Faktor yang Mempengaruhi Belajar

3 Peran siswa Kurikulum 2006 dengan paradigma KTSP sangat menjunjung tinggi dan menempatkan peran siswa sebagai subjek didik. Siswa diberi kebebasan dalam menetapkan kecepatan pencapaian kompetensi. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa terdiri dari dua faktor, yaitu internal atau keadaan diri siswa dan eksternal atau yang datang dari luar diri siswa. Sedangkan ketuntasan belajar dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu, model pembelajaran, peran guru dan peran siswa. Model pembelajaran adalah salah satu faktor yang mempengaruhi ketuntasan belajar siswa. Model pembelajaran memberikan pengaruh yang besar dalam aktivitas dan hasil belajar siswa. Sehingga pemilihan model pembelajaran perlu diperhatikan oleh guru dengan cermat. Model pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran.

2.1.3 Pengertian Pembelajaran

Beberapa pengertian pembelajaran ahli pendidikan Gagne 1985 dalam Rifa i 2011: 193 bahwa: Pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Hasil belajar itu memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk melakukan berbagai penampilan. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik, atau antar peserta didik . Komunikasi dalam pembelajaran ditujukan untuk membantu proses belajar demi memperoleh hasil belajar. Menurut aliran behavioristik pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkahlaku yang dinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Jadi lingkungan mempunyai pengaruh terhadap tingkahlaku seseorang . Kemudian aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kapada siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari . Adapun aliran humanistik mendiskripsikan pembelajaran sebagai memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya Hamdani, 2011: 23. Jadi pembelajaran merupakan usaha guru untuk membentuk tingkahlaku siswa dengan menyediakan lingkungan dan memberikan kebebasan dalam belajar. Trianto 2009: 17 mendefinisikan pembelajaran sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran pada hakekatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Suprijono 2010: 13 menjelaskan pembelajaran berdasarkan makna lesikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Pembelajaran merupakan upaya menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didik oleh guru untuk mempelajari sesuatu. Subyek pembelajaran adalah peserta didik . Sedangkan Rusman 2012: 134 berpendapat pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik intraksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran . Ngalimun 2014: 3 mengemukakan pembelajaran yang efektif akan terjadi jika apabila terjadi perubahan-perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik Reiser Robert, 1996. Jadi siswa memperoleh ketrampilan- ketrampilan yang spesifik, pengetahuan dan mental. Dengan demikian pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru, siswa, dan sumber belajar baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sebagai hasil belajar. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru, siswa dan sumber belajar dengan tujuan membentuk tingkah laku siswa meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sehingga siswa mempuanyai kemampuan yang beragam sebagai hasil belajar.

2.1.4 Aktivitas Belajar

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Poerwadarminta 1986: 2 aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Sementara Hamalik 2004: 171 menjelaskan pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Jadi dalam proses belajar segala pengetahuan diperoleh dari pengamatan sendiri penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri. Sedangkan menurut Sudjana 2009: 61, penilaian proses belajar-mengajar yang utama adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: 1 turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, 2 terlibat dalam pemecahan masalah, 3 bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, 4 berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, 5 melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, 6 menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, 7 melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Paul D.Dierich dalam Hamalik 2004: 172-173 membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, ialah: a Kegiatan-kegiatan visual Membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. b Kegiatan-kegiatan lisan oral Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. c Kegiatan-kegitan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI TEGALWANGI 02 KABUPATEN TEGAL

0 3 295

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATERI BUMI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGJATI 01 KABUPATEN TEGAL MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE

0 5 273

Peningkatan Pembelajaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui Model Tari Bambu pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Randugunting 5 Kota Tegal

0 24 280

PENINGKATAN PEMBELAJARAN PELESTARIAN ALAM MELALUI METODE FIELD TRIP SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR KALIGAYAM 02 KABUPATEN TEGAL

1 19 186

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL VISUAL AUDITORY KINESTHETIC BERBANTU MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVB SDN PETOMPON 02 SEMARANG

1 27 178

Artikel Publikasi: PENERAPAN METODE VISUAL, AUDITORY, KINESTETHIC Penerapan Metode Visual, Auditory, Kinestethic (Vak) Untuk Meningkatkan Minat Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Tegalgede Tahun 2015/2016.

0 2 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Melalui Model Pembelajaran Somatic, Auditory, Visual, Intellectuality (SAVI) (PTK Pembelajaran Matematika dikelas VI

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 8 45

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN CAHAYA MELALUI MODEL VISUAL AUDITORY KINESTETHIC SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR KERTAYASA 2 KABUPATEN TEGAL.

0 2 596

Keefektifan Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Daur Air Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Adiwerna 04 Kabupaten Tegal.

1 17 298