk upacara-upacara adat ataupun juga sebagai sarana hiburan. Pada masa sekarang ini pelaksanaan upacara perkawinan musik gonrang sudah sangat jarang dipergunakan malah hampir tidak pernah ada. Saat ini yang selalu dipergunakan adalah musik keyboard dan musik terompet. Ini terbukti dari setiap upacara pernikahan yang penulis lihat. Semua upacara sudah tidak lagi memakai musik gonrang tapi sudah menggunakan musik keyboard. Mereka memakai musik keyboard ini karena sudah kebanyakan orang ketika mengadakan upacara pernikahan selalu memakai musik keyboard. Malahan di Desa ini sudah ada tiga group musik keyboard karena melihat banyaknya peminat yang menyukai musik keyboard ini.

2.10.2. Seni Tari

Seni Tari yaitu segala gerakan yang berirama yang bertujuan untuk menyatakan keindahan, dan untuk mencurahkan rasa suka dan duka. Demikian halnya dengan masyarakat Simalungun yang juga memiliki seni tari mereka menyebutnya dengan Tor-tor. Tor-tor Universitas Sumatera Utara Simalungun mempunyai gaya dasar tari ondok-ondok dan ser-ser Skripsi Rosevlin, 2005 : 42. Sebagian nama-nama tarian Simalungun yang sudah ada dari dahulu sampai sekarang yaitu tortor sombah, tortor dihar, tortor mardogei. Tortor sombah yaitu torotor untuk menyambut tamu ataupun penghormatan kepada tamu atau rombongan yang baru datang. Bila tortor ini selesai diperlihatkan kepada para tamu barulah yang lain dapat menarikan sesuatu tarian yang diingini dengan gual yang diminta. Gual untuk mengiringi tortor ini disebut gual rambing-rambing. Torotor dihar yaitu lanjutan dari tortor sombah tapi dengan cara yang berbeda. Para panortor penari manortor dengan cara memegang sebilah pedang yang terhunus yang diayunkan kekanan dan kekiri. Maksudnya ini adalah untuk menghalau hal-hal yang tidak baik terhadap apa yang akan dikerjakan ataupun menghalau yang akan mengganggu para tamu. Gual untuk mengiringi tortor ini disebut dengan gual porang. Tortor mardogei yaitu tortor yang berbentuk hiburan. Tortor ini biasa dipakai saat panen bersama ataupun juga biasa dipakai oleh muda-mudi yang dilakukan sekali dalam setahun saat bulan purnama. Acara ini biasa disebut dengan rondang bittang.

2.10.3. Seni Rupa dan Sastra

Seni rupa Gorga, yaitu lukisan, ukiran, ragam hias yang dibuat untuk menunjukan keindahan atau menyatakan maksud-maksud tertentu. Ragam-ragam hias Simalungun ini dibagi berdasarkan tempatnya, misalnya ragam hias yang terdapat pada jenis hiou kain adat, ragam hias yang terdapat pada rumah adat, ragam hias yang terdapat pada peralatan-peralatan dan ragam hias yang terdapat pada mistik Skripsi Rosevlin, 2005 : 43. Dalam upacara perkawinan bisa dilihat di kain adat yang mempunyai ukiran-ukiran seni Simalungun. Universitas Sumatera Utara Sastra, yaitu kata-kata yang diutarakan dalam nasehat-nasehat yang berbentuk umpama perumpamaan, limbaga pepatah, hata bura-bura kata cacian, dan hata sindiran kata sindiran. Dalam upara perkawinan perumpamaan biasa digunakan pada saat pembuka upacara ataupun juga pada saat memberikan nasehat-nasehat kepada yang memiliki upacara. Universitas Sumatera Utara BAB III UPACARA PERKAWINAN ADAT SIMALUNGUN

3.1. Upacara Perkawinan