Bahan Baku Bahan Penolong

Hendrik P. Simbolon : Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang DI PT. Central Windu Sejati, 2010. Dari Tabel di atas terlihat bahwa satuan yang digunakan untuk ukuran udang adalah pcslbs. Satuan ukuran udang ini pada umumnya digunakan konsumen dalam melakukan pemesanan terutama konsumen luar negeri, walaupun perusahaan tidak menutup kemungkinan untuk dilakukannya pemesanan dengan ukuran udang pcskg.

2.5.2. Bahan Yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi dapat dikelompokkan atas bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

2.5.2.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang diproses dan memiliki persentase terbesar dalam produk akhir. Bahan baku yang digunakan oleh PT. Central Windu Sejati dalam pembuatan produk adalah udang segar dari jenis: a. Udang tiger Penaeus Monodon b. Udang Swallow Metapanaeus Monoceros Bahan baku ini diperoleh dari beberapa pemasok udang, dimana berdasarkan sumbernya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu: a. Udang laut Udang tradisi b. Udang tambak Udang Intensif Udang merupakan spesies hewan air yang tergolong ke dalam phylum Invertebrata, kelas Decapoda dan Family Panaideae. Tubuh udang terbagi dari Hendrik P. Simbolon : Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang DI PT. Central Windu Sejati, 2010. bagian atas yaitu cepholothorax merupakan gabungan antara kepala, dada serta perut, dan bagian ekor. Seluruh bagian tubuh beserta anggotanya terdiri dari ruas- ruas segmen. Kepala-dada terdiri dari 13 ruas, yaitu kepala 5 ruas dan dada 8 ruas. Sedangkan bagian ekor terdiri dari 6 ruas. Bagian kepala udang memiliki berat antara 36 – 49 , bagian daging antara 24 – 41 dan bagian kulit antara 17 – 23 dari berat total badannya. Dewasa ini udang windutiger merupakan jenis udang yang paling banyak dibudidayakan karena spesies ini memiliki ukuran cukup besar dan rasanya manis. Udang jenis ini memiliki ciri-ciri kulit tebal, berwarna abu-abu kebiruan dan memiliki cincin yang berwarna gelap. Dalam proses produksi, udang ini akan dibedakan berdasarkan warna hitam black dan biru blue. Warna hitam dibagi lagi menjadi first black, second black dan white black sedangkan warna biru blue dibedakan atas blue dan white blue. Penggolongan ini hanya berlaku untuk udang pasokan dari tambak, sedangkan udang laut hanya dikenal udang dengan warna hitam. Pembedaan ini dilakukan untuk menambah nilai estetika produk.

2.5.2.2. Bahan Penolong

Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan dalam proses produksi yang fungsinya untuk memperbaiki kualitas produk serta membantu proses produksi agar produk dapat dihasilkan sesuai dengan yang ditetapkan. Dalam produksi, bahan penolong sangat dibutuhkan dalam proses produksi. Bahan penolong ini dibutuhkan dalam jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan bahan baku. Hendrik P. Simbolon : Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang DI PT. Central Windu Sejati, 2010. Bahan penolong memegang peranan yang cukup penting dalam proses pengolahan untuk memperlancar proses produksi dan menjaga agar kondisi udang tetap segar. Bahan penolong yang digunakan antara lain: 1. Air, digunakan untuk: a. Membilas dan membersihkan udang, serta menjaga kesegaran udang. b. Media pemindahan udang dari satu tempat ke tempat berikutnya. c. Proses sterilisasi udang yaitu: perendaman udang dalam air yang telah dicampur dengan Khlorin. d. Campuran bahan kimia STPP Sodium Tri Poly Phospat yang digunakan selama pengolahan, khususnya udang Peeled. e. Proses pembekuan, khususnya pembekuan udang dalam bentuk blok. f. Sanitasi ruangan, peralatan dan perlengkapan kerja serta mesin. Air diperoleh dari sumur bor yang dibangun oleh perusahaan di lokasi pabrik dan PDAM Tirtanadi Medan. 2. Khlorin Khlorin merupakan bahan kimia yang digunakan dalam proses desinfeksi yang bertujuan untuk mematikan bakteri-bakteri. Bakteri-bakteri yang biasanya ada adalah Pseudomonas, Achromobacter, Flavobacterium, Alcaligenes dan Arthrobacter. Bakteri ini dapat hidup hingga suhu -5 o C dan pada suhu ini bakteri akan membentuk pertahanan tubuh sehingga digunakan larutan khlorin dengan kandungan yang cukup tinggi pada tahap awal proses pengolahan. Larutan khlorin juga digunakan untuk membilas udang, sterilisasi peralatan Hendrik P. Simbolon : Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang DI PT. Central Windu Sejati, 2010. pengolahan serta sarung tangan dan sepatu pekerja dengan konsentrasi yang berbeda-beda.

2.5.2.3. Bahan Tambahan