Namun masih ada sedikit permalahan yang timbul pada siklus II ini yaitu:
a Guru masih belum bisa mengatur penggunaan waktu.
Namun hal ini berbeda dengan siklus I, pada siklus II ini disebabkan karena guru juga harus mengkondisikan siswa
yang gaduh dalam kelas. b
Banyak siswa yang masih gaduh dalam kelas, namun sudah lebih baik dibanding siklus I, karena pada siklus II ini guru
dapat mengkondisikan siswa. c
Masih sedikit
siswa yang
berani bertanya
dan mengemukakan pendapat, namun sudah mengalami
peningkatan dibanding siklus I. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan
siklus lanjutan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Perbaikan yang perlu dilakukan yaitu pengaturan
waktu harus lebih baik lagi.
c. Siklus III
1 Perencanaan tindakan III
Pada perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus III ini merupakan pengulangan tahap-tahap dilakukan pada siklus I
atau siklus II. Namun pada siklus III ini materi yang disampaikan merupakan gabungan dari materi siklus I dan siklus
II. Tidak semua materi siklus I dan II yang disampaikan disini,
melainkan hanya materi-materi yang dianggap kurang bisa dipahami oleh siswa pada siklus I dan siklus II.
Adapun proses perencanaan tindakan III yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP
sebagai acuan guru mata pelajaran dalam pelaksanaan proses
pembelajaran menggunakan
metode STAD
lampiran 9: hal. 215. b
Mengumpulkan dan
mempersiapkan materi
yang berhubungan dengan
sistem bahan bakar bensin yang merupakan gabungan dari materi siklus I dan siklus II lampiran
9: hal. 218.
c Mempersiapkan soal postet siklus III lampiran 9: hal. 244.
d Mempersiapkan lembar observasi siswa untuk mengamati
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung lampiran 10: hal. 252.
e Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengamati
aktivitas guru selama proses penerapan metode STAD lampiran 11: hal. 256.
2 Pelaksanaantindakan III
Tindakan kelas siklus III dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 29 maret 2014, dimulai dari jam pelajaran ke 1 sampai
dengan jam pelajaran ke 4.
Kegiatan yang dilakukan dalam siklus ini adalah menentukan alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki
kekurangan pada siklus II. Tindakan yang dilakukan pada siklus III juga tidak jauh
berbeda dari tindakan yang dilakukan pada siklus siklus I atau siklus II. Adapun pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada
sklus III ini adalah sebagai berikut: a
Guru memasuki kelas dengan mengucapkan salam kemudian membuka kelas dengan berdoa bersama,
melakukan presensi, memberi motivasi kepada siswa, dan menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan.
b Guru tidak lagi memberi pretest untuk dijadikan sebagai
nilai awal. Namun nilai postest siklus II yang dijadikan perbandingan pada nilai postest siklus III nantinya.
c Guru mengumumkan kelompok terbaik dan memberi
penghargaan kepada kelompok siswa yang memperoleh nilai terbaik pada siklus II berupa nilai tambahan.
d Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran.
e Guru menjelaskan materi sistem bahan bakar bensin
gabungan dari materi siklus I dna siklus II, guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk sesi tanya jawab pada guru.
f Guru membimbing dan memantau kelompok siswa yang
telah dibentuk pada siklus I untuk mendiskusikan materi.
g Guru memberikan kuispostest individual. Selanjutnya
bersama siswa menjawab hasil kuispostest. h
Untuk memeriksa postest dilakukan guru dirumah. i
Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan, dan menghimbau siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari berikutnya. j
Penutup, guru memimpin kelas untuk berdo’a dan salam. 3
Pengamatanobservasi III Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran di
kelas berlangsung, sama seperti pada siklus I dan siklus II. Pelaksanaan tindakan III ini sesuai dengan rencana tindakan III
yang dibuat berdasarkan revisi dari hasil analisis dan refleksi pada siklus II.
Pada tahap pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan dan berlangsung pada waktu yang sama.
Pengamatan dilakukan untuk memantau proses pembelajaran yang diperlukan untuk dapat menata langkah-langkah perbaikan
sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Pengamatan dilakukan oleh observer dengan mengisi lembar observasi.
a Observasi terhadap gurupengajar
Observasi pelaksanaan metode pembelajaran STAD oleh guru selama proses pembelajaran di kelas pada siklus
III ini juga dilakukan oleh observer 1 yaitu peneliti.
Pelaksanaan penelitian siklus III, guru sudah dapat melaksanakan
skenario proses
pembelajaran yang
direncanakan oleh guru dan peneliti. Observasi metode pembelajara STAD yang dilakukan oleh guru selama
pelaksanaan tindakan siklus III yang dilakukan hampir sama dengan poin-poin observasi pada siklus I dan siklus II.
Berikut observasi guru selama proses tindakan siklus III: Tabel 22. Aktivitas Guru Pada Siklus III
No. Aktifitas Guru
Pelaksanaan Waktu
Ket Ya
Tidak
1 Mengucap salam dan berdo’a
√ 3
menit 2
Absensi √
5 menit
3 Memberi motivasi kepada siswa
√ 5
menit 4
Menjelaskan singkat tentang materi yang akan diajarkan
√ 5
Pretest √
15 menit
6 Menjelaskan
tujuan pembelajaran
√ 5
menit 7
Menjelaskan materi
sistem bahan bakar bensin
√ 45
menit 8
Memberi kesempatan
pada siswa untuk bertanya
√ 9
Membagi siswa
ke dalam
beberapa kelompok √
5 menit
10 Membimbing kelompok siswa
untuk mendiskusikan materi √
30 menit
11 Memantau jalannya diskusi dan
membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
√ 12
Memberikan kuispostest
individual √
25 menit
30 menit
13 Guru bersama siswa menjawab
hasil kuispostest √
20 menit
14 Menghitung
skor nilai
kuispostest √
15 Memberikan
penghargaan kepada kelompok
√ 5
menit
Bersambung
Sambungan Tabel 22. Aktivitas Guru Pada Siklus III
No. Aktifitas Guru
Pelaksanaan Waktu
Ket Ya
Tidak
16 Menyimpulkan materi
√ 10
menit 17
Menghimbau siswa
untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari berikutnya √
5 menit
18 Menutup pembelajaran dengan
berdo’a dan salam √
2 menit
Jumlah Waktu 180
menit
b Observasi aktivitas siswa
Pada observasi aktivitas siswa juga dilakukan oleh observer 2 yaitu seorang mahasiswa dari Universitas Negeri
Yogyakarta jurusan pendidikan teknik otomotif yang bernama Guntur Dian Purnomo.
Observasi aktivitas siswa dilakukan mulai dari pelaksanaan tindakan berlangsung sampai akhir proses
pelaksanaan tindakan selesai. Pada pertemuan siklus III ini jumlah siswa yang hadir sebanyak 29 siswa, meski masih
ada 4 orang siswa yang datang terlambat. Jumlah siswa seharusnya ada 30 siswa namun ada 1 siswa yang tidak
masuk masuk sekolah dengan keterangan surat ijin. Pada pelaksanaan tindakan pada siklus III ini siswa
sudah mulai teratur, bisa mengikuti pembelajaran dengan tertib, meski masih ada beberapa siswa yang harus ditegur
terlebih dahulu. Berikut hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran:
Tabel 23. Aktivitas Siswa Pada Siklus III
No. Aktivitas
Jml. Siswa Prosentase
1 Memperhatikan
penjelasan 26
89,66 2
Bertanya 14
48,28 3
Aktif berdiskusi 27
93,10 4
Mencatat menyalin 27
93,10 5
Merespon menjawab 16
59,26 6
Berpendapat 6
20,69
Jumlah Siswa Aktif 116
66,67
Aktivitas Siswa= 100
x Aktivitas
Jenis x
Siswa Seluruh
Jumlah as
Beraktivit Yang
Siswa Jumlah
67 ,
66 100
6 29
116
x
x Aktivitas belajar siswa pada siklus III ini mengalami
peningkatan mencapai 66,67. Dalam proses pembelajaran siswa sudah mulai teratur dan bisa mengikuti pembelajaran,
karena peneliti dan observer menegur dengan mendatangi siswa yang ramai.
c Observasi hasil belajar siswa.
Diakhir siklus III ini guru mengadakan postest tentang materi yang telah disampaikan, tujuannya adalah untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh metode STAD terhadap prestasi belajar siswa. Tabel berikut ini menunjukan hasil
belajar siswa pada siklus III. Tabel 24. Nilai Tes Hasil Belajar Siklus III
KeteranganNilai SIKLUS II
Postest I Postest II
Peningkatan
Jumlah peserta tes 27
29 2
Rata-rata 7,5
8,0 0,5
Σ nilai ≥ 7.5 13
23 10
Peningkatan Hasil Belajar = 100
x rate
Base rate
Base rate
Post
= 100
5 ,
7 5
, 7
, 8
x
= 6,67 Dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata tes
akhir siswa pada siklus III adalah 8,0 atau meningkat 6,67 sedangkan untuk jumlah siswa yang mendapat nilai
≥ 7,5 jumlah siswa yang memenuhi KKM pada siklus saat tes
akhir tercatat 23 siswa atau 79,31. 4
Refleksi III Tahap akhir pada siklus III setelah dilaksanakannya
pembelajaran dengan metode pembelajaran STAD, selanjutnya adalah di lakukan refleksi siklus III
terhadap proses pembelajaran tersebut. Refleksi ini dilakukan sebagai evaluasi
tindakan yang telah dilakukan di dalam kelas berupa hasil dari pengamatan yang diperoleh untuk menentukan berhasil tidaknya
tindakan yang telah dilakukan. Peneliti dan guru kembali mendiskusikan bersama-sama
mengenai hasil pengamatan yang sudah dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus III berlangsung. Diskusi yang
dilakukan antara peneliti dan guru yaitu diskusi tentang permasalah
yang muncul
saat pelaksanaan
tindakan berlangsung. Berbeda dengan siklus I dan siklus II sebelumnya,
pada pelaksanaan tindakan siklus III guru sudah melaksanakan
tindakan sesuai yang direncanakan. Pada siklus III ini guru sudah mampu menciptakan suasana kelas yang kodusif dari
sebelumnya. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa diperoleh hasil
bahwa dari sklus I ke siklus II sampai siklus III mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode
pembelajaran STAD mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran DDO.
Hal tersebut ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata dari sklus I, siklus II dan siklus III. Rata-rata nilai pada siklus I
sebesar 7,0 meningkat pada siklus II menjadi 7,5 dan pada siklus III sebesar 8,0. Prosentase siswa yang tuntas belajar dari siklus I
sebesar 29,17, siklus II sebesar 48,15 dan siklus III mencapai 79,31.
Untuk aktivitas siswa juga mengalami peningkatan mulai dari siklus I, siklus II, sampai ke siklus III. Hal ini dapat dilihat
dari prosentase aktivitas siswa tiap siklusnya. Prosentase pada siklus I yaitu 42,36 meningkat pada siklus II sebesar 59,26
meningkat lagi pada siklus III sebesar 66,67. Dengan demikian dapat disimpulkan pembelajaran mata
pada mata pelajaran DDO pada penelitian tindakan siklus III melalui metode pembelajaran STAD telah meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa 1 TKR 2 secara optimal
sehingga indikator keberhasilan telah tercapai dan hipotesis tindakan sudah tercapai. Dengan tercapainya indikator
keberhasilan dan hipotesis tindakan, maka penelitian berhenti pada siklus III.
B. Pembahasan