127 dan binatang mamalia, serangga, binatang melata dan binatang yang hidup di air
dan darat. Pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sangat terbuka sekali bagi yang ingin melakukan kegiatan penelitian di kawasan ini, karena dari
penelitian tersebut adanya timbal balik yang tentunya bermanfaat bagi kedua belah pihak. Bagi perusahan hasil dari penelitian merupakan satu masukan positif
baik berupa evaluasi maupun saran, perkembangan usaha dan penambahan kolesi flora dan fauna yang terdapat disekitar kawasan wisata.
Pengembangan wisata alam Taman Nasional Gunung Gede pangrango kurang optimal dalam hal penanganan sarana dan prasarana pengunjung
dikarenakan keterbatasan anggaran belanja setiap tahunnya dan dilaksanakan dengan skala prioritas, ini dapat dilihat pada beberapa bangunan dan fasilitas
pengunjung yang harus di perbaiki. Pengelolaan yang baik akan mampu meningkatkan konsep wisata alam yang produktif dengan perkembangan industri.
Kebersihan disekitar kawasan wisata harus dapat ditingkatkan lagi, hal tersebut dapat menjadikan pencapaian kepuasan pengunjung. Untuk pengembangan
ekowisata ini memburuhkan sumber daya manusia yang berbekal pendidikan khusus, kemampuan pihak manajemen dalam menetapkan target sasaran dan
menyediakan serta menyajikan paket-paket wisata sesuai dengan potensi yang dimiliki serta promosi yang terus menerus yang pada akhirnya masyarakat sadar
akan hutan konservasi.
5.1.5. Keuangan
Wisata alam Taman Nasional Gunung Gede Pangarango adalah satu hutan konservasi di bawah Departemen Kehutanan. Maka sumber modal untuk sarana
128 prasarana penunjang wisata alam TNGP berasal dari anggaran pemerintah
APBN dan pendapatan negara bukan pajak PNBP melaui daftar isian pelaksaan anggran DIPA. Sebagaimana tertuang didalam Undang-Undang No.1
tahun 2004 tentang perbendaharaan negara, dimana pemerintah menerepkan Unified Budget dalam tahun 2006. Pemantauan dan pengendalian keuangan
dimonitor melalui mekanime sistem akutansi pemerintah pusat. Yang bertanggung jawab terhadap Sistem Akutansi Internal SAI menyangkut dana
arus masuk dan keluar, dalam mengemban fungsi pelaporan keuangan maka pelaksanaan SAI didukung dengan sistem pelaporan secara manual yang
memberikan informasi keuangan dan fisik secara rinci, menurut komponen anggaran belanja masing-masing Mata Anggran Kegiatan MAK pada setiap
penggunaan dan jenis kegiatan masuk kedalam Daftar Isian Penggunaan Anggraran DIPA. Pengembangan wisata alam TNGP membutuhkan anggaran
yang cukup besar namun hingga saat ini belum semuanya terealisasi karena terbatasnya anggaran belanja dari pusat. Permasalahan tersebut tidak menghambat
pengembangan wisata alam TNGP modal awal untuk operasional didapat dari kunjungan wisata TNGP itu sendiri, dengan demikian sumber pemasukan Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango dan negara Pendapatan Negara Bukan Pajak PNBP terbesar berasal dari penjualan tiket masuk kunjungan wisata alam
Taman Nasional Gunung Gede pangrango. Pendapatan dari tiket masuk ini disetorkan ke Negara, Dephut. Pemerintah daerah dan Balai TNGP.
5.1.6. Sistem Informasi Manajemen
129 Wisata alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dalam kegiatan
opersionalnya sudah didukung sistem informasi yang berbasis komputer. Penggunaan sistem komputerisasi hanya sebatas untuk kegiatan pencatatan
keuangan dan administrasi. Sebagai sarana promosi, saat ini Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango mempunyai situs website di
www.tngp.or.id dan E-mail: tngp tngp.or.id dan faximili 0263-0519415. sarana ini digunakan
kegiatan operasional seperti pemesanan tiket booking sebelum melakukan kunjungan ke TNGP dan sarana promosi. Hal ini dilakukan untuk mempelancar
kegiatan operasional.
5.2. Identifikasi Faktor-FaktorEksternal