Pengembangan Hipotesis ANALISIS PENGARUH CUSTOMER SATISFACTION, SWITCHING BARRIERS, DAN TRUST IN BRAND TERHADAP CUSTOMER RETENTION

commit to user 25 Sumber: Chatura Ranaweera and Jaideep Prabhu 2003, “The influence of satisfaction, trust, and switching barriers on customer retention in a continuous purchasing setting”, International Journal of Service Industry Managemen. Gambar II.1 menjelaskan bahwa H1 menunjukkan pengaruh customers satisfaction pada customers retention. Kemudian H2 menunjukkan pengaruh brand trust pada customers retention. H3 menunjukkan customers satisfaction berpengaruh pada customers retention jika dibandingkan dengan trust in brand. H4 menunjukkan pengaruh customers satisfaction pada customers retention dengan brand trust sebagai moderasi. H5 menunjukkan pengaruh switching barriers pada customers retention. H6 menunjukkan pengaruh customers satisfaction pada customers retention dengan switching barriers sebagai moderasi

D. Pengembangan Hipotesis

Customer satisfaction didefinisikan sebagai evaluasi secara emosional menggambarkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap penyedia jasa yang menimbulkan perasaan positif, Cronin et al. 2001 dalam Ranaweera dan Prabhu 2003. Keller dan Kotler 2007:177 menjelaskan bahwa kepuasan berhubungan dengan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja produk yang dirasakan terhadap kinerja yang diharapkan. Jika kinerja produk tidak sesuai dengan harapan, maka commit to user 26 akan terjadi ketidakpuasan. Tetapi ketika suatu produk memiliki kinerja sekurang-kurangnya sama atau melebihi harapan pelanggan, maka akan tercipta kepuasan. Lebih lanjut, pentingnya kepuasan konsumen pada customer retention sama baiknya dengan mengenali langkah utama secara ekonomis untuk menciptakan kepuasan yang digunakan pada industri dengan menggunakan survei sampel besar untuk memprediksi seberapa besar customer retention dan kemampuan kondisi keuangan yang akan datang. Fornel 1992, Fornel et al. 1995 dalam Ranaweera dan Prabhu 2003. Dengan demikian maka hipotesis yang dirumuskan: H1: semakin tinggi level customer satisfaction maka akan berpengaruh semakin tinggi pada level customer retention. Penelitian yang telah ada menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, service provider mungkin tidak dapat menahan konsumennya, bahkan bagi yang puas sekalipun, Hasket et al. 1994, Schneider dan Bowen 1999 dalam Ranaweera dan Prabhu 2003. Berdasarkan Garbino dan Johnson 1999 dalam Ranaweera dan Prabhu 2003, melihat trust in brand sebagai penggerak dalam intensitas tingkah laku konsumen. Mereka membagi konsumen berdasarkan orientasi hubungan antara mereka dan berorientasi transaksional. Mereka menemukan bahwa dalam hubungan antar konsumen, trust in brand digunakan sebagai pembanding terhadap kepuasan, yang memoderasi hubungan antara komponen sikap dan maksud yang akan datang. Mereka menemukan juga bahwa ketika commit to user 27 konsumen memelihara hubungan kontraktual jangka panjang dengan penyedia jasa yang mereka gunakan, trust in brand akan berpengaruh kuat terhadap customer retention. Dengan demikian maka hipotesis yang dirumuskan: H2: semakin tinggi level trust in brand maka semakin tinggi pula level customer retention. Menurut Hart dan Johnson 1999 dalam Ranaweera dan Prabhu 2003, faktor di luar kepuasan konsumen yang mempengaruhi loyalitas konsumen yang sebenarnya adalah kepercayaan terhadap sebuah produk. Menurut pendapat mereka, kepercayaan terhadap suatu produk lebih kuat jika dibandingkan dengan kepuasan. Tetapi hal tersebut merupakan sebuah studi dalam hubungan bisnis dengan bisnis, bukan merupakan studi tentang hubungan bisnis dengan konsumen. Menurut Ranaweera dan Prabhu 2003, dalam hubungannya antara bisnis dengan konsumen, ketika hubungan tersebut dapat bertahan lama, bahkan terkadang seumur hidup, konsekuensinya negatif dapat diturunkan. Sebagai hasilnya, ketika kepercayaan menjadi suatu hal yang penting, maka akan menjadi lebih lemah jika dibandingkan dengan kepuasan yang memepengaruhi customer retention dalam latar pelayanan terhadap konsumen. Dengan demikian maka hipotesis yang dirumuskan: H3: customer satisfaction mempunyai pengaruh pada customer retention dibandingkan dengan trust in brand. commit to user 28 Berdasarkan literature yang menyatakan bahwa kebanyakan penyedia jasa tidak dapat mempertahankan konsumen yang merasa terpuaskan setiap saat, Hasket et al. 1994, Scheiner dan Bowen 1999 dalam Ranaweera dan Prabhu 2003, jika ketidakmampuan mempertahankan konsumen sebagian disebabkan karena tidak adanya trust, Hart dan Johnson 1999 dalam Ranaweera dan Prabhu 2003, kemudian menyarankan agar trust in brand dijadikan pelengkap dalam customer satisfaction untuk memperkuat customer retention. Dengan demikian maka hipotesis yang dirumuskan: H4: dengan adanya trust, kepuasan konsumen berpengaruh pada customer retention. Switching barriers didefinisikan sebagai suatu investasi waktu, uang, dan usaha lainnya dalam persepsi konsumen untuk mempersulit konsumen melakukan perpindahan merek, Gremler dan Brown 1996 dalam Ranaweera dan Prabhu 2003. Menurut pendapat Bansal dan Taylor 1999 serta Lee et al. 2001 dalam Ranaweera dan Prabhu 2003, berdasarkan hasil penelitian mereka memberikan pernyataan bahwa switching barriers mempunyai efek positif terhadap customer retention. Dengan demikian maka hipotesis yang dirumuskan: H5: semakin tinggi level switching barriers yang dirasakan maka semakin tinggi level customer retention. Sedikit penelitian yang melakukan studi efek switching barriers dalam hubungan antara customer satisfaction dengan cutomer retention. commit to user 29 Ketika switching barriers cukup kuat, hal tersebut seperti penghalang yang signifikan untuk melakukan perpindahan, Lee et al. 2001 dalam Ranaweera dan Prabhu 2003. Hal ini mengindikasikan bahwa penyedia jasa lebih mudah untuk mempertahankan konsumen yang tidak puas ketika konsumen tersebut merasa switching barriers mempunyai level yang lebih tinggi. Dengan demikian maka hipotesis yang dirumuskan: H6: dengan adanya switching barriers, kepuasan konsumen berpengaruh pada customer retention commit to user 30 BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian