koperasi seperti organisasi usaha dan pelaksanaan kebijakan pengurus. Dalam melakukan tugasnya, pengawas menyusun
laporan tertulis tentang hasil pemeriksaannya yang akan disampaikan dalam RAT. Oleh karena pengawas berwenang untuk
meneliti catatan serta menguji kebenaran harta, hak dan kewajiban yang dimiliki koperasi, maka jabatan pengawas tidak boleh
dirangkap, terutama oleh pengurus.
3. Partisipasi Anggota
a. Pengertian Partisipasi Anggota
Partisipasi anggota bukan hanya penting, tapi juga vital dalam pembangunan koperasi Jochen Ropke, 2012: 39.
Partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan dan untuk
mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi. Koperasi sebagai business entitty dan social entity dibentuk oleh anggota-anggota untuk
menggapai manfaat tertentu melalui partisipasi. Maka dari itu, koperasi harus memiliki kegiatan-kegiatan tertentu untuk menjabarkan bentuk-
bentuk partisipasi dan memacu manfaat bersama, ketika berbagai manfaat diperoleh melalui upaya-upaya bersama para anggota Thoby
Mutis, 2001: 93. Menurut Castilo dalam Jochen Ropke 2012: 39 partisipasi
dibutuhkan untuk mengurangi kinerja yang buruk, mencegah penyimpangan dan membuat pemimpin koperasi bertanggung jawab.
Partisipasi anggota sering dianggap baik sebagai alat pengembangan maupun sebagai tujuan akhir itu sendiri. Beberapa penulis meyakini
bahwa partisipasi adalah kebutuhan dan hak asasi manusia yang mendasar.
Partisipasi adalah kondisi yang sangat dibutuhkan dalam koperasi untuk mengetahui apa yang menjadi kepentingan anggotanya dan
berapa banyak serta kualitas pelayanan yang diperlukan oleh para anggotanya. Dalam hal ini partisipasi anggota memberikan banyak
informasi untuk pengambilan keputusan dan kebijakan dalam koperasi. Partisipasi dalam organisasi ditandai oleh hubungan identitas yang
dapat diwujudkan jika pelayanan yang diberikan oleh koperasi sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan anggota Jochen Ropke, 2012: 52.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggota adalah keikutsertaan anggota siswa dalam kegiatan
meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan koperasi .
b. Dimensi Partisipasi
Menurut Hendar dan Kusnadi 2005: 92 partisipasi meliputi 4 dimensi, yaitu dipandang dari sifatnya, bentuknya, pelaksanaannya dan
peran serta perorangan sekelompok orang. Dimensi-dimensi partisipasi dibedakan menjadi empat macam berdasarkan sudut pandangnya, yaitu
dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya, dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya, dimensi partisipasi dipandang dari
pelaksanaannya, dan dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya.
Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya, yaitu partisipasi dapat berupa, partisipasi yang dipaksakan forced dan partisipasi sukarela
voluntary. Partisipasi yang dipaksakan forced apabila tidak dipaksa oleh situasi dan kondisi, maka partisipasi tidak akan sesuai dengan
prinsip koperasi yang terbuka dan sukarela serta manajemen yang demokratis. Partisipasi yang sesuai pada koperasi adalah partisipasi
yang bersifat sukarela. Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya dapat dibedakan menjadi partisipasi formal formal participation dan
partisipasi informal informal participation. Partisipasi formal telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keputusan dan
dalam pelaksanaan setiap kegiatan. Sedangkan partisipasi informal