Pengertian Pembelajaran Kajian Teori

1 turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, 2 terlibat dalam pemecahan masalah, 3 bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, 4 berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, 5 melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, 6 menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, 7 melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Paul D.Dierich dalam Hamalik 2004: 172-173 membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, ialah: a Kegiatan-kegiatan visual Membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. b Kegiatan-kegiatan lisan oral Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. c Kegiatan-kegitan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. d Kegiatan-kegiatan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. e Kegiatan-kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. f Kegiatan-kegiatan metrik Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. g Kegiatan-kegiatan mental Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor- faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. h Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain. Sadirman 2001: 96 menjelaskan belajar pada prinsipnya adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Anitha 2014: 1.12 mendefinisikan belajar itu sendiri adalah aktivitas, yaitu aktivitas mental dan emosional. Tanpa aktivitas belajar tidak akan terjadi. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar untuk mengubah tingkahku baik aktivitas mental maupun aktivitas emosional. Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas atau kegiatan . Jadi aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan belajar mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis untuk menunjang keberhasilan belajar dalam proses belajar.

2.1.5 Hasi Belajar

Beberapa pendapat mengenai hasil belajar dari pakar pendidikan, seperti Suprijono 2012: 7 mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja . Gerlach dan Elly,1980 dalam Rifa i 2011: 85 menjelaskan, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar . Sedangkan Anitha W 2014: 16 menjelaskan hasil belajar adalah perubahan perilaku yang berupa pengetahuan, ketrampilan, atau pengusaan nilai-nilaisikap sebagai hasil dari pengalaman interaksi dengan lingkungan, tempat proses mental dan emosianal terjadi . Jadi hasil belajar adalah perubahan perilaku berupa pengetahuan, ketrampilan atau penguasaan sikap yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan sebagai hasil dari pengalaman. Hasil belajar menurut Rifa i 2011: 86-90 mencakup tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif cognitive domain, ranah afektif affective domain, dan ranah psikomotorik psychomotoric domain. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual, yang mencakup kategori pengetahuan knowledge, pemahaman comprehension, penerapan application, analisisanalysis, sintesis synthesis, dan penilaianevaluation. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai, yang mencakup kategori penerimaan receiving,

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI TEGALWANGI 02 KABUPATEN TEGAL

0 3 295

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATERI BUMI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGJATI 01 KABUPATEN TEGAL MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE

0 5 273

Peningkatan Pembelajaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui Model Tari Bambu pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Randugunting 5 Kota Tegal

0 24 280

PENINGKATAN PEMBELAJARAN PELESTARIAN ALAM MELALUI METODE FIELD TRIP SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR KALIGAYAM 02 KABUPATEN TEGAL

1 19 186

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL VISUAL AUDITORY KINESTHETIC BERBANTU MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVB SDN PETOMPON 02 SEMARANG

1 27 178

Artikel Publikasi: PENERAPAN METODE VISUAL, AUDITORY, KINESTETHIC Penerapan Metode Visual, Auditory, Kinestethic (Vak) Untuk Meningkatkan Minat Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Tegalgede Tahun 2015/2016.

0 2 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Melalui Model Pembelajaran Somatic, Auditory, Visual, Intellectuality (SAVI) (PTK Pembelajaran Matematika dikelas VI

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 8 45

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN CAHAYA MELALUI MODEL VISUAL AUDITORY KINESTETHIC SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR KERTAYASA 2 KABUPATEN TEGAL.

0 2 596

Keefektifan Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Daur Air Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Adiwerna 04 Kabupaten Tegal.

1 17 298