Hendrik P. Simbolon : Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang DI PT. Central Windu Sejati, 2010.
Pengukuran dimensi tubuh manusia antropometri terbagi dua yaitu : antropometri dinamis dan antropometri statis.
3.3.1.Antropometri Dinamis
Antropometri dinamis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan cirri- ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan
yang mungkin terjadi saat pekerja melaksanakan kegiatannya. Antropometri dinamis disebut juga dengan pengukuran dimensi tubuh fungtional body
dimension. Terdapat 3 kelas pengukuran dinamis yaitu :
1. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan
mekanis dari suatu aktivitas, misalnya mempelajari performansi atlet. 2.
Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat bekerja, misalnya : jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja yang
dilakukan dengan berdiri atau duduk. 3.
Pengukuran variabilitas kerja, misalnya analisa kinetika dan kemampuan jari- jari tangan dari seorang juru ketik atau operator computer.
3.3.2. Antropometri Statis
Antropometri statis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi standar tetap tegak
sempurna. Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran dimensi struktur tubuh.
Hendrik P. Simbolon : Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang DI PT. Central Windu Sejati, 2010.
Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain berat badan, tinggi tubuh dalam posisi duduk ataupun berdiri, ukuran kepala, tinggipanjang
lutut pada saat berdiriduduk, panjang jangkauan tangan dan sebagainya.
3.3.3. Dampak Postur Kerja terhadap Kesehatan
Untuk menghindari sikap kerja yang kurang favourabel ini, pertimbangan- pertimbangan ergonomis menyarankan:
1. Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi
membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang cukup lama. 2.
Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa dilakukan.
3. Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu
yang cukup lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap atau posisi miring.
4. Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau periode
waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi di atas level siku yang normal.
Apabila sikap operator bekerja dengan sikap dan posisi operator maka terjadi sakitcacat seperti terlihat pada Gambar 3.2
Hendrik P. Simbolon : Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang DI PT. Central Windu Sejati, 2010.
Gambar 3.2. Rasa SakitCacat pada Tubuh
3.3.4. Cara Pengukuran dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dimensi
Tubuh Manusia
Dalam antropometri, dimensi yang diukur diambil secara linear dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka
pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu dan tubuh harus dalam keadaan diam.
- Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan
mekanis dari suatu aktivitas -
Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja -
Pengukuran variabilitas kerja.
Hendrik P. Simbolon : Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang DI PT. Central Windu Sejati, 2010.
Media sederhana yang dilakukan untuk keperluan mengukur bentuk dan ukuran tubuh manusia antara lain meliputi:
1. Spreading and silling calipers, digunakan untuk mengukur dalam jarak
pendek misalnya untuk mengukur tebal badan. 2.
Antropometer berupa tongkat meteran dengan dua palang dimana palang yang satu posisinya tetap sementara palang yang lain bisa digerakkan.
3. Tapes, untuk mengukur dalam arah melingkar atau keliling.
4. Kursi ergonomis, untuk mengukur dimensi tubuh manusia dalam posisi
duduk. 5.
Timbangan untuk mengukur berat badan. Dimensi atau ukuran tubuh tiap manusia berbeda-beda, adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia antara lain: 1.
Keacakan Random Walaupun telah terdapat dalam satu kelompok populasi yang sudah jelas sama
jenis kelamin, suku bangsa, kelompok usia dan pekerjaannya namun masih terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara individu yang satu dengan
yang lainnya. Distribusi frekuensi secara statistik dari dimensi kelompok anggota masyarakat jelas dapat diperkirakan menggunakan Distribusi Normal.
2. Jenis Kelamin
Pada umumnya laki-laki memiliki dimensi tubuh yang lebih besar, kecuali pada bagian dada dan pinggul. Selain itu pria dianggap lebih panjang dimensi
segmen badannya dibandingkan wanita.
Hendrik P. Simbolon : Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang DI PT. Central Windu Sejati, 2010.
3. Suku Bangsa
Variasi dimensi tubuh terjadi karena pengaruh etnis. Meningkatnya jumlah migrasi dari suatu negara ke negara lain juga akan mempengaruhi
antropometri secara nasional. 4.
Usia Pada umumnya bertambahnya umur manusia akan menyebabkan semakin
berkembangnya ukuran tubuh. Ukuran tubuh berkembang dari saat lahir sampai umur
±20 tahun untuk pria dan ±17 tahun untuk wanita. Dimensi tubuh manusia akan berkurang setelah umur 60 tahun. Setelah menginjak usia
dewasa, tinggi badan manusia memiliki kecenderungan untuk menurun yang disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang dan gerakan tangan
dan kaki. 5.
Pakaian Karena terjadinya perbedaan iklimmusim menyebabkan manusia memakai
pakaian tertentu sehingga mengubah dimensi tubuh, misalnya pada waktu musim dingin menyebabkan orang memakai pakaian tebal dan ukuran relatif
besar. 6.
Faktor Kehamilan pada Wanita Faktor ini jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti bila
dibandingkan dengan antara wanita yang hamil dengan wanita yang tidak hamil.
Hendrik P. Simbolon : Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang DI PT. Central Windu Sejati, 2010.
7. Cacat Tubuh secara Fisik
Suatu perkembangan yang menggembirakan akhir-akhir ini yaitu dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas untuk para
penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta merasakan kesamaan dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi dalam pelayanan
untuk masyarakat. Adapun pengukuran dimensi tubuh manusia terdiri dari :
1. Posisi Duduk
- Tinggi Duduk tegak TDT, yaitu dengan mengukur jarak vertikal dari
permukaan alas duduk samping ujung atas kepala. Subjek duduk tegak dengan mata memandang lurus ke depan dan lutut membentuk sudut
siku-siku. -
Tinggi Bahu Duduk TBD, yaitu dengan mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung tulang bahu yang menonjol pada
saat subjek duduk tegak. -
Tinggi Mata Duduk TMD, yaitu dengan mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung mata bagian dalam. Subjek duduk
tegak dan memandang lurus ke depan. -
Tinggi Siku Duduk TSD, yaitu dengan mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung bawah siku kanan. Subjek duduk
tegak dengan lengan atas vertikal di sisi badan dengan lengan bawah membentuk sudut siku-siku dengan lengan bawah.
Hendrik P. Simbolon : Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang DI PT. Central Windu Sejati, 2010.
- Tebal Paha TP, yaitu dengan mengukur subjek duduk tegak, ukur jarak
dari permukaan alas duduk samping sampai ke permukaan atas paha. -
Pantat Polipteal PP, yaitu dengan mengukur subjek duduk tegak, ukur jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah
dalam polipteal. Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku- siku.
Pengukuran dimensi tubuh manusia pada posisi duduk dapat terlihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Pengukuran Dimensi Tubuh Manusia Posisi Duduk
Hendrik P. Simbolon : Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang DI PT. Central Windu Sejati, 2010.
2. Posisi Berdiri
- Tinggi Siku Berdiri TSB, yaitu dengan mengukur jarak vertikal dari
lantai ke titik permukaan antara lengan atas dan lengan bawah. Subjek berdiri tegak dengan kedua tangan tergantung secara wajar.
- Panjang Lengan Bawah PLB, yaitu dengan mengukur subjek berdiri
tegak dan tangan di samping, ukur jarak dari siku sampai pergelangan tangan.
- Tinggi Mata Berdiri TMB, yaitu dengan mengukur jarak vertikal dari
lantai sampai ujung mata bagian dalam dekat pangkal hidung. Subjek berdiri tegak dengan memandang lurus ke depan.
- Tinggi Badan Tegak TBT, yaitu dengan mengukur jarak vertikal
telapak kaki sampai ujung kepala yang paling atas, sementara subjek berdiri tegak dengan mata memandang lurus ke depan.
- Tinggi Bahu Berdiri TBB, yaitu dengan mengukur jarak vertikal dari
lantai sampai bahu yang menonjol pada saat subjek berdiri tegak. -
Tebal Badan TB, yaitu dengan mengukur berdiri tegak dan ukur jarak dari dada bagian ulu hati sampai punggung secara horizontal.
Pengukuran dimensi tubuh manusia pada posisi berdiri dapat terlihat pada Gambar 3.4.
Hendrik P. Simbolon : Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang DI PT. Central Windu Sejati, 2010.
Gambar 3.4. Pengukuran Dimensi Tubuh Manusia Posisi Berdiri
3. Posisi Berdiri dengan Tangan ke Depan
- Jangkauan Tangan JT, yaitu dengan mengukur jarak horizontal dari
punggung samping ujung jari tengah dan subjek berdiri tegak dengan betis, pantat, dan punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan
secara horizontal ke depan. Pengukuran dimensi tubuh manusia pada posisi berdiri dengan tangan ke
depan dapat terlihat pada Gambar 3.5.
Hendrik P. Simbolon : Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang DI PT. Central Windu Sejati, 2010.
Gambar 3.5. Pengukuran Dimensi Tubuh Manusia Posisi Berdiri dengan Tangan ke Depan
4. Posisi Duduk Menghadap ke Depan
- Lebar Pinggul LP, yaitu dengan mengukur subjek duduk tegak dan ukur
jarak horizontal dari bagian terluar pinggul sisi kiri sampai bagian terluar pinggul sisi kanan.
- Lebar Bahu LB, yaitu dengan mengukur jarak horizontal antara kedua
lengan atas dan subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan.
Pengukuran dimensi tubuh manusia pada posisi duduk menghadap ke depan dapat terlihat pada Gambar 3.6.
Hendrik P. Simbolon : Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang DI PT. Central Windu Sejati, 2010.
Gambar 3.6. Pengukuran Dimensi Tubuh Manusia Posisi Duduk Menghadap ke Depan
5. Posisi berdiri dengan kedua lengan direntangkan
- Rentangan Tangan RT, yaitu dengan mengukur jarak horizontal dengan
ujung jari terpanjang tangan kiri sampai ujung jari terpanjang tangan kanan direntangkan horizontal sampai sejauh mungkin.
Pengukuran dimensi tubuh manusia pada posisi berdiri dengan kedua lengan direntangkan dapat terlihat pada Gambar 3.7.
Hendrik P. Simbolon : Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang DI PT. Central Windu Sejati, 2010.
Gambar 3.7. Pengukuran Dimensi Tubuh Manusia Posisi Berdiri dengan Kedua Lengan Direntangkan
6. Pengukuran Jari Tangan
- Panjang Jari 1,2,3,4,5 PJ 1,2,3,4,5, yaitu dengan mengukur masing-
masing pangkal ruas jari sampai ujung jari. Jari-jari subjek merentang lurus dan sejajar.
- Pangkal ke Lengan PKL, yaitu dengan mengukur pangkal pergelangan
tangan sampai pangkal ruas jari. Lengan bawah sampai telapak tangan subjek lurus.
- Lebar Jari 2,3,4,5 LJ 2,3,4,5, yaitu dengan mengukur dari sisi luar jari
telunjuk sampai sisi luar jari kelingking dan jari-jari subjek lurus merapat satu sama lain.
- Lebar tangan LT, yaitu dengan mengukur sisi luar ibu jari sampai sisi
luar jari kelingking.
Hendrik P. Simbolon : Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang DI PT. Central Windu Sejati, 2010.
Pengukuran jari tangan dapat terlihat pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8. Pengukuran Jari Tangan
7. Berat Badan BB, yaitu bobot berat yang dimiliki oleh tubuh seseorang.
3.3.5. Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan ProdukFasilitas Kerja