107
BAB IV GAMBARAN UMUM TAMAN NASIONAL
GUNUNG GEDE PANGRANGO
4.1. Sejarah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGP sebagai kawasan pelestarian memiliki tugas dan fungsi utama didalam melindungi sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati dan menyediakan sumber daya alam hayati untuk pemanfaaatan secara berkelanjutan. Kawasan ini
memiliki sumber daya hutan yang relatif masih terjaga dengan baik serta menjadi harapan dan benteng terakhir keberadaan hutan di Jawa Barat. TNGP memiliki
luas kawasan 15.196 ha sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 174Kpts-II 2003, TNGP diperluas 21.975 ha. Berdasarkan Sk tersebut
dapat diketahui sebagai berikut: • Luas
:
975 .
21 ±
Ha • Panjang Batas Luar
:
198 .
375 ±
Meter • Jumlah Pal Batas
:
278 .
7 ±
Buah Wilayah kerja TNGP secara administratif berada di 3 kabupaten yaitu,
kabupaten Sukabumi 9.356,10 ha, Bogor 7.155,00 ha dan Cianjur 5.463,90 ha. Dalam pengelolaannya kawasan TNGP dibagi kedalam 3 seksi konservasi
wilayah SKW, SKW I Sukabumi, SKW II Bogor dan SKW III Cianjur serta di bagi kedalam 13 resort pemangkuan taman nasional. Panjang batas luar telah
diorientasi dalam 2 tahun anggaran 2004 dan 2005 oleh BPKH Wilayah XII Yogyakarta.
108
4.2. Keadaan Umum Kawasan
Secara geogarafis TNGP terletak antara 106º 51 -107º 02 BT dan 60º 41-6º 51 LS dan secara administratif pemerintahan, wilayah TNGP mencakup 3 tiga
kabupaten, yaitu: 1. Sebelah Utara
: Wilayah Kabupaten Cianjur dan Bogor. 2. Sebelah Barat
: Wilayah Kabupaten Sukabumi dan Bogor. 3. Sebelah Selatan
: Wilayah Kabupaten Sukabumi. 4. Sebelah Timur
: Wilayah Kabupaten Cianjur.
4.2.1. Aksesibilitas
Pengelolaan kawasan TNGP dibagi dalam 13 resort yang merupakan unit pengelolaan terkecil. Dari 13 resort tersebut secara administratif terbagi menjadi 4
di wilayah kabupaten Cianjur, 5 resort di wilayah kabupaten Sukabumi dan 4 resort di wilayah kabupaten Bogor. Dari 13 Resort di TNGP, hanya 6 resort yang
merupakan pintu masuk wisata, yaitu Resort Cibodas dan resort Gunung Putri Kabupaten Cianjur, Resort Salabintana dan resort Situgunung Kabupaten
Sukabumi, Resort Bodogol dan Resort Cisarua Kabupaten Bogor. Berikut keterangan untuk tiap pintu masuk seperti pada Tabel 6 berikut.
109 Tabel 6. Informasi Pintu Masuk Wisata ke Kawasan TNGP.
Pintu Masuk Resort
Jalur Jarak Km
Waktu Jam
Obyek Wisata Cibodas
Jakarta-Ciawi Bogor-Puncak-
Cibodas 103 2,5
-Telaga Biru
-Air Terjun Cibeurem Bandung-Cianjur-
Cipanas-Cibodas 90 3
-Pendakian ke
Puncak Gn.Gede dan Puncak Gn.
