penjual tahu ini musik adalah anugrah dari Tuhan, serta kepuasan yang didapat dari bermusik.
Unsur lain yang memperlihatkan alur features dalam film tersebut adalah adanya lead yang menggambarkan perkenalan tempat seperti
pabrik tahu, stasiun, dan pasar serta perkenalan tokoh Iron dan Kiwong. Unsur kedua body cerita yang menggambarkan kegiatan kedua tokoh
dengan kehidupan sosial mereka. Unsur ketiga adalah ending yang digambarkan dengan kereta yang memperlihatkan suasana perkampungan
yang diambil dari dalam kereta. Film dokumenter Dongeng Rangkas membicarakan musik metal
underground, namun berangkat dari cerita kehidupan penjual tahu di Rangkasbitung, sehingga dalam film tersebut banyak data pendukung
untuk memperkuat cerita dan gagasan yang ingin disampaikan oleh para pembuatnya. Hal tersebut yang menjadikan film dokumenter Dongeng
Rangkas tidak mudah basi.
B. Saran
1. Di masa depan
pembuat film dokumenter harus lebih
mengedepankan fungsi dalam pembuatan film dokumenter. 2. Untuk para pembuat film dokumenter lainnya, mereka harus
melakukan riset yang lebih mendalam dalam membuat film dokumenter, serta melakukan pendekatan terhadap subjek yang
ingin dibuat menjadi film.
77
DAFTAR PUSTAKA
Aufderheide, Patricia. Documentary Film a very short introduction, New York: Oxford University Press, 2007.
Arvon, Henri. Estetika Marxis, Yogyakarta: Rasist book, 2010. Berger, Peter L. Thomas Luckman. The Social Construction of Reality, a
Trease in the Sociologicl of Knowledge, New York: Penguin Books, 1966. Bazim, Andre. Sinema Apakah itu?, Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bangsa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996. Bordwell, David. Film Art an Introduction, New York: McGraw-Hill, 2003.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Prenada Media Group, 2007. Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa, Jakarta:Prenada Media Group,
2007. D. A. Peransi, FilmMediaSeni, Jakarta: FFTV-IKJ PRESS, 2005.
Eriyanto. Analisis Framing, Yogyakarta: Lkis Group, 2002. Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2007. Gerzon R. Ayawaila, Dokumenter dari Ide Sampai Produksi, Jakarta: FFTV-IKJ
PRESS, 2008. Hicks, Jeremy. Dziga Vertov Defining Documentary film, London : I.B. Tuoris,
2007. Iswara, Dana. Mengangkat Peristiwa ke Layar Kaca, Jakarta: Lembaga Studi
Pers dan Pengembangan, 2007. Mulyana, Dedi. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008. Nasir, Zulhasril. Menulis untuk dibaca: Feature Kolom, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2010. Prastowo, Andri. Memahami Metode-metode penelitian, Yogyakarta: Ar ruzza
Media, 2001. Polama, Margaret M. Sosiologi Kontenporer, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
2003. Septiawan Santana K. Jurnalisme Kontenporer, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2005. Suhaimi dan Rulli Nasrullah. Bahasa Jurnalistik, Ciputat: Lembaga Penelitian
UIN Jakarta, 2009. Widjaja. Ilmu Komunikasi dan Pengantar Studi, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.
Internet
http:dongengrangkas.akumassa.orgtentang http:badanbahasa.kemdiknas.go.idkbbi
http:akumassa.orgprogram-akumassa http:filmindonesia.or.idarticlehafiz-rancajale-kerja-untuk-sinema-atas-nama-
cinta.T5FzcDItjDE diakses ulang pada 06 September 2013 Pukul 23.10 WIB http:jurnalfootage.netv4artikelfilem-dokumenter-pasca-reformasi-sebuah-
kritik diakses ulang pada 06 September 2013 Pukul 23.15 WIB http:www.jurnalharian.com201301asal-usul-sejarah-film-dokumenter-di.html
diakses ulang pada 05 Agustus 2013 Pukul 23.00 WIB
HASIL WAWANCARA PENELITIAN
Narasumber 1: Badrul Munir Salah satu sutradara film feature Dokumenter Dongeng Rangkas dan juga warga asli Rangkasbitung, Banten
1. Bagaimana realitas sosial menurut anda?
Mungkin dalam hal realitas sosial disini menurut anda adalah realitas kehidupan sosial para pedagang tahu atau masyarakat disekitar para
pedagang tahu. Realitas sosial pedagang tahu adalah kenyataan dalam hal berjuang untuk bertahan hidup, dikarenakan pekerjaan yang lebih baik susah
didapat dan para pedagang tahu mayoritas tidak mempunyai pendidikan tinggi maka menjadi pedagang tahu adalah solusi yang tepat bagi mereka
dalam hal realitasnya.
2. Bagaimana konstruksi realitas sosial itu sendiri?
Kontruksi sosial disini saya kurang mengerti, pertanyaan nya terlalu luas cakupannya. Menurut hemat saya kontruksi sosial adalah sebuah tatanan
kehidupan yang terjadi dimasyarakat dengan berbagai macam tingkatan status sosial disekitarnya.
3. Bagaimana realitas sosial masyarakat penjual tahu di rangkasbitung tempat pembuatan film dongeng rangkas?
Realitas sosial masyarakat penjual tahu dirangkasbitung khususnya di muhara kebon kelapa yang dimana sebagian besar pengambilan gambar
dilakukan, tidaklah begitu terpinggirkan atau terendahkan karena hampir kebanyakan di sana adalah pedagang walaupun bukan hanya pedagang tahu.
Bahkan para pedagang tahu sangatlah bermasyarakat dengan penduduk asli