Pengertian Menulis Menulis Teks Cerita Pendek

12 1 Tujuan penugasan, sebenarnya tidak memiliki tujuan karena orang yang menulis melakukannya karena tugas yang diberikan kepadanya. 2 Tujuan altruistik, penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindarkan kedudukan pembaca, ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. 3 Tujuan persuasif bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. 4 Tujuan informasional penulis bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada para pembaca. 5 Tujuan pernyataan diri penulis bertujuan memperkenalkan atau menyatakan dirinya kepada pembaca. 6 Tujuan kreatif penulis bertujuan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistic dan nilai-nilai kesenian. 7 Tujuan pemecahan masalah penulis bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dari pendapat-pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis yaitu menginformasikan segala sesuatu, baik fakta maupun opini yang bertujuan dapat menentukan sikap pembaca untuk menyetujui atau tidak menyetujui tulisan yang telah dibuatnya. 13

c. Pengertian Cerpen

Cerita pendek merupakan salah satu dari jenis prosa fiksi. Menurut Sayuti 2000: 9, cerpen adalah cerita pendek yang habis dibaca sekali duduk. Biasanya cerpen terdiri dari beberapa lembar dan hanya terdiri dari 1000-1500 kata saja. Cerpen disebut cerita pendek yang hanya dibaca sekali duduk karena cerpen tergolong cerita yang sangat singkat dan hanya terdapat satu konflik. Berbeda dengan novel yang bisa dibaca beberapa hari, selain itu novel juga terdapat beberapa konflik dalam ceritanya. Nursisto 2000: 165 mengatakan bahwa, tidak berarti cerita pendek harus berbahasa indah dengan kata yang berbunga-bunga, akan tetapi pemilihan bentuk kalimat yang tepat dan enerjik tidak boleh dilupakan. Sebuah karya akan lebih hidup jika didukung dengan kehadiran tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Setiap tokoh ini dilengkapi dengan jiwa dan raga untuk mendukung cerita, meskipun cerita tersebut fiktif. Masing-masing tokoh tersebut memiliki karakter pribadi yang membedakan antara tokoh satu dengan tokoh yang lain. Hubungan antartokoh tersebut tak jarang dapat menimbulkan konflik baik antarindividu, antarkelompok, bahkan konflik pribadi yang sering disebut sebagai konflik batin. Seperti disebutkan oleh Wellek dan Warren via Nurgiyantoro 2009: 122 bahwa konflik merupakan sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan.