kesejahteraan pemilik perusahaan Jensen dan Mecling, 1976. Tetapi manajemen perusahaan ingin memaksimalkan dirinya dengan mendapatkan insentif atau
keuntungan dari perusahaan. Hal ini menimbulkan adanya konflik kepentingan yang akan menimbulkan biaya agensi. Jensen dan Mecling 1976 mendefinisikan
biaya agensi sebagai jumlah dari : 1.
Pengeluaran monitoring oleh principal 2.
Pengeluaran ikatan oleh agen 3.
Kerugian residual
Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa masalah agensi dapat terkurangi jika persentase saham yang dimiliki oleh manajer besar. Jensen dan
Meckling 1976 menggunakan hutang sebagai pengganti dari kepemilikan manajerial yang bertujuan untuk mengurangi konflik agensi antara manajemen
dengan pemilik perusahaan. Adanya pendelegasian wewenang dari pemilik perusahaan atau pemegang saham kepada manajermen perusahaan menimbulkan
konflik kepentingan. Untuk mengurangi konflik kepentingan ini, pemilik perusahan dapat menuntut kepada manajemen perusahaan untuk melakukan
pengungkapan yang menyeluruh termasuk modal intelektual demi memenuhi kebutuhan informasi para stakeholder guna pengambilan keputusan.
2.3 Signalling Theory
Teori ini menyatakan bahwa perusahaan dengan kinerja yang tinggi menggunakan informasi keuangan untuk mengirim sinyal kepada pasar Spence,
1973. Perusahaan akan selalu berusaha memberikan sinyal berupa informasi positif kepada investor dan pemegang saham dengan menggunakan mekanisme
pengungkapan, salah satunya adalah laporan tahunan perusahaan Oliveira 2006 dalam Cahya 2013:15. Pengungkapan informasi yang lengkap akan
meningkatkan nilai perusahaan dan manajemen juga akan mendapatkan sorotan atas kinerjanya. Oleh karena itu manajemen akan mengungkapkan informasi
secara menyeluruh meskipun tidak diwajibkan atau bersifat sukarela voluntary. Ketika perusahaan memberikan sinyal positif yaitu berupa informasi yang
baik maka pasar juga akan memberikan respon yang positif sehingga nilai perusahaan menjadi baik di mata pasar. Signalling theory menunjukkan
pentingnya informasi perusahaan bagi keputusan investasi pihak luar. Pengungkapan informasi perusahaan yang menyeluruh mampu menjelaskan
kinerja perusahaan baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang. Penyajian informasi yang relevan, lengkap, akurat dan tepat waktu sangat berguna
bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Pada teori ini perusahaan akan menggunakan mekanisme pengungkapan informasi untuk memberikan
sinyal kepada pasar guna mengevaluasi nilai perusahaan.
2.4 Modal Intelektual
2.4.1 Definisi Modal Intelektual
Perkembangan teknologi dan pengetahuan menuntut perusahaan untuk mempunyai keuanggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan global.
Keunggulan kompetitif ini biasanya berupa pengetahuan, teknologi, karyawan dan lain sebagainya yang termasuk dalam modal intelektual.
Terdapat berbagai definisi modal intelektual dari para ahli. Menurut Chartered Institute of Managemnt Accountants CIMA dalam Bhasin 2008
modal intelektual merupakan pengetahuan dan pengalaman, kemampuan professional, hubungan dan kerjasama yang baik, serta kapasitas kemampuan
teknologi. Bukh et al 2001 dalam Bukh et al 2005 mendefinisikan modal intelektual sebagai sumber pengetahuan yang berbentuk karyawan, pelanggan,
proses atau teknologi yang perusahaan dapat menggunakannya untuk proses penciptaan nilai. Dalam praktiknya modal intelektual terdiri dari informasi
keuangan dan non keuangan seperti tingkat perputaran karyawan dan kepuasan pekerjaan, pelatihan, tingkat perputaran pelanggan, kepuasan pelanggan, dan
sebagainya. Purnomosidhi 2005 menyatakan modal intelektual pada tataran
individual meliputi pengetahuan, keterampilan dan bakat. Sebaliknya pada tataran organisasional modal intelektual meliputi database, teknologi, metode-metode,
prosedur-prosedur, dan budaya organisasional. PSAK No. 19 revisi 2009 menyebutkan bahwa entitas sering kali mengeluarkan sumber daya maupun
menciptakan liabilitas dalam perolehan, pengembangan atau peningkatan sumber daya tidak berwujud, seperti, ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan
implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang.
Menurut Ho et al 2012 Istilah modal intelektual mengacu pada semua sumber daya berwujud yang menentukan nilai dan daya saing perusahaan. Dalam
hal ini merupakan sumber pengetahuan dalam bentuk karyawan, pelanggan, proses, dan teknologi, perusahaan yang dapat memobilisasi dalam proses
penciptaan nilai. Abeysekera dan Guthrie 2005 menyebutkan bahwa modal
intelektual perusahaan dapat didefinisikan sebagai bentuk unaccounted capital pada sistem akuntansi tradisional. Dengan demikian, menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki modal intelektual yang mewujud pada aset tidak berwujud. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modal
intelektual adalah kekayaan tidak berwujud yang meliputi pengetahuan, teknologi, karyawan, manajemen proses dalam perusahaan yang merupakan keuanggulan
kompetitif perusahaan dan berguna dalam aktivitas operasional serta penciptaan nilai perusahaan.
2.4.2 Komponen Modal Intelektual
Modal inteleketual terdiri dari beberapa komponen yang dapat dijadikan dasar perusahaan untuk menghadapi persaingan ekonomi dan menciptakan nilai
perusahaan. Menurut Purnomosidhi 2005 terdapat tiga skema yang sering diusulkan dalam penelitian, yaitu skema yang diusulkan Sveiby 1997, Stewart
1997 serta Edvinsson dan Sullivan 1996. Ketiga skema tersebut memiliki elemen yang sama, yaitu modal intelektual pada manusia, modal intelektual yang
melekat pada perusahaan, dan modal intelektual yang terkait dengan pihak eksternal. Ketiganya dapat diringkas pada tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1. Skema Modal Intelektual
Elemen Modal intelektual
yang melekat pada manusia
Modal intelektual yang melekat pada
organisasi Modal intelektual
yang melekat pada hubungan
Edvinsson Human Capital
Organizational Capital
Customer Capital Stewart
Human Capital Structure Capital
Customer Capital Sveiby
Employee Competence
Internal Structure External Structure
Sumber : Purnomosidhi, 2005
Menurut Sawarjuno 2003, intellectual capital terdiri dari tiga element
utama yaitu : 1.
Human Capital. Merupakan sumber inovasi dan pengembangan. Mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan
solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut.
2. Structural Capital atau Organizasional Capital. Merupakan kemampuan
organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan
kinerja intelektual yang optimal, misalnya: sistem operasional perusahaan, proses manufaktur budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua
bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. 3.
Relational Capital atau Customer Capital. Merupakan hubungan yang harmonis yang dimiliki perusahaan kepada mitra. Seperti pemasok,
pelanggan, pemerintah maupun masyarakat.
Dalam penelitian ini digunakan framework dari Sveiby dalam Punomosidhi, 2005. Sveiby mengklasifikasikan modal intelektual ke dalam tiga
kategori yaitu internal structure, external structure dan employee competence. Komponen-komponen dari ketiga kategori tersebut diringkas dalam tabel 2.2
berikut ini.
Tabel 2.2 Framework Modal Intelektual
Internal Structure External Structure
Employees Competence Internal Property
a. Patents
b. Copyrights
c. Trademarks
Infrastructure Assets a.
Management Philosophy
b. Corporate
Culture c.
Information System
d. Management
Process e.
Networking Systems
f. Research
Projects a.
Brands b.
Customers c.
Customer Loyalty
d. Company
Names e.
Distribution Channels
f. Bussiness
Collaborationn g.
Favourable Contracts
h. Finacial
Contacs i.
Licensing Agreements
j. Franchising
Agreement a.
Know-how b.
Education c.
Vocational qualification
d. Work-related
Knowledge e.
Work-related Competence
f. Entrepreneurial
Spirit
Sumber : Punomosidhi, 2005
Dari tabel 2.2 di atas internal structure terdiri dari karakteristik pada perusahaan, external structure mencakup merk dagang dan hubungan perusahaan
dengan pelanggan dan pemasok, sedangkan employee competence meliputi pendidikan dan pelatihan bagi staf atau karyawan perusahaan yang menjadi
penggerak utama aktivitas. Dengan memahami komponen modal intelektual,
perusahaan mampu menyusun strategi untuk menghadapi persaingan ekonomi dan menciptakan nilai perusahaan.
2.5 Pengungkapan Modal Intelektual
Pengungkapan memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan. Apabila dikaitkan dengan data pengungkapan berarti memberikan data yang
bermanfaat kepada pihak yang memerlukan. Menurut Ghozali dan Chariri 2007: 378, tiga konsep pengungkapan yaitu cukup adequate, wajar fair, dan lengkap
full. Cukup artinya pengungkapan minimal yang harus dilakukan agar informasi tidak menyesatkan. Pengungkapan secara wajar menunjukkan tujuan etis agar
dapat memberikan perlakuan yang sama dan bersifat umum bagi semua pemakai laporan keuangan. Pengungkapan yang lengkap mensyaratkan perlunya penyajian
semua informasi yang relevan. Pengungkapan yang dilakukan secara transparan dan jujur akan memenuhi kebutuhan informasi stakeholder. Sehingga kesenjangan
informasi antara pihak manajemen dengan stakeholder dapat diminimalisir. Secara umum tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang
dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda Suwardjono, 2008:
580. Sedangkan secara khusus tujuan pengungkapan yaitu: 1.
Tujuan melindungi. tidak semua pemakai cukup canggih sehingga pemakai yang naïf perlu dilindungi dengan mengungkapkan informasi
yang mereka tidak mungkin memperolehnya atau tidak mungkin mengolah
informasi untuk menangkap substansi ekonomik yang melandasi suatu pos laporan keuangan.
2. Tujuan informatif. Pengungkapan ditujukan untuk menyediakan informasi
yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan pemakai. 3.
Tujuan kebutuhan khusus. Apa yang harus diungkapka kepada publik dibatasi dengan apa yang dipandang bermanfaat bagi pemakai sedangkan
untuk tujuan pengawasan, informasi tertentu harus disampaikan kepada badan pengawas berdasarkan peraturan yang menuntut pengungkapan
secara rinci.
Jika dikaitkan dengan pengungkapan informasi, Suwardjono 2008:583 membedakan pengungkapan menjadi pengungkapan wajib mandatory disclosure
dan pengungkapan sukarela voluntary disclosure. Pengungkapan wajib adalah pengungkapan yang diharuskan oleh standar atau peraturan yang berlaku yang
ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Sedangkan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang tidak diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Kedua jenis
pengungkapan ini bisa ditemukan pada laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan.
Pengungkapan modal intelektual sampai saat ini merupakan pengungkapan sukarela voluntary. Belum adanya standar atau peraturan resmi yang mengatur
tentang pengungkapan modal intelektual menyebabkan sulitnya mengidentifikasi item-item apa saja yang merupakan komponen modal intelektual. Hal ini juga
menyebabkan masih rendahnya kesadaran perusahaan untuk mengungkapkan modal intelektual yang dimiliki sebagai keuanggulan kompetitif perusahaan.
Menurut Bruggen et al 2009 pengungkapan modal intelektual mampu mengurangi asimetri informasi untuk menurunkan biaya modal dan meningkatkan
citra perusahaan serta mampu meningkatkan nilai relevansi laporan keuangan. Sulitnya pengindentifikasian, pengukuran dan pelaporan modal intelektual
menyebabkan berkembanglah indeks yang mampu mengidentifikasi item-item apa saja yang merupakan kekayaan intelektual perusahaan yang disebut ICDIndex. Di
antaranya yaitu indeks yang dikembangkan oleh Bukh et al 2005 dan White et al 2007.
Indeks yang dikembangkan Bukh et al 2005 terdiri dari 78 item yang dibagi menjadi 6 kategori yaitu employees 27 item, customer 14 item,
information technology 5 item, processes 8 item, research and development 9 item, dan strategic statement 15 item. Sedangkan indeks yang dikembangkan
oleh White et al 2007 terdiri dari 56 item yang terbagi menjadi 5 kategori yaitu employees 24 item, customers 8 item, information technology 5 item,
processes 8 item, dan strategic statement 11 item. Modal intelektual tidak dapat dikuantifikasikan pada neraca, karena sulit
untuk diukur. Sehingga pengungkapan modal intelektual dituangkan dalam informasi tambahan berupa laporan tahunan perusahaan yang sudah
dipublikasikan. Dengan melakukan pengungkapan modal intelektual perusahaan dapat mengurangi adanya asimetri informasi antara agent dan principal;
meningkatkan kepercayaan para stakeholder yaitu ketika perusahaan melakukan pengungkapan secara penuh maka akan meningkatkan kepercayaan para
stakeholder tentang kinerja perusahaan karena kepercayaan stakeholder
merupakan investasi jangka panjang perusahaan dan juga sebagai media pemasaran perusahaan.
Jenkin’s Report dalam Bozzolan et al, 2003 mengusulkan kerangka kerja pengungkapan sukarela berdasarkan kebutuhan informasi investor dan kreditur.
Laporan tersebut menyajikan luas pengungkapan informasi diurutkan ke dalam lima kategori yaitu:
1. Data keuangan dan non keuangan;
2. Analisis manajemen data keuangan dan non keuangan;
3. Informasi masa depan;
4. Informasi tentang manajer dan pemegang kepentingan; dan
5. Latar belakang perusahaan.
Analisis empiris dari praktik pengungkapan laporan keauangan FASB, 2001 menambahkan dimensi modal intelektual ke dalam lima kategori dari
Jenkins report. Era ekonomi baru yaitu ekonomi berbasis pengetahuan dan teknologi, dalam aktivitasnya perusahaan lebih tergantung pada modal tidak
berwujud dibandingkan dengan modal berwujud dalam menciptakan nilai Abeyysekera, Indra 2006. Pengungkapan informasi secara menyeluruh baik
informasi keuangan maupun non keuangan menjadi sangat penting guna pengambilan keputusan. FASB menyebutkan pelaporan keuangan mencakup tidak
hanya laporan keuangan tetapi juga media pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan informasi yang disediakan oleh
sistem akuntansi yaitu informasi tentang sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain-lain Ghozali dan Chariri, 2007: 382.
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Modal Intelektual