Tahap Menulis Cerpen Menulis Teks Cerita Pendek

21 bahasa Indonesia, 5 kemampuan memulai menulis, dan 6 kemampuan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca dan kekayaan kosakata yang dimilikinya. Pendapat lainnya menyatakan bahwa menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca seperti yang dimaksud oleh pengarang. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat tercapai seperti yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap. Dengan demikian, bahasa yang dipergunakan dalam menulis dapat menggambarkan suasana hati atau pikiran penulis. Sehingga dengan bahasa tulis seseorang akan dapat menuangkan isi hati dan pikiran. Kata keterampilan berbahasa mengandung dua asosiasi, yakni kompetensi dan performansi. Kompetensi mengacu pada pengetahuan konseptual tentang sistem dan kaidah kebahasan, sedangkan performansi merujuk pada kecakapan menggunakan sistem kaidah kebahasaan yang telah diketahui untuk berbagai tujuan penggunaan komunikasi. Seseorang dikatakan terampil menulis apabila ia memahami dan mengaplikasikan proses pengungkapan ide, gagasan, dan perasaan dalam bahasa Indonesia tulis dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain ejaan dan tata bahasa, organisasi atau susunan tulisan, keutuhan koherensi, kepaduan kohesi, tujuan, dan sasaran tulisan. 22

3. Strategi Pemodelan

Strategi pembelajaran sastra sekarang ini sudah banyak dimunculkan. Bahkan, strategi pembelajaran sastra tersebut sudah banyak diterapkan di sekolah- sekolah, baik di jenjang sekolah dasar ataupun menengah. Namun, hasil yang diharapkan ternyata kurang memuaskan. Begitu pula dengan pembelajaran menulis teks cerita pendek, banyak strategi pembelajaran yang sudah diterapkan, namun hasilnya juga masih jauh dari harapan. Bertolak dari fenomena tersebut, ditawarkan pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan strategi pemodelan. Strategi ini merupakan alternatif dalam kaitannya untuk menggiatkan minat belajar sastra pada diri siswa. Strategi pemodelan yaitu strategi pembelajaran dengan menggunakan teks model sebagai acuan dalam menulis suatu teks. Pemodelan berarti hal yang berkaitan dengan model atau contoh, pola, atau acuan. Pemodelan merupakan suatu bentuk belajar yang mengikuti kelakuan orang lain sebagai model. Pemodelan dapat dipakai untuk mengajarkan kemampuan-kemampuan akademik dan motorik. Konsep tersebut dapat dimaknai bahwa pemodelan adalah kegiatan belajar dengan cara menyaksikan tingkah laku orang lain. Ciri-ciri strategi pemodelan yaitu ada proses peniruan acuan oleh peserta didik. Model yang ditiru dapat berupa benda dan dapat pula berupa tindakan. Model yang berupa benda meliputi, contoh prosa, contoh puisi, contoh cerpen. Sedangkan model yang berupa tindakan meliputi, contoh menulis cerpen, contoh menulis puisi, contoh menulis surat, dan contoh menulis karya ilmiah.