pangrango
Gunung Putri Jakarta-Ciawi
Bogor-Puncak- Cipanas-Gn.Putri
115 2,5
-Bumi Perkemahan Bobojong
-Pendakian ke Puncak Gn. Gede
dan puncak Gn.Pangrango
Bandung-Cianjur- Cipanas-Gn.Putri
93 3,5 Salabintana Jakarta-
CiawiBogor- Sukabumi-
Salabintana 156
3,5 - Bumi Perkemahan
Pondok Halimun - Air terjun
Cibeurem
Bandung-Cianjur- Sukabumi-
Salabintana 92 3,5
Situgunung Jakarta-
CiawiBogor-Cisaat- Situgunung
135 3,5
- Telaga Situgunung - Curug Sawer
Bandung-cianjur- Sukabumi-Cisaat-
Situgunung 161 4
Bodogol Jakarta-
CiawiBogor- Cicurug-Bodogol
61 2
-Pusat Pendidikan Konservasi alam
Bodogol -Air terjun
Cipadaranten dan Air terjun Cisareun
Bandung-Cianjur- CiawiBogor-
Cicurug-Bodigol 125 4,5
Cisarua Jakarta-
CiawiBogor- Cisarua
57 2
-Bumi Perkemahan Barubolang
- Air terjun Beret
Bandung-Cianjur- Puncak-Cisarua
91 3,5 Sumber: Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 2006.
110
4.2.2. Topografi
Kawasan TNGP merupakan rangkaian gunung berapi, terutama Gunung Gede 2.958 m dpl dan Gunung Pangrango 3.019 m dpl. Topografinya
bervariasi mulai dari landai hingga bergunung, dengan kisaran ketinggian antara 700 m dan 3000 m dpl. Jurang dengan kedalaman sekitar 70 m banyak dijumpai
di kedua kawasan tersebut. Sebagian besar kawasan TNGP merupakan dataran tinggi tanah kering dan sebagian kecil lagi merupakan daerah rawa, terutama di
daerah sekitar Cibeurem yaitu Rawa Gayonggong. Pada bagian selatan kawasan yaitu daerah Situgunung, memiliki kondisi
lapangan yang berat karena terdapatnya bukit-bukit Bukit Masigit dengan kelerengan 20-80. Kawasan Gunung Gede yang terletak dibagian Timur
dihubunhkan Gunung Pangrango oleh punggung yang berbentuk tapal kuda, sepanjang
500 .
2 ±
meter dengan sisi-sisinya yang membentuk lereng-lereng curam berlembah menuju dataran Bogor, Cianjur dan Sukabumi.
4.2.3. Geologi dan Vulkanologi
Gunung Gede dan Gunung Pangrango merupakan bagian rangkaian gunung berapi yang membujur dari Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara, terbentuk sebagai
akibat pergerakan lapisan kulit bumi secara terus menerus selama periode kuarter, sekitar 3 juta tahun lalu, dan dalam skala waktu geologi kedua gunung termasuk
kedalam golongan gunung muda. Data geologi kawasn TNGP tercantum pada Tabel 7 berikut.
111 Tabel 7. Data Geologi Kawasan TNGP
No. Batuan Vulkanik
Formasi Keterangan
Posisi
1. Gunung Pangrango
Qvpo Endapan tua, lahar dan
lava, andesit dengan oligloklas-andesin,
labradorit, olivin, piroksin dan horenblenda
Utara Barat Laut
Barat Daya
Qvpy Endapan muda, lahar dan
bersusun andesit Barat
2 Gunung Gede
Qvpy Breksi tufan dan lahar
andesit dengan oligoklas- andesit, tekstur seperti
trakhit
Qvpy Aliran lava termuda
P. Gede ke Utara 2,15 Km
Qvpy Aliran lava berusun
andesit basal Sumber : Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 2006
4.2.3.1. Tanah
Merujuk Peta Tanah Provinsi Jawa Barat Skala 1:250.000 Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat,1966. Jenis tanah yang mendominasi kawasan TNGP
adalah latosol coklat, asosiasi andosol, coklat dan regosol, kompleks regosol kelabu dan litosol, abu pasir, tuf dan batuan vulkan intermedier sampai dengan
basis.
4.2.3.2. Iklim
Berdasarkan klasifikasi iklim Scmid-Ferguson, TNGP termasuk kedalam tipe iklim A dengan curah hujan yang tinggi. Oleh karena itu TNGP merupakan
salah satu daerah terbasah di Pulau Jawa. Berikut data kondisi iklim kawasan TNGP sebagaimana pada Tabel 8 berikut.
112 Tabel 8. Data Kondisi Iklim Kawasan TNGP.
Iklim Klasifikasi Schmidt – ferguson
Tipe A Nilai Q = 5 - 9
Curah hujan Tinggi
Rata-rata 3000-4000 mm Suhu
10ºC Siang Hari dan 5ºC Malam Hari
Kelembaban Udara 80-90
Kelembaban tinggi menyebabkan terbentuk tanah yang khas peaty soail
Angin Muson
Bulan Desember-Maret penghujan; angin bertiup dari Barat Daya dengan
kecepatan tinggi. Musim kemarau, angin bertiup dari arah
Timur Laut dengan kecepatan rendah
Sumber : Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 2006.
4.2.3.3. Hidrologi
Kawasan TNGP merupakan hulu dari DAS Daerah Aliran Sungai Citarum dan DAS Citanduy Bogor. Data keadaan hidrologi kawasan TNGP pada Tabel 8.
berikut. Tabel 9. Data Keadaan Hidrologi Kawasan TNGP
Peta Hidrologi Skala 1:250.000 Direktorat Geologi Tata lingkungan,
1986. Sebagian besar Akuifer daerah tanah langka
Sebagian kecil akuifer produktif sedang Debit air tanah kurang dari 5 liter per detik
Daerah produktif kandungan sumber air tanah
Kaki Gunung Gede, Cibadak-Sukabumi, mutu memenuhi persyaratan air minum disamping
untu irigasi Akuifer terpenting
Bahan lepas hasil produk gunung berapi seperti lahar dan lava vesikuler
Hidrologi 58 sungai dan anak sungai:
Bogor: 17 sungai dan anak sungai Cisadane, Cisarua, Cimande, Cibogo dan Ciliwung
Cianjur: 20 sungai dan anak sungai Cikundul, Cimacan, Cibodas, Ciguntur, Cisarua dan
Cibeleng Sukabumi: 23 sungai dan anak sungai antara lain
Cibeurem, Cipada, Cisagaranteun, Cimahi, Cigunung dan Cipanyairan
Kulitas air Baik, sumber air utama bagi kota-kota sekitarnya
Sumber: Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 2006.
113
4.3. Tipe Ekosistem dan Flora
Secara umum tipe ekosistem kawasan TNGP dibedakan menurut ketinggiannya yaitu, ekosistem Sub Montana
500 .
1 ≤
mdpl, Ekosistem Montana 1.500-2.400 mdpl dan Ekosistem Sub Alpin 2.400 mdpl . Ekosistem hutan
Sub Montana dan Montana memiliki keaneka ragaman hayati vegetasi yang tinggi dengan pohon-pohon besar, tinggi dan memiliki 3 strata tajuk. Strata paling tinggi
30-40 m didominasi oleh jenis litsea spp. Pada ekosistem Sub Alpin, keanekaragaman vegetasinya lebih rendah dibandingkan kedua tipe ekosistem
lain. Vegetasi tipe ekosistem Sub Alpin memiliki strata tajuk sederhana dan yang pendek disusun oleh jenis-jenis pohon kecil kerdil, dengan tumbuhan bawah
yang tidak terlalu rapat. Tinggi pohon tidak lebih dari 10 m, hanya memiliki satu lapisan kanopi yang berkisar antara 4 dan 10 m. Pepohonan di hutan ini
berdiameter kecil dan pada batangnya diselimuti lumut Usnea yang tebal. Keaneka ragaman jenis jauh lebih rendah dibanding dengan tipe hutan lain. Selain
3 tiga tipe ekosistem utama tersebut ditemukan beberapa tipe ekosistem khas lainnya yang tidak dipengaruhi oleh ketinggian tempat, ekosistem tersebut adalah
ekosistem rawa, ekosistem kawah, ekosistem alun-alun, ekosistem danau dan ekosistem hutan tanaman.
Kawasan TNGP memiliki potensi kekayaan flora yang tinggi. Kurang lebih
1.000 jenis flora dengan 57 famili ditemukan dikawasan ini, yang tergolong tumbuhan berbunga Spermatophyta 925 jenis. Tumbuhan paku 250 jenis, lumut
123 jenis dan jenis ganggang, Spagnum, Jamur dan jenis-jenis Thalophyta lainnya. Pohon rasamala terbesar dengan diameter batang 150 cm dan tinggi 40 m
114 dapat ditemukan disekitar jalur pendidikan wilayah Resort Cibodas. Jenis puspa
terbesar dengan diameter 149 cm ditemukan di jalur pendakian Salabintana- Gunung Gede, dan pohon jamuju terbesar di wilayah Resort Bodogol. Kawasan
ini juga memiliki jenis-jenis unik dan menarik, diantaranya si pembunuh berdarah dingin kantung semar Nephentes gvmnamphora; saudara si bunga
bangkai Rafflesia rochusseni , si bunga sembilan tahun Strobilanthus cernua. Kawasan TNGP kaya dengan jenis anggrek, tercatat 199 jenis anggrek di
kawasan ini. Saat ini telah dilakukan pemetaan sebaran beberapa jenis flora yang ada di kawasan Taman Naional Gunung Gede Pangrango TNGP.
4.4. Potensi Kawasan dan Sarana Pendukung
Sebagai kawasan konservasi yang memiliki peran penting dalam mewujudkan pelestarian jenis satwa, tumbuhan dan ekosistem yang bermanfaat
bagi masyarakat, TNGP mengembangkan program-program yang menunjang fungsi dan tujuan konservasi diantaranya yaitu pengembangan wisata dan rekreasi
alam; pengamanan kawasan; rehabilitasi lahan garapan; pengembangan daerah penyangga; pemetaan; pengembangan database dan informasi; penelitian keaneka
ragaman hayati; dan analisis jenis tumbuhan meliputi ekosistem dan habitatnya. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGP memiliki pesona dan rahasia
alam yang menarik minat setiap orang untuk datang dan melihat dikarenakan sumber daya alam yang khas dan unik baik itu berupa tumbuhan, satwa, ekosistem
dan gejala alamnya yang masih utuh dan asli. Letak kawasan yang strategis berada didaerah puncak yang mudah dicapai dan dikelilingi oleh kota besar seperti
115 Jakarta, Bandung, Bogor dan sebagainya menyebabkan kawasan ini manjadi salah
satu tujuan wisata. Di kawasan ini juga dapat dijumpai sekitar 260 jenis burung, 58 jenis
dilindungi oleh undang-undang, 21 jenis diantaranya endemik Jawa-Bali, termasuk Elang Jawa Spizaetus bartesil. Jenis mamalia yang tercatat hidup
sebanyak 108 jenis, sekitar 15 jenis sudah langka dan dilindungi undang-undang, 3 jenis dari mamalia yang hidup di kawasan ini merupakan endemik di wilayah
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Beberapa jenis satwa langka tersebut diantaranya macan tutul Panthera pardu, kijang Muntiacus muntjak, owa
Hylobates moloc, ajag Cuon alpinu, landak Hystrik javanica, trenggiling Manis javanica dan sigung Mydaus javansis. Kawasan hutan yang juga
dikenal masyarakat sebagai tempat tumbuh flora hutan hujan tropis pegunungan yang kaya akan 900 jenis tumbuhan bunga Spermatophytae, dimana 8 jenis
diantaranya sudah langka dan dilindungi undang-undang dan 3 jenis diantaranya merupakan jenis endemik Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Di kawasn
ini hidup sekitar 400 jenis tumbuhan paku Pteridophytae, lebih dari 114 jenis lumut Bryophytae dan diperkaya oleh berbagai jenis tumbuhan jamur dan
tumbuhan thalus. Salah satu jenis thalus yang endemik di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango adalah Sphagnum gedeanum.
