Model-model Kemitraan Konsep Kemitraan

21 materi. Saling menguntungkan disini lebih dilihat dari kebersamaan atau sinergis dalam mencapai tujuan bersama. Ibarat mengangkat beban 50 kg, diangkat secara bersama-sama empat orang lebih ringan daripada diangkat sendiri.

4. Model-model Kemitraan

Ambar Teguh Sulistyani, 2004 menjelaskan beberapa model kemitraan sebagai berikut : a Pseudo partnership, atau kemitraan semu. Adalah sebuah persekutuan yang terjadi antara dua pihak atau lebih, namun tidak sesungguhnya melakukan kerjasama secara seimbang satu dengan yang lainnya. b Mutualism partnership, atau kemitraan mutualistik adalah persekutuan dua pihak atau lebih yang sama-sama menyadari aspek pentingnya melakukan kemitraan, yaitu untuk saling memberikan manfat dan mendapatkan manfaat lebih , sehingga akan dapat mencapai tujuan secara lebih optimal. c Conjugation partnership, atau kemitraan melalui peleburan dan pengembangan. Adalah kemampuan dua pihak atau lebih dapat melakukan konjugasi dalam rangka meningkatkan kemampuan masing-masing. Model kemitraan lain yang dikembangkan berdasar atas azas kehidupan organisasi pada umumnya adalah sebagai berikut : 22 a Subordinate union partnership. Adalah kemitraan yang terjadi antara dua pihak atau lebih, yang memiliki status, kemampuan atau kekuatan yang tidak seimbang satu sama lain. b Linear union partnership. Adalah pihak-pihak yang bergabung untuk melakukan kerjasama memiliki persamaan secara relatif. c Linear collaborative of partnership. Adalah kemitraan yang tidak membedakan besaran atau volume, statuslegalitas, atau kekuatan para pihak yang bermitra. Paling penting dari hubungan kemitraan ini adalah berada pada garis lurus, tidak saling tersubordinasi. Selain itu Soekidjo Notoatmojo 111:2003 menjelaskan bahwa ada dua model kemitraan yang dapat dilakukan. a Model I Model kemitraan yang paling sederhana adalah dalam bentuk jaringan kerja atau networking atau sering disebut jug building linkages . Kemitraan semacam ini hanya dalam bentuk jaringan kerja networking saja. Masing-masing mitra atau institusi telah mempunyai program sendiri mulai dari merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi. Adanya persamaan pelayanan atau sasaran pelayanan atau karakteristik yang lain diantara mereka, maka dibentuklah jaringan kerja. Sifat kemitraan yang seperti ini disebut juga sebagai koalisi. 23 b Model II Pada kemitraan model ini lebih baik dan solid, masing- masing anggota mitra mempunyai tanggung jawab yang lebih besar terhadap program atau kegiatan bersama. Visi, misi, dan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan kemitraan tersebut harus direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi bersama.

5. Sikap dan Perilaku Kemitraan