Customer Retention Landasan Teori

commit to user 21 suksesnya hubungan jangka panjang antara perusahaan dengan pelanggan, Garbarino dan Johnson 1999 dalam Ranaweera dan Prabu 2003. Tidak diragukan bahwa trust sangat berhubungan dengan customer retention Garbarino dan Johnson 1999 dalam Ranaweera dan Prabhu 2003, yang dalam hal ini adalah menyangkut kepercayaan terhadap merek. Pelanggan yang percaya bahwa suatu merek dapat memenuhi kinerja yang diharapkan olehnya, akan cenderung untuk lebih sering memakai suatu merek ketimbang merek lain.

5. Customer Retention

Customer retention didefinisikan sebagai kecenderungan konsumen untuk tetap pada sebuah service provider di masa depan, Ranaweera dan Prabhu 2003. Customer retention merupakan bentuk loyalitas yang berhubungan dengan perilaku yang diukur berdasarkan perilaku beli konsumen yang ditunjukkan dengan tingginya frekuensi konsumen membeli suatu produk. Sementara itu, loyalitas sendiri lebih mengacu pada sikap yang diukur berdasarkan komponen-komponen sikap, keyakinan, perasaan, dan kehendak untuk melakukan pembelian, Buttle 2004:31. Para peneliti tersebut percaya bahwa loyalitas adalah berhubungan dengan sikap pelanggan terhadap perusahaan dan retensi adalah berhubungan dengan perilakunya terhadap perusahaan. commit to user 22 Dick dan Basu 1994 dalam Tjahyadi 2006 mengembangkan suatu kerangka konseptual baru untuk memahami lebih lengkap faktor- faktor yang mempengaruhi hubungan sikap relatif pembelian ulang repeat patronage dan konsekuensinya. Hubungan antara sikap relatif dan pembelian ulang menghasilkan empat tipe loyalitas pelanggan. Keempat tipe loyalitas pelanggan tersebut adalah true loyalty loyalitas sesungguhnya, latent loyalty loyalitas yang tersembunyi, spurious loyalty loyalitas palsu, dan no loyalty tidal loyalitas. Hubungan antara sikap relatif dan repeat patronage. Tabel II.1 Hubungan Sikap Relatif pada Pembelian Ulang Repeat Patronage High Low Relatif Attitude High Loyalt Laten loyalt Low Spurior loyalty No loyalty Sumber: Dick dan Basu 1994 dalam Tjahyadi 2006 Menjelaskan bahwa loyalitas yang sesungguhnya true loyalty terjadi ketika pembelian ulang muncul bersama sikap relatif yang tinggi. Konsumen mengetahui perbedaan kualitas dari merek lokal dibandingkan dengan para pesaingnya, dan konsumen tersebut memiliki tingkat pembelian yang tinggi. Spurious loyalty terjadi ketika konsumen memiliki sikap relatif yang rendah dan pembelian ulangnya tinggi. Pembelian ulang terjadi karena hanya ada satu merek yang tersedia, dan yang ditawarkan. No loyalty terjadi ketika konsumen memiliki sikap relatif dan pembelian ulang yang rendah. Kondisi ini terjadi ketika konsumen mengetahui tidak adanya perbedaan di antara commit to user 23 merek yang ada. Latent loyalty terjadi ketika konsumen memiliki sikap relatif yang tinggi, tetapi tingkat pembelian ulangnya rendah. Hal ini terjadi karena keadaan lingkungan atau faktor situasional yang mempengaruhi tingkat pembelian konsumen tersebut. Customer retention atau retensi pelanggan menekankan kegiatan pemasar dalam mempertahankan pelanggan, Retensi pelanggan berfokus pada pengembangan kegiatan pemasaran yang menyebabkan perilaku pembelian ulang pada aspek manajerial dari pemasar dan pelanggan Hennig-Thurau dan Klee 1997.

B. Penelitian Terdahulu