Waktu Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

86 Faktor dana ini berhubungan dengan besarnya pendapatan penduduk serta kemampuannya untuk menabung.

c. Waktu

Faktor waktu berkaitan dengan pekerjaan dan mobilitas, jenis pekerjaan yang berbeda akan mempunyai kesempatan yang berbeda pula. d. Komunikasi Faktor ini sangat erat kaitannya dengan media massa koran,majalah, leaflet, booklet dan media internet yang akan memberikan pengaruh langsung.

e. Pasar

Faktor pasar ini terdiri dari dua aspek, yaitu ketersediaan obyek wisata dan tingkat aksebilitas. Pasar merupakan salah satu daya tarik tersendiri, bila pasar tersebut menyediakan keunikan produk yang ditawarkan sesuai dengan karekteristik wilayah wisata dan kebutuhan dari ragamannya permintaan konsumen.

2.1.5. Taman Wisata

Taman wisata merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam Bab III Pasal 33, suatu kawasan ditetapkan sebagai kawasan taman wisata alam apabila : 87 a. Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau ekosistem gejala alam serta geologi yang menarik. b. Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam. c. Kondisi lingkungannya mendukung upaya pengembangan pariwisata alam. Pasal 44 menyatakan bahwa upaya pengawetan taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam dilaksanakan dengan ketentuan dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawasan. Pada Pasal 46 disebutkan bahwa kegiatan yang mengakibatkan perubahan fungsi kawasan taman wisata alam tersebut adalah : a. Berburu menebang pohon, mengangkut kayu dan satwa atau bagian- bagiannya di dalam dan keluar kawasan serta memusnahkan sumber daya alam di dalam kawasan. b. Melakukan kegiatan usaha yang menimbulkan pencemaran kawasan. c. Melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan rencana pengelola dan atau rencana pengusahaan yang telah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang. Menurut UU No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Bab VI Pasal 29, kawasan pelestarian alam terdiri dari tiga macam, yaitu taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam. Pada Pasal 1 dinyatakan bahwa definisi taman wisata adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam, dan pada Pasal 30 dinyatakan bahwa kegiatan yang dapat dilakukan di taman wisata alam adalah 88 kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu pngetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya dan wisata alam. Kegiatan-kegiatan tersebut harus dilakukan tanpa mengurangi fungsi pokok kawasan. Departemen Kehutanan, 1990 Menurut Sulthoni 2000:7, secara relatif pengelolaan taman wisata lebih sederhana apabila dibandingkan dengan taman laut dan taman buru, karena tidak diperlukannya sarana dan prasarana pelayanan pengunjung yang bersifat khusus atau persyaratan pengunjung, contohnya peralatan untuk scuba diving atau alat untuk berburu. Taman wisata dapat berbentuk hutan alam ataupun hutan tanaman, faktor yang paling penting adalah daya tariknya untuk kebanyakan pengunjung baik karena panoramanya, kesejukan udara atau keindahan yang lain, keragaman sarana untuk berbagai kebutuhan olahraga alam seperti hiking, camping, surfing atau water skiing dan lain-lain. Karena daya tarik alamnya tertenu, maka luas taman wisata dapat berskala kecil atau sedang. Tingkat pembukaan wilayah terutama dibagian-bagian wilayah yang tidak rentan-ekologi dapat diperbesar agar dapat dijangkau oleh pengunjung yang ingin menikmati keindahan alamnya, untuk bagian wilayah yang akan dikembangkan untuk olah raga hiking atau mendaki gunung cukup dengan jalan-jalan setapak, lokasi untuk pelayanan camping perlu ditentukan wilayah yang dekat dengan sumber air dan tidak peka kebakaran.

2.1.6. Pengembangan Wisata Alam

Pengembangan wisata alam adalah memanfaatkan potensi ekonomis sumber daya alam yang ada di dalam kawasan wisata alam untuk kepariwisataan, tanpa meninggalkan prinsip pelestarian sumber daya alam tersebut. Pada dasarnya, pengembangan kepariwisataan di suatu tempat dimaksudkan untuk 89 dapat meningkatkan keuntungan ekonomi. Namun didalam pengembangan ini harus diupayakan juga agar tidak menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan kerusakan lingkungan. Mempertahankan kualitas lingkungan pada kepariwisataan alam mutlak diperlukan sebab daya tarik utamanya justru pada lingkungan ini Fendeli,2002:21. Menurut pendapat Sulthoni 2000:8, taman wisata adalah merupakan kawasan rekreasi yang terbuka untuk umum tanpa adanya persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pengunjung dan diperuntukan semua umur. Mengingat peruntukannya yang tidak dibatasi oleh klasifikasi kemampuan dan umur pengunjung, maka pengembangan fisiknya harus diusahakan untuk menampung sebanyak-banyaknya kepentingan rekreasi, baik rekreasi yang bersifat olah raga ataupun yang bersifat santai. Menurut Fandeli 2002:14, pengembangan kepariwisataan alam sedikit berbeda dengan kepariwisataan lainnya. Dalam kepariwisataan alam, obyek dan atraksi yang dijual bertumpu pada alam, sehingga pengembangan kepariwisataan alam sudah seharusnya selalu memperhatikan aspek-apek berikut : 1. In situ Obyek dan daya tarik wisata alam yang masih alami hanya dapat dinikmati oleh wisatawan ditempatnya. Proses alam, kekayaan, keunikan dan prilaku flora dan fauna serta gejala geologisnya hanya dapat dinikmati sepenuhnya ditempat kejadiannya. Kepuasan dan pengalaman untuk menikmati, melihat dan merasakan alam di lokasinya mempunyai nilai dan tingkat kepuasan yang sempurna. 90 2. Total experinces Kepuasan wisatawan diperoleh dari evaluasi seluruh perjalanan, di lokasi obyek dan kembali ke tempat semula merupakan total pengalaman yang harus dinikmati dan dihargai seluruhnya tanpa mengecewakan. Sehingga pengembangan wisata alam keberhasilannya sangat ditentukan oleh seluruh stakeholders yang terkait dan sebaiknya dilaksanakan secara terpadu atau dilaksanakan oleh satu holding company. 3. Perishable Atraksi alam tertentu hanya dapat dilihat dan dinikmati pada waktu-waktu tertentu saja dan tidak dapat terulang lagi atau dapat dinikmati kembali tetapi dalam jangka waktu yang panjang. 4. Non recoverble Apabila terjadi kerusakan pada suatu ekosistem alam, maka pemulihannya akan memakan waktu yang lama. Walaupun terjadi pemulihan atau recovey secara alami, tetapi tidak mungkin sama dengan bentuk ekosistem sebelumnya.

2.1.7. Manajemen Strategi

Manajeman strategi didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan formulasi dan pelaksanaan implementasi rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan, Pearce dan Robinson dalam Atikah, 1997:20. Sedangkan menurut Jauch dan Glueck 1988:6, merumuskan manajemen strategi adalah sejumlah 91 keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Definisi lain mengartikan manajemen stratregi selalu berorientasi tindakan pergerakan sepanjang waktu dan kegiatan yang terus berjalan, merespon perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnisnya, David, 2004:5 .

2.1.7.1. Proses Manajemen Strategi

Manajemen strategi ialah perencana strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan, Jauch dan William, 1988:6 . Manajemen strategi merupakan sekelompok keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja jangka panjang organisasi. Oleh karenanya, implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya manusia SDM yang diwujudkan melalui penentapan struktur organisasi, mekanisme kepemimpinan yang berjalan beserta budaya perusahaan. Adapun proses manajemen strategi dapat dipelajari dan diterapkan dengan menggunakan suatu model. Umpan Balik Implementasi Strategi Evaluasi Strategi Perumusan Strategi Pengukuran dan Penetapan Misi Pengembangan,Evaluasi dan Penetapan Strategi Tujuan jangkaPanjang Alokasi Sumber Daya Penetapan Kebijakan dan Tujuan tahunan Analisis Eksternal O - T Analisis Internal S – W 92 Gambar 1.Model Proses Manajemen Strategi Sumber : David, 2002:14 Gambar tersebut merupakan rangkaian pengukuran proses manajemen strategi dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan. 2.1.7.2.Lingkungan Perusahaan Dalam menjalankan aktifitas usahanya, perusahaan akan selalu berhubungan langsung dengan lingkungannya. Lingkungan perusahaan yang dihadapi mencakup lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dapat menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman.

2.1.7.3. Lingkungan Internal

Lingkungan internal menggambarkan suatu kondisi yang berada di dalam perusahaan. Lingkungan internal terdiri dari aspek sumber daya manusia, pemasaran, keuangan, manajemen, sistem manajemen informasi, produksi dan operasi, serta penelitian dan pengembangan yang dapat diidentifikasi menjadi faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan.