Disamping memiliki keragaman jenis tumbuhan dan satwa yang tinggi, didalam dan sekitar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terdapat berbagai
keindahan dan fenomena alam antara lain landscape, air terjun, goa, kawah, danau, puncak gunung, padang rumput dan sebagainya. Kekayaan dan suasana
116 alam yang nyaman merupakan aset penting dalam upaya pengembangan
ekoturism pariwisata alam di kawasan ini. Di dalam kawasan ini diketahui terdapat 20 jenis air terjun, beberapa diantaranya sudah dikenal luas dan
dikembangkan untuk obyek wisata seperti air terjun Cibeurem Cibodas, air terjun Cibeurem Salabintana, air terjun Curug sawer Situgunung, air terjun
Cipadaranteun Bodogol. Obyek unik lainnya yang terdapat didalam kawasan ini adalah danau dan
rawa pegunungan dengan lokasi antara lain Danau Situgunung di Sukabumi, Telaga Biru di Cibodas, Rawa Gayonggong dan Rawa Denok di Cibodas, dengan
sumber air panas yang dijumpai dikawasan ini berlokasi di blok air panas jalur pendakian pintu Cibodas dan Rawa Denok. Puncak gunung merupakan obyek
yang banyak diminati para pengunjung, puncak gunung yang telah dikembangkan adalah puncak Gede dan puncak Pangrango. Dari puncak Gede banyak obyek
yang dinikmati dan dikunjungi antara lain kawah Gede, alun-alun Surya Kencana padang rumput seluas 51 ha yang banyak ditumbuhi bunga edelwies dan alun-
alun Mandalawangi seluas 5 ha. Selain itu masih banyak terdapat obyek yang menarik seperti goa, salah satunya goa di lereng Gunung Gumuruh yang banyak
dinikmati pengunjung. Goa Ciheulang disekitar air terjun resort Cimungkad yang dihuni oleh burung walet serta goa lalay yang dihuni oleh kalelawar berlokasi di
Cibodas. Dalam menunjang pelasanaan kerjanya Balai TNGP telah memiliki sarana
dan prasarana pendukung untuk kepentingan pengelolaan meliputi sarana pengawasan kawasan pondok jaga dan pos jaga, rekreasi penelitian dan
117 pendidikan lingkungan, visitor centre, information centre, sarana rekreasi Canopy
trail, jalan trail, jembatan kayu, jalan setapak, camping ground , pusat pendidikan konservasi, gazebo, MCK, Mushala, dan perlengkapan kantor lainnya.
Dengan banyaknya fasilitas yang dimiliki TNGP hampir setiap tahunnya jumlah pengunjung meningkat meskipun ada penurunan tidak terlalu drastis, adapun data
pengunjung dapat dilihat pada Tabel 10. sebagai berikut : Tabel 10. Jumlah Pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Jenis Kunjungan
Rekreasi Pendakian
Penelitian Pendidikan
berkemah Lain-lain
Jumlah
Tahun
DN LN DN LN
DN L
N DN L
N DN
LN DN LN DN LN DN+L
N 2002
15,814 378 31,627
756 442 7 2,126 0 356 0 437 195
50,838 1,336
52,174 2003
26,95 1,761 37,031
29 693 18 1,959 15
2,348 0 91 16 68,517 1,974 70,491 2004 60,169
1,129 6,48 0 213 0
1,481 18
4,754 0 3,666
0 76,736 1,147
77,883 2005
25,928 455 28,779 15 128 0 624 0 4,320 124 12,83
9 0 72,618
594 73,212 2006 33,515
363 43,518 7 229 3
510 0 2,435 3 2,714
0 82,921 439 83,360
Sumber: Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 2006. Jumlah pengunjung TNGP dari tahun 2002 hingga tahun 2006 mengalami
kenaikan dan turun mencapai rata-rata 13 per tahun ditingkat kunjungan, dikarenakan adanya perubahan sistem manajemen kawasan dan penutupan
kawasan selama 3 bulan untuk penghijauan.
4.5. Visi dan Misi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango