88
Apabila telah menandatangani kesepakatan didalam MoU berarti sekolah dengan mitra telah melaksanakan kerja sama yang saling
menguntungkan. Kerja sama yang saling menguntungkan tersebut tertuang dalam isi dari MoU dan kegiatan yang dilaksanakan pada saat
kemitraan berlangsung, yaitu saling menengok saat pembelajaran sedang berlangsung. Hal tersebut telah sesuai dengan prinsip yang
digunakan oleh Soekidjo Notoatmojo 2003, yang menjelaskan tiga prinsip kunci dari kemitraan yaitu keterbukaan, kepercayaan dan saling
menguntungkan. Selain menjalin komunikasi dan saling percaya dengan mitra,
strategi pelaksanaan yang digunakan oleh sekolah sebagai langkah tindak lanjut dari program kemitraan adalah evaluasi. Evaluasi yang
dilakukan oleh sekolah biasanya berwujud pada evaluasi tertulis dan lisan. Evaluasi tertulis tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
sekolah supaya kegiatan yang akan dilakukan lagi pada tahun berikutnya dapat menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Untuk
evaluasi lisan biasanya peserta dari program kemitraan akan melakukan presentasi dihadapan teman sejawat supaya teman sejawat mendapatkan
pengalaman baru walau hanya dari cerita.
2. Bentuk Kemitraan di SMA Negeri 2 Yogyakarta
Kemitraan yang ada di SMA Negeri 2 Yogyakarta adalah kemitraan yang dijalin langsung dengan mitra, baik mitra luar negeri maupun dalam
negeri. Dari data yang didapat menunjukan bahwa sekolah mencari mitra
89
sendiri atau melalui program dari dinas. Kerja sama yang dijalin sekolah dengan mencari mitra sendiri untuk sampai pada MoU, pihak dinas ikut
terlibat didalamnya. Selain seperti itu, dinas pendidikan juga memiliki program kemitraan tersendiri dengan cara melibatkan sekolah-sekolah
dibawah binaannya untuk berpartisipasi. Dengan demikian kerja sama yang dijalin oleh sekolah merupakan kerja sama yang masih dalam
pengawasan dinas pendidikan Kota Yogyakarta. Kerja sama yang dijalin oleh SMA Negeri 2 Yogyakarta dengan
mitra merupakan kerja sama yang saling menguntungkan. Dapat dilihat dari prinsip yang dimiliki oleh sekolah yaitu, kepercayaan, keterbukaan
dan saling menguntungkan. Sejalan dengan hal itu, model kemitraan yang dimiliki oleh SMA Negeri 2 Yogyakarta adalah model kemitraan yang
saling menguntungkan atau mutualism partnership. Seperti yang diungkapkan oleh Ambar Teguh Sulistyani 2004, bahwa kerja sama yang
saling menguntungkan berdasarkan pada pentingnya melakukan kemitraan untuk sama-sama mencapai tujuan yang lebih optimal.
Hal ini terlihat pada hampir semua kerja sama yang ada di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Sekolah memilih mitra didasarkan pada kesamaan
tujuan dan kebutuhan. Hasil akhir dari kemitraan yang dijalin adalah pada peningkatan kualitas pendidikan yang ada pada masing-masing sekolah.
Saling menengok pembelajaran saat dikelas juga merupakan wujud dari kerja sama yang saling menguntungkan. Tidak ada hal yang ditutupi dari
90
sekolah dengan mitra, mereka saling bekerja sama untuk menghasilkan tujuan bersama yaitu meningkatkan kualitas pendidikan.
Selain secara umum bahwa kemitraan yang terjadi di SMA Negeri 2 Yogyakarta merupakan kerja sama yang saling menguntungkan, peneliti
juga menemukan bahwa adanya bentuk kemitraan lain yaitu pseudo partnership. Pseudo partnership
atau kemitraan yang terjalin namun tidak secara sesungguhnya melakukan kerjasama secara seimbang, Ambar
Teguh Sulistyani: 2004. Kerja sama tersebut terwujud dalam kegiatan yang bersifat insidental dan biasanya kerjasama ini dilaksanakan saat study
banding. Study banding merupakan salah satu kegiatan kemitraan yang bersifat kunjungan singkat, pelaksanaannya ialah untuk bertukar informasi
dengan sekolah lain. kegiatan ini tidak sampai pada kesepakatan MoU, namun hanya berdasarkan pada kesepakatan yang telah dijalin oleh kedua
belah pihak.
3. Manfaat Kemitraan Sekolah