book value of common share. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan
modal intelektual. Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu:
H
2
: Semakin meningkat pertumbuhan laba perusahaan maka semakin tinggi pengungkapan modal intelektual.
2.15.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Modal
Intelektual
Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan yang dapat diukur dengan total aset, total penjualan, dan total karyawan. Ukuran perusahaan
pada penelitian ini adalah besarnya logaritma natural dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar total aset yang dimilik oleh perusahaan maka
semakin besar pula ukuran perusahaan. Aset yang besar dapat digunakan untuk memenuhi biaya operasional dan investasi perusahaan.
Alasan utama ukuran perusahaan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang lebih besar mempunyai hubungan yang lebih kompleks dan
aktivitas yang lebih banyak dalam penciptaan nilai dibanding dengan perusahaan yang lebih kecil. Besarnya sumber daya yang dimiliki perusahaan dan adanya
kesenjangan informasi merupakan kondisi yang memerlukan pengungkapan informasi yang menyeluruh termasuk modal intelektual perusahaan. Seperti yang
kita ketahui bahwa sumber daya yang dimiliki perusahaan merupakan aset penggerak jalannya operasional perusahaan. Keunggulan kompetitif perusahaan
terletak pada sumber daya yang dimilikinya. Keunggulan kompetitif ini akan meningkatkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan bisa tercermin dari sumber daya pengetahuan, yang dapat berbentuk pelanggan, karyawan, dan teknologi. Perusahaan yang berskala besar
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai track record yang baik dalam dunia bisnis. Sehingga hal yang rasional jika perusahaan berskala besar
lebih banyak mengungkapkan informasi termasuk modal intelektual demi menjaga nilai perusahaan di mata pasar.
Hubungan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan modal intelektual dapat dijelaskan dengan agency theory dan legitimacy theory. Dari
segi agency theory perusahaan yang besar memiliki aktivitas yang lebih banyak dan hubungan yang lebih kompleks akibat dari pendelegasian wewenang. Pihak
manajemen agent dan pemilik perusahaan principal cenderung memiliki konflik kepentingan sehingga meningkatkan biaya agensi. Dengan demikian untuk
mengurangi biaya agensi ini, perusahaan akan secara sukarela melakukan pengungkapkan informasi yang lebih lengkap, termasuk informasi mengenai
modal intelektual Ousama, 2012. Dengan mengungkapkan informasi yang lebih banyak, perusahaan juga membuktikan bahwa telah menerapkan prinsip-prinsip
manajemen perusahaan yang baik Good Corporate Governance terutama prinsip transparansi. Dan hal ini juga akan menjadi poin positif bagi perusahaan yang
mampu meningkatkan nilai perusahaan. Dari segi legitimacy theory Ousama 2012 menyebutkan bahwa
perusahaan berskala besar menjadi lebih terlihat serta diawasi oleh masyarakat
dan pemerintah. Hal ini sesuai dengan pemahaman legitimacy theory, dimana perusahaan harus melaksanakan aktivitas operasional perusahaan yang sah serta
tidak merugikan lingkungan dan masyarakat. Sehingga perusahaan berskala besar mempunyai kewajiban untuk mematuhi norma dan memenuhi harapan masyarakat
di sekitar perusahaan tersebut berada, salah satunya adalah dengan melakukan pengungkapan sukarela.
Ukuran perusahaan yang semakin besar menunjukkan perusahaan mengalami perkembangan sehingga investor merespon positif dan nilai
perusahaan meningkat Soejoko dan Soebiantoro, 2007 dalam Cahya, 2013. Sedangkan perusahaan berskala kecil cenderung tidak melakukan pengungkapan
yang lebih lengkap. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan akan lebih besar dibanding dengan manfaat yang akan diperoleh. Karena pada umumnya
perusahaan kecil masih mengalami persaingan yang ketat dalam mengembangkan bisnisnya.
Logika teori ini didukung dengan hasil penelitian Purnomosidhi 2005 yang mengukur ukuran perusahaan dengan the natural log of total assets dengan
hasil bahwa ukuran perusahaan merupakan variabel yang dapat menjelaskan variasi pengungkapan sukarela modal intelektual dalam laporan tahunan.
Abeysekera dan Guthrie 2006 menyebutkan bahwa ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total asset merupakan determinan yang penting dalam
pengungkapan sukarela. Hasil yang sama juga terdapat pada penelitian White et al 2007 yang mengukur ukuran perusahan dengan natural log of market
capitalization. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan modal intelektual. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Singh et al dalam White et al, 2007 yang
meneliti adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan modal intelektual pada perusahaan gas dan minyak di Australia. Berdasarkan uraian di
atas hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: H
3
: Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin tinggi pengungkapan modal intelektual.
2.15.4 Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan Modal