Tahap Pemilihan Strategi Tahap Pemaduan

Lampiran 2. Lanjutan 87 Hasil dari matriks SWOT didapatkan alternatif strategi sebagai berikut : 1. Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfatkan peluang yang ada SO : • Mengembangkan potensi yang dimiliki perusahaan dan tetap mempertahankan konsep wisata yang sudah ada S1.S2.S6.S8.O2.O3.O6. • Mengoptimalkan sistem informasi manajemen baik dalam operasional maupun promosi. S5. S7.S10.S12.04.05. • Mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah dan perusahaan sejenis dalam kegiatan yang sifatnya mempromosikan variasi produk baru. S3. S9.O1.O7. 2. Strategi yang digunakan untuk mengatasi anacaman ST : • Meningkatkan pelayanan dan SDM baik dari segi keamanan dan kenyamanan demi tercapainya tingkat kepuasan konsumen seperti menawarkan produk baru pada setiap produk wisata. S2.S4.S9.S10.T1.T2.T4 • Mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah, perusahaan sejenis dan mayarakat sekitar dalam pelestarian hutan khususnya pada batas wilayah pemukiman dan hutan wisata. S7. S8. T3 3. Strategi yang memperkecil kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada WO : • Memperbaiki sistem manajemen agar sesuai dengan pola kerja dan kebutuhan perusahaan sehingga dicapai efisiensi dan efektivitas untuk menekan biaya operasional. O2. O4.O7.W2.W3.W4. • Meningkatkan tingkat kesadaran pengunjung baik dari segi keamanan serta pelestarian dengan dukungan pemerintah dan masyarakat sekitar. O1. O3.O5.O6. WI.W5.W6 4. Strategi untuk meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi ancaman WT : • Melakukan perawatan dan perbaikan infrastruktur demi tercapai kepuasan dalam pelayanan..W1,W3.W6.T1. T2 • Menjalin kerjasama dengan lembaga non formal dalam hal penyuluhan, pembinaan, dan pelestarian. W2.W4.W5. T3.T4.

6.2.3. Tahap Pemilihan Strategi

Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi melalui matriks IE dan SWOT diatas, maka selanjutnya untuk memilih strategi mana yang terbaik yang akan dilakukan pada tahap tiga ini yaitu QSPM Quantitave Strategic Planning Matrik . Matriks ini akan menentukan kemenarikan Lampiran 2. Lanjutan 88 relative relative attracvenees dari tindakan-tindakan strategi alternatif yang dapat dilaksanakan oleh wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGP terhadap faktor internal dan eksternal perusahaan. Hasil pengolahan QSPM dapat dilihat pada lampiran 9. Dari hasil pengolahan QSPM maka diperoleh prioritas strategi pengembangan yang akan diurutkan berdasarkan TAS Total Attractiveness Score dari yang terbesar hingga terkecil. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini : Tabel 17. Prioritas Strategi Pengembangan Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Tngp No. Prioritas Strategi Total Skor 1. Mengembangkan potensi yang dimiliki perusahaan dan tetap mempertahankan konsep wisata yang sudah ada 6.433 2. Mengoptimalkan sistem informasi manajemen baik dalam operasional maupun promosi. 6.284 3. Mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah dan perusahaan sejenis dalam kegiatan yang sifatnya 6.165 Lampiran 2. Lanjutan 89 mempromosikan variasi produk baru. 4 Meningkatkan pelayanan dan kulitas SDM baik dari segi keamanan dan kenyamanan demi tercapainya tingkat kepuasan konsumen seperti menawarkan produk baru pada setiap produk wisata 6.063 5. Mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah, perusahaan sejenis dan mayarakat sekitar dalam pelestarian hutan khususnya pada batas wilayah pemukiman dan hutan wisata 5.892 6. Memperbaiki sistem manajemen agar sesuai dengan pola kerja dan kebutuhan perusahaan sehingga dicapai efisiensi dan efektivitas untuk menekan biaya operasional 5.889 7. Meningkatkan tingkat kesadaran pengunjung baik dari segi keamanan serta pelestarian dengan dukungan pemerintah dan masyarakat sekitar 5.713 8. Melakukan perawatan dan perbaikan infrastruktur demi tercapai kepuasan dalam pelayanan.. 5.627 9. Menjalin kerjasama dengan lembaga non formal dalam hal penyuluhan, pembinaan, dan pelestarian 5.409 Hasil dari pengolahan Matriks QSPM strategi yang dihasilkan perlu dilakukan evaluasi sebelum diimplementasikan yaitu dengan melihat kondisi seperti : 1. Untuk mendukung pengembangan Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango pada zona pemanfaatan, secara bertahap karena pembangunan sarana dan prasarana ini diatur dalam keputusan Menteri Kehutanan Nomor :167kpts-II94 tentang sarana dan prasarana pengusahaan pariwisata alam di kawasan pelestarian alam tetapi dibandingkan sarana dan prasarana yang ada belum memadai. 2. Pembinaan organisasi dan pengembangan aparatur Pengelola TNGP, dalam rangka peningkatan kemampuan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango perlu melakukan pengembangan SDM dalam bentuk workshop, seminar dan kegiatan ilmiah lainnya. 3. Pembinaan peran serta masyarakat, sebagai salah satu kawasan konservasi penting, TNGP merupakan aset nasional dan sekaligus aset dunia memerlukan peran serta seluruh masyarakat untuk menjaganya.dan peningkatan kesadaran, kepedulian masyarakat dengan Lampiran 2. Lanjutan 90 kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan, pembinaan kader konservasi. Program ini dilakukan yang berbatasan dengan TNGP. 4. Ketersediaan dana, dalam menerapkan strategi baru TNGP perlu menyediakan dana yang sesuai untuk pengembangan kawasan wisata dilihat dari DIPA daftar isian penggunaan anggaran dan terbatasnya anggaran pemerintah pusat.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Sejalan dengan upaya-upaya pengembangan yang dilakukan oleh pengelola balai TNGP dalam berbagai aspek baik didalam melakukan penataan terhadap kawasan, sebagai daerah konservasi sekaligus sebagai daerah tujuan wisata. Berdasarkan uraian yang telah dikemukan pada bab-bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. a. Kondisi Internal yang menjadi kekuatan adalah kemudahan ditempuh aksesbilitas lokasi, pelayanan karyawan, peran Litbang dalam pengembangan wisata alam, kualitas SDM, sistem pencatat keuangan, hubungan internal SDM, tariff masuk kawasan wisata, konsep wisata yang berbasis lingkungan hidup dan pendidikan, adanya variasi produk menawarkan produk wisata lainnya, yaitu budidaya tanaman hias dan tanaman obat, kebijakan pemerintah yang berlaku dalam pengembangan wisata alam, tersediannya saran dan sarana pengunjung, penggunaan system