Implikasi untuk pihak sekolah, antara lain sekolah perlu terbuka untuk mulai menggunakan metode atau model pembelajaran yang efektif diterapkan
dalam pembelajaran di SD, khususnya model VAK. Selain itu, sekolah juga perlu menyediakan sumber belajar dan media belajar yang dapat mendukung
terselenggaranya pembelajaran dengan model VAK, serta memberikan keleluasaan kepada guru untuk menerapkan model pembelajaran tersebut.
Peneliti tepat memilih model VAK untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA materi Sifat-sifat Cahaya di kelas V SD Negeri Kertayasa 2 Kabupaten
Tegal. Model VAK berhasil meningkatkan performansi guru, aktivitas dan hasil belajar siswa. Keberhasilan yang terjadi pada penelitian ini tidak
menutup kemungkinan bahwa model VAK juga dapat diterapkan dalam pembelajaran pada
mata pelajaran lain, materi pelajaran lain dan kelas lain, dengan tetap memperhatikan karakteristik materi yang akan dipelajari.
BAB 5 PENUTUP
Penelitian yang berjudul Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sifat-sifat Cahaya melalui Model Visual Auditory Kinestethic VAK Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Kertayasa 2 Kabupaten Tegal telah dilaksanakan selama dua siklus. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat dibuat simpulan
dari penelitian ini. Pada bagian ini akan dikemukakan mengenai simpulan dan saran yang diperoleh dari penelitian ini. Uraian selengkapnya adalah sebagai
berikut:
5.1 Simpulan
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan oleh penulis berbentuk kolaboratif. Dalam penelitian ini, penulis selaku peneliti bekerja sama dengan
guru mitra dan pihak sekolah. Penelitian dilaksanakan di kelas V SDN Kertayasa 2 Kabupaten Tegal pada mata pelajaran IPA materi Sifat-sifat Cahaya melalui
model VAK dalam dua siklus. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dipaparkan pada bab 4. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan sebagai beriku.
5.1.1 Performansi guru
Penerapan model Visual Auditory Kinestethic VAK pada pembelajaran IPA materi Sifat-sifat Cahaya di kelas V SD Negeri Kertayasa 2 dapat
meningkatkan performansi guru. Hal tersebut dapat dilihat pada perolehan nilai performansi guru pada siklus I yakni 76,86 dengan kriteria B dan mengalami
peningkatan pada siklus II menjadi 83,76 dengan kriteria AB. Nilai tersebut menunjukkan bahwa guru sudah berhasil dalam menerapkan model VAK pada saat
proses pembelajaran berlangsung.
5.1.2 Aktivitas Belajar Peserta didik
Penerapan model Visual Auditory Kinestethic VAK dalam pembelajaran IPA materi Sifat-sifat Cahaya di kelas V SD Negeri Kertayasa 2 dapat
meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Peningkatan aktivitas belajar peserta didik diukur melalui lembar observasi pada tingkat keaktifan peserta didik.
Peningkatan aktivitas belajar peserta didik terlihat dari hasil observasi aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran selama siklus I dan II. Hasil observasi
tersebut menunjukkan jumlah skor aktivitas belajar peserta didik pada siklus I yakni persentase keaktifan belajar peserta didik sebesar 69,91. Aktivitas belajar
peserta didik mengalami peningkatan pada pelaksanaan siklus II yakni persentase keaktifan sebesar 79,48.
5.1.3 Hasil Belajar Peserta didik
Penerapan model Visual Auditory Kinestethic VAK dalam pembelajaran Sifat-sifat Cahaya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pada
pembelajaran tersebut terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik dari siklus I
ke siklus II. Nilai hasil belajar peserta didik pada siklus I menunjukkan terdapat 19 dari 26 peserta didik yang tuntas belajar. Persentase ketuntasan belajar klasikal
pada siklus I sebesar 73,07 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 74,61. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik. Pada siklus II hanya ada 1
peserta didik peserta didik yang tidak tuntas. Persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus II sebesar 96,15 dengan nilai rata-rata kelas 84,42.
5.2 Saran
Penelitian telah berhasil dilaksanakan dengan lancar. Walaupun sudah memenuhi indikator keberhasilan, namun masih banyak kekurangan. Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
5.2.1 Bagi Guru
Guru hendaknya selalu berusaha melakukan inovasi untuk memilih pendekatan pembelajaran yang akan digunakan. Dengan demikian peserta didik
tidak merasa bosan dan menjadi bersemangat ketika mengikuti pembelajaran. Dengan begitu aktivitas peserta didik dapat meningkat. Model pembelajaran VAK
dapat dijadikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan guru. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa model ini dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas V SD Negeri Kertayasa 2. Oleh karena itu guru hendaknya mencoba untuk menerapkan model pembelajaran VAK
dalam proses pembelajaran di kelas.
5.2.2 Bagi Peserta didik
Bagi peserta didik disarankan aktif mengikuti proses pembelajaran agar tercipta suasana kelas yang hidup. Peserta didik diharapkan sering membaca materi
pelajaran dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar mudah mengingatnya dan merasakan kebermaknaan materi pelajaran yang diterima di sekolah. Peserta
didik sebaiknya lebih menggali pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya semaksimal mungkin pada saat pembelajaran berlangsung.
Selain itu, diharapkan tidak ada peserta didik yang malu bertanya kepada teman sekelompoknya apabila mengalami kesulitan dalam belajar, sehingga
kerjasama peserta didik dalam pembelajaran dapat berlangsung secara optimal pembelajaran tutor sebaya.
5.2.3 Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya memberikan kesempatan kepada guru agar dapat berinovasi dan berkreativitas dalam kegiatan pembelajaran. Diantaranya yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran Visual Auditory Kinestethic VAK guru dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas dan mutu
sekolah.