2.7 Tingkat Utang
Tingkat utang yang dihitung dengan debt to equity ratio menjelaskan proporsi total hutang dibagi dengan ekuitas pemegang saham. Rasio ini digunakan
perusahaan untuk mengukur seberapa besar perusahaan bergantung pada kreditur dalam membiayai aktivitas atau aset perusahaan. Semakin besar tingkat utang
menunjukkan bahwa modal perusahaan sebagian besar dibiayai dari hutang. Sehingga kreditur menuntut adanya keterbukaaan informasi untuk menjamin
utang yang telah diberikan kepada perusahaan. Ada beberapa macam rasio tingkat utang antara lain debt to total assets,
debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, dan time interested earned. Namun, pada penelitian ini menggunakan debt to equity ratio. Debt to equity ratio
menunjukkan seberapa besar persentase penyediaan dana oleh para pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan
semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Brigham et al 2013:140 menyebutkan alasan di balik dampak penggunaan
leverage yaitu: 1.
Bunga dapat menjadi pengurang pajak. Penggunaan utang akan mengurangi kewajiban pajak dan menyisakan laba operasi yang lebih
besar bagi investor. 2.
Jika laba operasi sebagai persentase terhadap aset melebihi tingkat bunga atas utang seperti pada umumnya yang diharapkan, maka
perusahaan dapat menggunakan utang untuk membeli aset, membayar bunga, atau utang dan bonus bagi pemegang saham.
Jensen dan Mecling 1976 dalam Purnomosidhi 2005 mengemukakan bahwa terdapat suatu potensi untuk mentransfer kekayaan dari debthholders
kepada pemegang saham dan manajer pada perusahaan-perusahaan yang tingkat ketergantungannya kepada utang sangat tinggi sehingga menimbulkan biaya
keagenan agency cost yang tinggi. Untuk mengatasi biaya keagenan, manajer dapat melakukann pengungkapan sukarela voluntary disclosure termasuk
informasi mengenai modal intelektual. Dalam konteks teori agensi tradisional, manajer perusahaan diperkirakan memiliki kebijakan akuntansi termasuk
pengungkapan sukarela, karena kewajiban kepada pemberi pinjaman dalam perjanjian hutang yang ada Dhaliwal et al., 1982 dalam White et al, 2010.
2.8 Pertumbuhan Laba