merupakan akhir atau penutup dari skripsi ini yang berisikan

menangkap dirinya sendiri, dan menghasilkan suatu dunia. Dengan kata lain manusia menemukan dirinya sendiri dalam satu dunia. Kedua objektivasi yaitu interaksi sosial yang terjadi dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi. 3 Yang mana proses tersebut merupakan hasil dari proses eksternalisasi manusia tersebut. dari proses tersebutlah akan menghasilkan realitas objektif yang dapat menghadapi sang penghasil itu sendiri sebagai suatu faksilitas yang berada diluar dan berbeda dengan manusia yang menghasilkannya. Lewat proses objektivasi ini, masyarakat menjadi realitas suigeneris berbeda dengan yang lainya. Lewat eksternalisasi kebudayaan manusia akan menghasilakan suatu alat untuk menunjang kehidupanya, serta kebudayaan non-materiil seperti halnya dalam bentuk bahasa. Alat dan bahasa tersebutlah merupakan hasil dari proses ekternalisasi manusia berhadapan dengan dunia. Hasil dari manusia itulah merupakan realitas objektif. Bahkan ia dapat menghadapi manusia sebagai penghasil produk kebudayaan, kebudayaan yang telah berstatus realitas objektif. Yang mana hal tersebut berada diluar kesadaran manusia, ada “disana” bagi setiap orang. Realitas objekif tersebut berbeda halnya dengan kenyataan subjekif perorangan. Ia menjadi sebuah kenyataan yang empiris dan dapat dipahami oleh setiap manusia. 3 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, Jakarta:Prenada Media Group, h.15 Ketiga adalah internalisasi merupakan proses individu mengidentivikasi dirinya sendiri terhadap lemabaga sosial dimana dia tinggal. Dengan kata lain internalisasi merupakan proses penyerapan kemabali dunia objektif kedalam kesadaranya sehinga subjektif individu terpengaruh terhadap struktur dunia sosial. Berbagai unsur dari produk dunia yang terobjektifkan akan tertangkap menjadi gejala realitas diluar kesadaran, serta menjadi gejala internal untuk kesaranya sendiri. Melalui proses internalisasi tersebutlah manusia menjadi hasil dari masyarakat. Selain itu, bagi Berger realitas tidak dibentuk secara ilmiah, dan tidak juga diturunkan oleh Tuhan. Akan tetapi realitas merupakan hasil bentukan dan dikosntruksi oleh manusia itu sendiri. Dengan kata lain manusia mengkonstruksi realitas yang ada dalam masyarakat tersebut. Atas dasar pemahaman itu realitas bersifat dinamis, dan berwajah ganda atau plural. Dan setiap orang akan memiliki konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Hal tersebut didasari oleh pengalaman, prefensi, pendidikan, lingkungan dan pergaulan antara satu individu dengan individu yang lain berbeda, sehingga akan menafsirkan realitas sosial itu dengan konstruksinya masing-masing. 4 Dalam tiga proses tahapan Eksternalisasi, Objektivasi, dan Internalisasi tersebut, masyarakat mengkonstruksi sendiri realitas sosial yang ada dalam masyarakat. Realitas yang bersifat objektif dan sebujektif. Realitas objektif terjadi akibat proses eksternalisasi individu terhadap 4 Eriyanto, Analisis Framing, Yogyakarta: Lkis Group, 2002 h. 16-17