2.1.7.4. Lingkungan Eksternal

93 Lingkungan eksternal memberikan kesempatan bagi perencana strategi untuk mengantisipasi peluang dan membuat rencana untuk melakukan tanggapan pilihan terhadap peluang ini. Hal ini juga membantu perencana strategi untuk mengembangkan sistem peringatan dini untuk menghindari ancaman atau mengembangkan strategi yang dapat mengubah ancaman menjadi keuntungan perusahaan. Jauch dan Glueck, 1988:89. 2.1.7.5.Perumusan Strategi Dalam merumuskan suatu strategi diperlukan input berupa faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang selanjutmya akan dirumuskan menggunakan matriks I-E Internal- Eksternal , matriks SWOT Strength, Weakness, Opportunities dan Threats serta QSPM Quantitave Strategic Planning Matriks . 2.1.7.6.Matriks I-E Internal – Eksternal Matriks I–E merupakan gabungan dari lingkungan internal dan eksternal yang berisikan sembilan sel lengkap dengan strateginya yang memperlihatkan kombinasi dari matriks IFE dan EFE matriks I-E juga dapat digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan dengan berdasarkan pada total skor internal dan eksternal Wheelen dalam Rangkuti, 2000 :137 . 2.1.7.7.Matriks SWOT Strength, Weakness, Opportunities dan Threats Matriks SWOT merupakan salah satu alat pencocokan yang penting membantu untuk membantu manajer dalam mengembangkan empat tipe strategi yang akan menghasikan alternatif strategi. Empat strategi tersebut ialah : 94 1. Strategi S-O, strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. 2. Strategi W-O, bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan menggunakan peluang eksternal. 3. Strategi S-T, strategi ini menggunakan kekuatan internal untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. 4. Strategi W-T, merupakan pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal, David 2004:284.

2.1.7.8. Quantitave Strategic Planning Matiks QSPM

QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara obyektif, berdasarkan faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Tekhnik ini secara obyektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik, QSPM merupakan tahap ke tiga dalam merumuskan strategi yang akan menghasilkan skala prioritas yang dapat diterapkan sesuai kebutuhan dan kemampuan dari suatu perusahaan, David 2004 :308.

2.2. Penelitian Terdahulu

Sesuai dengan judul penelitian yang akan bahas tentang strategi pengembangan wisata alam TNGP, penulis akan mengacu pada penelitian terdahulu dan mengembangkannya. Widagti 2003, dalam penelitiannya dengan judul Pengembangan Wisata Alam Di Taman Wisata Alam Plawangan Turgo Kaliurang –Yogyakarta, menganalisis lingkungan internal dan eksternal dalam 95 mengembangkan Wisata Alam Plawangan Turgo. Faktor internal dan eksternal perusahaan tersebut dianalisis dengan menggunakan matriks SWOT yang mengahasilkan beberapa alternatif strategi. Strategi utama menunjukan strategi S- O menjadi pilihan yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam pengembangan strategi utama perusahaan, dan diikuti dengan jenis strategi lainnya yaitu, strategi W-O, W-T dan S-T. Strategi utama yang dijalankan adalah dengan mengoptimalkan keunggulan dan pengelolaan wisata alam untuk mengundang selera konsumen back to nature yang berbasis lingkungan, melalui penonjolan ciri khas obyek wisata, peningkatan sarana pengunjung, peningkatan nilai tambah dengan pemandangan alam yang alami dan rekreasi alam lainnya, menambah keindahan dan kenyamanan lingkungan yang lebih baik. Sedangkan Rahayu 2004, dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Wisata Agro Taman Buah Mekarsari Bogor. Faktor strategi internal dan eksternal dalam matriks IFE dan EFE, dari kombinasi matriks EFE dan IFE dalam matriks IE memposisikan Taman Buah Mekarsari pada sel V pertahankan dan pelihara hold and mainten. Dengan posisi tersebut perusahaan dapat menerapkan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar dapat dikembangkan mulai dari jangka pendek berupa meningkatkan promosi melalui media elektronik, pemasangan billboard di tempat yang strategis. Kemudian bekerjasama dengan biro-biro perjalanan yang sudah terjalin sebelumnya, dan melakukan perkembangan strategi jangka panjang terutama dari segi sumber daya manusia dengan mengadakan training leadership. Untuk strategi pengembangan produk perusahaan dapat melakukan perbaikan sarana dan prasarana yang rusak untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung. 96

2.3. Kerangka Pemikiran Konseptual