3. Diakui  oleh  masyarakat  karena  memang  diperlukan  jasanya  di
masyarakat
18
. Atas  dasar  persyaratan  tersebut,  jelaslah  jabatan  profesional  harus
ditempuh  melalui  jenjang  pendidikan  yang  khusus  mempersiapkan  jabatan itu.Demikian  pun  dengan  profesi  guru,  harus  ditempuh  melalui  jenjang
pendidikan  pre  service  education  seperti  Pendidikan  Guru  Sekolah  Dasar PGSD, IKIP dan Fakultas Keguruan di luar lembaga IKIP.
e. Jenis-Jenis kompetensi Guru
Menurut  Undang-undang  No.14  tahun  2005  tentang  Guru  dan  Dosen pasal  10  ayat  1  dijelaskan  bahwa  kompetensi  guru  meliputi:
“kompetensi pedagogik,  kompetensi  kepribadian,  kompetensi  sosial  dan  kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi ”.
19
1. Kompetensi Pedagogik.
Muzakir  menyatakan,  terdapat  beberapa  syarat  pedagogis  yang  harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu:
a penguasaan materi pelajaran; b kemampuan menerapkan prinsip-prinsip spikologi;
c kemampuan menyelenggarakan proses belajar mengajar; d kemampuan menyesuaikan diri dengan berbagai situasi baru.
20
2. Kompetensi Kepribadian.
Menurut  Supardi,  dkk,  di  dalam  buku  profesi  keguruan,  kompetensi kepribadian yang harus dimilki oleh guru meliputi:
a beriman dan bertaqwa; b berwawasan Pancasila;
c mandiri dan penuh tanggung jawab; d berwibawa;
e berdisiplin; f berdedikasi;
g bersosialisasi dengan masyarakat;
1818
Moh.  Uzer  Usman,  Menjadi  Guru  Profesional  Bandung:  PT.  Remaja  Rosdakarya, 2007, h. 16
19
UU  RI  No.  14  Th.  2005,  Tentang  Undang-Undang  Guru  dan  Dosen,  Jakarta:  Sinar Grafika, 2006, Cet. I,.h. 7
20
Ahmad Nuzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan Bandung: Pustaka Setia, 1991, h. 92
h mencintai peserta didik dan peduli terhadap pendidikan.
21
3. Kompetensi Sosial atau Kemasyarakatan.
Tugas kemanusiaan salah satu segi dari tugas guru.Sisi ini tidak bisa guru abaikan, karena guru harus terlibat dalam kehidupan di masyarakat dengan
interaksi  sosial.  Guru  harus  menanamkan  nilai-nilai  kemanusiaan  kepada anak didiknya. Dengan  begitu anak didik diajarkan agar mempunyai  sifat
kesetiakawanan  social.  Guru  harus  menempatkan  diri  sebagai  orang  tua kedua, dengan mengemban tugas yang dipercayakan orang tua anak didik
dalam jangka waktu tertentu. Kunandar  dalam  buku  Guru  Profesional  Implementasi  Kurikulum
Tingkat  Satuan  Pendidikan  KPSP  dan  Sukses  Dalam  Sertifikasi  Guru mengartikan  bahwa:
”kompetensi  sosial,  yaitu  perangkat  perilaku  tertentu yang  merupakan  dasar  dari  pemahaman  diri  sebagai  bagian  yang  tak
terpisahkan dari lingkungan sosial serta tercapainya interaksi sosial secara efektif
”.
22
4. Kompetensi Profesional.
Kemampuan professional ini meliputi hal-hal berikut: a.
Menguasai landasan pendidikan, yaitu: a mengenal tujuan pendidikan untuk  mencapai  tujuan  pendidikan  nasional;  b  mengenal  fungsi
sekolah  dalam  masyarakat;  cMengenal  prinsip-prinsip  Psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.
b. Menguasai  bahan  pengajaran,  yaitu:  a  menguasai  bahan  pengajaran
kurikulum  pendidikan  dasar  dan  menengah;  b  menguasai  bahan pengayaan.
c. Menyusun  program  pengajaran,  yaitu:  a  menetapkan  tujuan
pembelajaran;  b  memilih  dan  mengembangkan  bahan  pembelajaran; c memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar; d memilih
dan  mengembangkan  media  pengajaran  yang  sesuai;  e  memilih  dan memanfaatkan sumber belajar.
d. Melaksanakan program pengajaran, yaitu: a menciptakan iklim belajar
dan  mengajar  dengan  tepat;  b  mengatur  ruang  belajar;  c  mengelola interaksi belajar mengajar
21
Supardi dkk., Profesi Keguruan Berkompetensi dan Bersertifikasi, Jakarta: Diadit Media, 2009, h. 49
22
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: RajaGrafindo, 2010, h. 55
e. Menilai  hasil  dan  proses  belajar  mengajar  yang  telah  dilaksanakan,
yaitu:  a  menilai  prestasi  murid  untuk  kepentingan  pengajaran;  b menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
23
f. Kode Etik Profesi Keguruan