tahu dan dia orang asli situ. Nah selama temuan produksi itu, banyak yang menarik yaitu, ketika tahu-tahu di kawasan muara ini terletak di
Rangkasbitung di daerah. Yang dimana banyak pabrik tahu, nah si Kiwong ini sebagai pembawa.salah satu pembawa tahu-tahu ini keluar
Rangkasbitung, karena dia berjualan di kereta itu. kreta penghubung dengan Jakarta, di jualan dari siang sampai malam pulang. Dan
rutinitasnya seperti itu, dan dia menemukan berbagai macem cerita yang seperti ketemu oranglah, seperti meeting points, karena dia ketemu
dengan banyak orang yang berantem, belum lagi dengan para petugasnya keretanya sendiri, jadi seperti pergulatan di kretanya.
33. Itu realias sebenarnya seperti itu om?
- Iya itu realitasnya seperti itu, karena yaa…dia harus berjualan tahu.
Intinya dia harus berjualan untuk memenuhi hidupnyakan, dan bukan hanya tahu aja di kreta itu, ada pedagang laian, dan belum lagi dengan
penjual tahu yang lain. Dia harus bersaing. Dan juga harus umpet- upetan dengan petugas kreta, karena sebenernya itu tidak boleh juga,
jualan di atas kreta. Belum lagi bertemu crita-crita dengan penumpang. ya mungkin itudapat dikatakan sebagai pengalaman pribadinya yang
kita coba kasih di Dongeng Rangkas.
34. Dalam mengkonstruksi realitas itu kenapa menggunakan film dokumenter feature dalam mediumnya? Bukan dokumenter yang
lain? Apa tujuanya?
- yaa…sebenernya kan, kalau dilihat dari idenya dan temuan-temuanya,
dari ide dan temuanyanya lebih baik jadi cerita itu, ya maksud gue dokumenter bercerita featureitu.
a. Menurut lo feature itu seperti apa, apa seperti dokumenter yang
lain, atau mendekati fiksi?
hemmm…gimana ya, sebenernya panjang. Gampangnya ini aja, lo seperti ngebuat. Intinya kita membuat dokumenter yang sama dengan
tivi gitu, dengan melakukan atvokasi, atau membikin-bikin bahwa ini apa namanya…sedih atau apa? Feature dsini lebih bercerita dengan
gambar, obrolan, atau dengan gambar-gambar yang ada, jadi kalau gue melihat feature menjadi bentuk yang efektif menyampaikan cerita
di dokumenter ini.
35. Apa motivasi dan tujuan menganggat realitas sosial penjual tahu?
- Ya senernya pas membuat tidak tahu motivasi dan tujuanya. Kalau untuk
penjual tahu tidak ada tujuanya. Jujur. Tapi kalau untuk penjual tahu, itu termasuk ekonomi yang cukup besar, pengaruh, karena di Rangkas
banyak pabrik tahu selain terkenalnya berjualan bambo.
a. Kenapa tidak penjual bambu aja?
Ya itu tadi karena temannya tadi ada si Iron dan music metal, dan ide dasarnya itu. Kalau bambu itu mungkin bisa, karena kedekatanya
dengan Iron dan kiwong dan menemukan hal-hal yang lain tentang penjual tahu ini. tapi kalau tujuanya dokumenter ini untuk saidjah
forum, untuk meningkatkan kapasitas, ini menjadi film mereka, dan
menjadi bahan mereka menjadi posisi mereka di Rangkas dan di luar Rangkas. Dengan film tentang daerahnya sendiri yang baik.
b. Untuk edukasi untuk orang lain tidak?
Itu tergantung orang yang menontonya, dan menginterpretasikannya.
36. Pesan apa yang ingin disampaikan kemasyarakat?
Pesanya ya sebenrnya tentang filmnya aja, jadi bukan ide dari tukang tahu, tetapi film itu bukan seperti yang ada di tv, penjual tahu yang sedih
dan ini itu, cuman ini kayak ngebangun optimis, atau kita ngebuatnya selalu begitu. Film itu bukan seperti barang dagangan untuk dijual,
namun sebagai informasi atau sebagai… ya maksud gue, ya gampangnya adalah Film punya bahasa sendiri yang orang lain bisa
menginterpretasikan jauh dari yang ada. Sepertinya intinya bukan televisi atau bukan barang daganganlah. Eksploitasi subjek-ubjek yang
ada dalam filmnya.
37. Bugeting dalam memproduksi film ini bagaimana?
- Tadi gue bilang ini adalah upgrading, bohong kalau tidak ada buget
sama sekali. Ya ada tapi minim, kalau untuk dibuat film dokumenter panjang seperti ini, feature panjang, itu bisa dikategorikan minim, tapi
e…karena ini upgrading dan program akumassa, akumassa dari Forum Lenteng ada bisaya dari situ, punya funding jadi ada biaya.walaupun
tidak besar tapi ada biayanya untuk peoduksi sampai distribusi film ini.
a. Proses distribusinya seperti apa?