Jensen dan Mecling 1976 dalam Purnomosidhi 2005 mengemukakan bahwa terdapat suatu potensi untuk mentransfer kekayaan dari debthholders
kepada pemegang saham dan manajer pada perusahaan-perusahaan yang tingkat ketergantungannya kepada utang sangat tinggi sehingga menimbulkan biaya
keagenan agency cost yang tinggi. Untuk mengatasi biaya keagenan, manajer dapat melakukann pengungkapan sukarela voluntary disclosure termasuk
informasi mengenai modal intelektual. Dalam konteks teori agensi tradisional, manajer perusahaan diperkirakan memiliki kebijakan akuntansi termasuk
pengungkapan sukarela, karena kewajiban kepada pemberi pinjaman dalam perjanjian hutang yang ada Dhaliwal et al., 1982 dalam White et al, 2010.
2.8 Pertumbuhan Laba
Laba merupakan salah satu indikator utama bagi keberhasilan manajemen dan operasional suatu perusahaan. laba merupakan pendapatan perusahaan setelah
dikurangi biaya-biaya. Laba bersih net profit adalah pendapatan perusahaan perusahaan setelah dikurangi bunga dan pajak. Setiap perusahaan mencoba untuk
memperoleh laba yang maksimal. Karena laba yang semakin meningkat memberikan sinyal peningkatan kinerja perusahaan secara umum kepada investor
sedangkan laba yang menurun memberikan sinyal penurunan kinerja perusahaan kepada investor.
Ikatan Akuntan Indonesia IAI mendefiniskan laba sebagai kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Ghozali dan Chariri, 2007 : 350 menyebutkan informasi tentang laba perusahaan berguna untuk:
1. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam
peruahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian rate of return on invested capital
2. Sebagai pengukur prestasi manajemen
3. Sebagai dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu
ekonomi 5.
Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus 6.
Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan 7.
Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran 8.
Sebagai dasar pembagian deviden
Melihat kegunaan laba di atas tentulah berbagai pihak menginginkan adanya keterbukaan informasi dari perusahaan. Penyajian laba melalui laporan
keuangan menunjukkan kinerja perusahaan dengan mengorbankan berbagai sumber daya.
Salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan adalah pertumbuhan laba. Rasio ini menggambarkan tingkat pertumbuhan laba di setiap tahunnya.
Pertumbuhan laba perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan akan eksistensi usahanya dalam perkembangan ekonomi. Menurut Angkoso 2006
dalam Simarmata 2010 pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu antara lain:
1. Besarnya perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan, maka
pertumbuhan laba diharapkan semakin tinggi. 2.
Umur perusahaan. Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih
rendah. 3.
Tingkat utang. Jika perusahaan memiliki tingkat utang yang tinggi, maka manajemen cenderung memanipulasi laba sehingga dapat
mengurangi ketepatan pertumbuhan laba. 4.
Tingkat penjualan. Semakin tinggi tingkat penjualan maka semakin tinggi pula pertumbuhan laba.
5. Perubahan laba masa lalu. Semakin besar perubahan laba masa lalu,
semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.
2.9 Ukuran Perusahaan