tidak berwujud. Terlebih jika perusahaan sudah mempunyai tempat di masyarakat, struktur bisnis perusahaan kompleks dan sebagian modal perusahaan berasal dari
pihak eksternal maka pihak manajemen harus lebih luas dan lengkap dalam mengungkapkan informasi perusahaan. Berdasarkan uraian di atas kerangka
pemikiran teoritis dalam penelitian ini tersaji pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Model Teoritis
2.15 Pengembangan Hipotesis Penelitian
2.15.1 Pengaruh Tingkat Utang terhadap Pengungkapan Modal Intelektual
Tingkat utang merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan bergantung pada dana dari kreditur dalam membiayai investasi. Tingkat utang
pada penelitian ini menggunakan rasio total hutang dibanding dengan total modal Pengungkapan Modal
Intelektual ICD Tingkat Utang
LEV Pertumbuhan Laba
EG Ukuran Perusahaan
SIZE Ukuran Dewan
Komisaris COMM
Umur Perusahaan AGE
Kompleksitas Bisnis COMPLEX
Agency Theory
Signalling Theory
Agency Theory
Legitimacy Theory
Agency Theory
Agency dan
Legitimacy Theory
perusahaan debt to equity ratio yang menjelaskan kemampuan perusahaan untuk memenuhi modalnya sendiri. Rasio ini menjelaskan struktur keuangan
perusahaaan terkait dengan bagaimana perusahaan membiayai aktivitasnya. Aktivitas perusahaan didanai oleh hutang dan modal pemegang saham. Ketika
hutang lebih tinggi dari pada modal perusahaan maka pendanaan perusahaan sangat bergantung pada pinjaman pihak eksternal yaitu hutang dari kreditur.
Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat utang rendah berarti bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan asetnya atau modal pemegang saham
untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. Perusahaan menggunakan dana dari kreditur dengan tujuan untuk
memenuhi kecukupan modal yang digunakan untuk operasional perusahaan dan untuk mebiayai investasi. Ketika kreditur meminjamkan dana kepada perusahaan,
tentulah kreditur akan melihat prospek atau kinerja perusahaan. Hal ini terkait dengan keamanan dana yang diberikan.
Prospek perusahaan ini dilihat dari keuntungan yang diperoleh. Keuntungan perusahaan mempengaruhi keputusan kreditur. Ketika keuntungan
perusahaan tinggi maka kreditur yakin bahwa keamanan dan keterjaminan dana yang dipinjamkan besar. Kreditur dapat memastikan bahwa dana tersebut akan
mampu dibayar atau dikembalikan oleh perusahaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dengan menggunakan keuntungan yang diperoleh. Oleh karena itu,
wajar kiranya jika kreditur menginginkan adanya keterbukaan informasi yang dapat dilakukan dengan melakukan pengungkapan yang akurat dan menyeluruh
demi memastikan keamanan dan keterjaminan dana yang dipinjamkan.
Dalam memonitoring dana yang telah dipinjamkan, kreditur melihat seberapa besar dana yang telah dipinjamkan kepada perusahaan. Jika dana yang
dipinjamkan jumlahnnya besar, maka kreditur akan cenderung melakukan pengawasan yang ketat. Sebaliknya jika dana yang dipinjamkan tidak terlalu
besar, maka kreditur akan melakukan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Pengawasan ini didampingi dengan tuntutan keterbukan informasi perusahaan
baik informasi keuangan maupun non keuangan termasuk modal intelektual. Alasan pentingnya informasi modal intelektual baik untuk kreditur
maupun pihak eksternal lainnya adalah modal intelektual mampu melengkapi informasi perusahaan. Dewasa ini perusahaan cenderung hanya mengungkapkan
informasi tentang kinerja perusahaan tanpa memberikan sorotan tentang sumber daya atau kekayaan lain peruahaan yang dijadikan sebagai penggerak dalam
akitivitas perusahaan. Contoh dari kekayaan ini seperti pengetahuan, teknologi dan karyawan perusahaan. Tanpa disadari informasi ini juga sebenarnya berharga
bagi pihak eksternal. Terutama untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang pengetahuan. Dimana modal penggerak utamanya adalah pengetahuan dan
keterampilan karyawannya. Pada penelitian ini tingkat utang dijelaskan dengan agency theory.
Pemberian wewenang oleh pemilik perusahaan kepada manajemen menimbulkan adanya konflik kepentingan. Manajemen sebagai pengelola perusahaan yang
mengetahui operasional perusahaan cenderung ingin memaksimalkan dirinya demi mendapatkan kesejahteraan tanpa memperhatikan keinginan pemilik
perusahaan. Disisi lain pemilik perusahaan menginginkan adanya keterbukaan
informasi atas aktivitas yang manajer lakukan. Keadaan seperti ini menimbulkan adanya asimetri informasi antara manajer yang bertindak sebagai agent dengan
pemilik perusahaan yang disebut sebagai principal. Berdasarkan agency theory, perusahaan dengan tingkat utang yang tinggi
memiliki biaya agensi yang tinggi. Biaya agensi ini sebagai teknik pengendalian dan pengawasan kreditur kepada perusahaan. Perusahaan dengan tingkat utang
yang tinggi memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan informasi para stakeholder, hal ini dikarenakan adanya risiko yang tinggi akibat proporsi utang
yang besar terutama bagi kreditur. Sebagai contoh ketika perusahaan pailit, kecilnya modal pemegang saham tidak mampu menutupi utang yang dipinjam.
Sehingga dalam hal ini kreditor mentut adanya informasi yang penuh dan menyeluruh termasuk modal intelektual. Hal ini rasional dilakukan karena
kreditur memiliki kewajiban untuk memastikan keamanan dan keterjaminan dana yang dipinjamkan dapat dibanyar atau dilunasi pada waktu yang sudah ditentukan
dan dapat digunakan dengan baik untuk operasional perusahaan guna memperoleh keuntungan.
Logika teori ini didukung dengan hasil penelitian Purnomosidhi 2005 yang menyatakan bahwa tingkat utang dengan proksi long term debt to equity
ratio berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan modal intelektual. Hasil yang sama juga terdapat pada penelitian White el al 2007 yang menggunakan
proksi total liabilities to total assets, menghasilkan bahwa tingkat utang merupakan salah satu key driver atau key factor dalam pengungkapan modal
intelektual. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh positif yang kuat antara
tingkat utang dengan pengungkapan modal intelektual. Begitu juga dengan hasil penelitian Williams 2001 yang menemukan bahwa tingkat utang berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan modal intelektual. Dengan demikian hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu:
H
1
: Semakin tinggi tingkat utang maka semakin tinggi pengungkapan modal intelektual.
2.15.2 Pengaruh Pertumbuhan Laba terhadap Pengungkapan Modal