Menurut psikolog ciri kreatif adalah: 1.
Imajinatif 2.
Mempunyai prakarsa 3.
Mempunyai minat luas 4.
Mandiri dalam berfikir 5.
Rasa ingin tahu 6.
Senang berpetualang 7.
Penuh energi 8.
Percaya diri 9.
Bersedia mengambil resiko 10.
Berani dalam pendirian dan keyakinan
31
Ciri-ciri kreatif yang diinginkan guru adalah: 1.
Penuh energi 2.
Mempunyai prakarsa 3.
Percaya diri 4.
Sopan 5.
Rajin 6.
Melaksanakan pekerjaan pada waktunya 7.
Sehat 8.
Berani dalam berpendapat 9.
Mempunyai ingatan baik 10.
Ulet.
32
c. Gaya belajar siswa
Gaya belajar merupakan cara atau kebiasaan siswa dalam belajar di sekolah yang baik perlu dipupuk serta kebiasaan siswa yang tidak baik harus segera
dimodifikasi agar mereka dapat belajar secara baik dan kreatif. Guru dalam mengajar  harus  memperhatikan  gaya  belajar  learning  style  siswa.Agar
kegiatan  belajar  mengajar  dapat  berlangsung  secara  efektif  dengan keragaman  gaya  belajar  siswa,  guru  harus  melakukan  modifikasi  metode
pembelajaran  sehingga  kegiatan  belajar  siswa  tidak  monoton.kegiatan seperti ini mampu menumbuhkan kreatifitas siswa di dalam belajar.
Gaya  belajar  atau  Learning  Style  adalah  cara  atau  kebiasaan  siswa dalam  belajar  baik  dalam  hal  memulai  belajar,  dalam  menerima  pelajaran,
dalam  menyerap  pelajaran  maupun  dalam  hal  menjawab  permasalahan. Gaya belajar yang dimaksud di sini adalah gaya belajar siswa di sekolah.
31
Ibid., h. 36
32
Ibid., h. 37
Menurut Taksonomi  Bloom,  yang dikutip Alisuf  Sabri  dalam bukunya Psikologi  Pendidikan  dijelaskan  jenis-jenis  belajar  terdiri  dari  tiga  aspek
yaitu: 1.
jenis belajar aspek kognitif, 2.
afektif, dan 3.
psikomotorik. Adapun  Gagne  mengembangkannya  menjadi  lima  kategori  aspek
belajar yaitu: jenis belajar: 1.
informasi verbal 2.
kemahiran intelektual 3.
pengaturan kegiatan kognitif 4.
belajar sikap 5.
belajar keterampilan kognitif.
33
d. Pembelajaran Dengan Kreatif
Proses  pembelajaran  pada  hakikatnya  untuk  mengembangkan  aktifitas dan  kreatifitas  peserta  didik,  melalui  berbagai  interaksi  dan  pengalaman
belajar.  Namun    dalam  pelaksanaannya  sering  kali  kita  tidak  sadar,  bahwa masih  banyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat
aktifitas dan kreatifitas peserta didik. Apa yang tergambar di atas  dapat dilihat dalam proses pembelajaran di
kelas yang pada umumnya lebih menekankan pada aspek kognitif, sehingga kemampuan  mental  yang  dipelajari  sebagian  besar  berpusat  pada
pemahaman bahan pengetahuan, dan ingatan. Dalam situasi yang demikian, biasanya  peserta  didik  dituntut  untuk  menerima  apa-apa  yang  dianggap
penting  oleh  guru  dan  disuruh  untuk  menghafalkannya.  Guru  pada umumnya  kurang  menyenangi  suasana  pembelajaran  yang  para  peserta
didiknya  banyak  bertanya  mengenai  hal-hal  di  luar  konteks  yang dibicarakan.  Dengan  kondisi  yang  demikian,  maka  aktifitas  dan  kreatifitas
para peserta didik terhambat atau tidak dapat berkembang secara optimal.
33
Alisuf  Sabri,  Psikologi  Pendidikan  Berdasarkan  Kurikulum  Nasional  IAIN  Fakultas Tarbiyah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007, h. 108
Gibbs  dengan  melalui  beberapa  penelitiannya  menyimpulkan bahwa:kreatifitas  dapat  dikembangkan  dengan  memberi  kepercayaan,
komunikasi  yang  bebas,  pengarahan  diri,  dan  pengawasan  yang  tidak terlalu  ketat,  hasil  penelitan  tersebut  dapat  diterapkan  atau  ditransfer
dalam proses pembelajaran. Kendatipun demikian, kualitas pembelajaran sangat  ditentukan  oleh  aktifitas  dan  kreatifitas  guru,  di  samping
kompetensi-kompetensi profesionalnya.
34
e. Pengembangan  Kreatifitas Siswa