104
Porter 2002:116- 118, ”dalam kenyataannya, setiap siswa memiliki gaya
belajar visual, auditorial dan kinestatis; hanya saja biasanya satu gaya mendominasi. Jika siswa akrab dengan gaya belajar mereka sendiri, mereka dapat
mengambil langkah-langkah penting untuk membantu diri siswa belajar lebih cepat dan lebih mudah”.
Ketiadaan interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar dimungkinkan satu gaya belajar siswa yang mendominasi
pikirannya tidak dapat muncul dengan keterbatasan materi yang diterima hanya dengan metode demonstrasi, tetapi jika dilihat pada diskripsi statistik tabel 4.13
menunjukkan kecenderungan siswa pada kelompok kelas animasi yang mempunyai gaya belajar visual mempunyai nilai prestasi belajar lebih baik
dibanding dengan siswa pada kelompok kelas 2 dimensi dengan gaya belajar visual.
6. Hipotesis Keenam
Hasil uji anova dengan Tests of Between-Subjects Effects interaksi pengaruh kemampuan berfikir dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa
nilai F hitung = 0.090 dengan probabilitas p = 0.914. Oleh karena p 0,05; maka Ho diterima, atau interaksi antara kemampuan berfikir dengan gaya
belajar tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Hasil
penelitian Balkis dkk disimpulkan ”The results showed a close correspondence between thinking styles and personality types
”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan ada korelasi kemampuan berpikir atau cara berpikir dan
kepribadian seseorang. Ini artinya bahwa cara berpikir memiliki korelasi dengan
105
tipe kepribadian seseorang. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir konkrit akan tertarik pada hal-hal yang nyata dan tidak tertarik pada hal-hal yang abstrak,
tetapi karena mempunyai kepribadian yang bermotivasi tinggi ia akan berusaha keras terhadap keingintahuan dengan materi atau hal-hal yang bersifat abstrak.
Media pembelajaran baik animasi maupun 2 dimensi dari materi yang bersifat abstrak walaupun sudah dikonkritkan tetapi siswa masih harus berpikir
abstrak untuk mengerti beberapa hal, misalnya alur aliran peredaran darah manusia yang dipompa jantung dan muatan darah bersih atau darah yang kaya
oksigen dan darah kotor yaitu darah yang banyak mengandung karbondioksida baik pada media animasi maupun pada media 2 dimensi. Dari faktor tersebut
siswa cenderung lebih banyak dipengaruhi belajar dengan menghafal daripada mengeksplorasi potensi kemampuan berpikir dan gaya belajarnya. Adanya fakta
tersebut membuat kemampuan berpikir konkrit dengan gaya belajar visual yang diharapkan pada hipotesis terdapat pengaruh menjadi tidak terbukti.
7. Hipotesis Ketujuh
Hasil uji anova dengan Tests of Between-Subjects Effects interaksi pengaruh media pembelajaran, kemampuan berfikir dan gaya belajar terhadap
prestasi belajar siswa nilai F hitung = 1.778 dengan probabilitas p = 0.177. Oleh karena p 0,05; maka Ho diterima, atau interaksi antara media
pembelajaran, kemampuan berfikir dan gaya belajar tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar.
Sesuai hasil didapat yang memperkuat hipotesis-hipotesus sebelumnya bahwa media animasi dan media 2 dimensi dalam pembelajaran ini merupakan
106
media yang jenisnya media berbasis visual dan memegang peran yang sama dalam proses belajar. Pada prakteknya penerapan proses belajar mengajar kurang
mendorong pada pencapaian kemampuan berpikir kritis yang berakibat tidak terasahnya kemampuan berpikir, baik kemampuan berpikir konkrit dan
abstraknya. Faktor lain penyebab kemampuan berpikir konkrit dan abstrak tidak berkembang selama pendidikan adalah kurikulum yang umumnya dirancang
dengan target materi yang luas sehingga guru lebih terfokus pada penyelesaian materi dan kurangnya pemahaman guru tentang metode pengajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir. Selanjutnya dalam kenyataannya, setiap siswa memiliki gaya belajar visual, auditorial dan kinestatis, hanya saja biasanya
satu gaya yang mendominasi. Ketiadaan interaksi antara media pembelajaran, kemampuan berpikir dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar dimungkinkan
oleh faktor keterbatasan fungsi media untuk pembelajaran baik media animasi maupun 2 dimensi dan materi pembelajaran yang diterima oleh peserta didik
hanya dengan metode tertentu saja.
E. Keterbatasan Penelitian