Alur Features dalam Film Dokumenter Dongeng Rangkas

73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam penelitian yang mengangkat tema konstruksi atas realitas kehidupan penjual tahu dalam film features dokumenter dongeng rangkas, yang menceritakan bagaimana kehidupann masyarakata penjual tahu di daerah Rangkasbitung. Penelitian ini di lihat dari dua gagsan yang berada dalam film, yaitu bagaimana mereka menjalani hidup sebagai penjual tahu tanpa melupakan mimpi mereka. Mimpi seorang Iron yang ingin tetap mengekspresikan diri pada musik metal ‘underground’ dengan tetap tergabung dalam grub band monster. Serta mimpi Kiwong yang ingin memperbaiki hidup agar lebih baik dari kehidupan sebelumnya. Tradisi masyarakat Rangasbitung sebagai penjual tahu pada akhirnya memperngaruhi sebagian besar masyarakat untuk membuat dan menjual tahu sebagai pekerjaaan turun temurun masyarakat itu, dari penjelasan tersebut maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kehidupan Penjual Tahu Sebagai Wujud Konstruksi Realitas Sosial Dalam hal ini kehidupan mengenai komuitas penjual tahu yang menjadi tradisi turun temurun masyarakat Rangkasbitung merupakan wujud konstruksi realitas sosial. Hal ini karena seorang individu dipengaruhi oleh kelompok masyarakat untuk mengikuti kebudayaan yang telah ada melalui beberapa proses eksternalisasi, objektivikasi, dan Internalisasi. Proses tersebut lah yang akhirnya membentuk sebuah realitas sosial, dimulai dari individu mengidentifikasikan diri dengan lingkungan, lalu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyerap kembali keadaan yang ada di lingkungan sekitar. 2. Faktor yang Memengaruhi Konstruksi Realitas Sosial Adapaun faktor yang memengaruhi kehidupan penjual tahu sebagai konstruksi realitas sosial adalah kondisi pendidikan, kondisi sosial dan juga ekonomi. a. Kondisi Pendidikan Dalam suatu konstruksi realitas sosial tentu saja faktor pendidikan juga berperan dalam pembentukan realitas sosial dimasyarakat penjual tahu dalam film features dokumenter dongeng rangkas yang bercerita tentang kehidupan penjual tahu. b. Kondisi Sosial Kondisi sosial tentu merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap konstruksi realitas sosial yang terbentuk dalam masyarakat penjual dan pembuat tahu di daerah Rangkasbitung. c. Kondisi ekonomi Sebagian masyarakat Rangkasbitung yang berprofesi menjadi pembuat dan penjual tahu dikatakan sederhana, karena memiliki penghasilan yang tidak menentu. Pendapatan mereka bergantung pada omset penjualan tahu hari itu juga. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa masyarakat Rangkasbitung khususnya Kiwong dan Iron aktor dan penjual tahu, mereka berdua lahir dari keluarga penjual tahu dan masyarakat yang mayoritas adalah penjual tahu. Hal tersebut membuat kedua tokoh ini mengidentifikasikan diri dengan lingkungan dengan mulai bekerja sebagai penjual tahu, melakukan penyesuaian dengan masyarakat sekitar yang menjual tahu mereka ke luar Rangasblitung dan pada akhirnya mereka menyerap kembali keadaan mereka sebagai penjual tahu yang turun temurun dari keluarga meskipun mereka memiliki mimpi yang berbeda. Hal itu merupakan konstruksi realitas film yang bersifat objektif karena dalam film sutradara tidak mengubah realitas yang sudah ada, namun mengkonstruksi kembali ke dalam medium yang berbeda, serta bersifat subjektif dikarenakan adanya proses internalisasi sutradara dalam melihat realitas objektif tersebut. 3. Alur Features dalam Film Dokumenter Dongeng Rangkas Alur features dalam film dokumenter Dongeng Rangkas memperlihatkan aspek human interst, Kiwong menceritakan di masa mudanya dia belajar di pesantren agar mendapatkan ilmu kebal, merantau ke Jakarta, atau mabok dengan minum autan. Contoh lain, misalnya Iron shalat sedangkan dia adalah seoraang pemusik metal undergound, Iron mandi di sungai sambil berkata “ngopi di sungai asyk nih”, atau Iron yang menceritakan kesukaanya pada musik metal underground dan bagi lak-laki penjual tahu ini musik adalah anugrah dari Tuhan, serta kepuasan yang didapat dari bermusik. Unsur lain yang memperlihatkan alur features dalam film tersebut adalah adanya lead yang menggambarkan perkenalan tempat seperti pabrik tahu, stasiun, dan pasar serta perkenalan tokoh Iron dan Kiwong. Unsur kedua body cerita yang menggambarkan kegiatan kedua tokoh dengan kehidupan sosial mereka. Unsur ketiga adalah ending yang digambarkan dengan kereta yang memperlihatkan suasana perkampungan yang diambil dari dalam kereta. Film dokumenter Dongeng Rangkas membicarakan musik metal underground, namun berangkat dari cerita kehidupan penjual tahu di Rangkasbitung, sehingga dalam film tersebut banyak data pendukung untuk memperkuat cerita dan gagasan yang ingin disampaikan oleh para pembuatnya. Hal tersebut yang menjadikan film dokumenter Dongeng Rangkas tidak mudah basi.

B. Saran

1. Di masa depan pembuat film dokumenter harus lebih mengedepankan fungsi dalam pembuatan film dokumenter. 2. Untuk para pembuat film dokumenter lainnya, mereka harus melakukan riset yang lebih mendalam dalam membuat film dokumenter, serta melakukan pendekatan terhadap subjek yang ingin dibuat menjadi film.