bagi siswa sehingga cukup sulit bagi siswa untuk menyesuaikan diri dalam prosesnya dan akibatnya hasil belajar yang diperoleh kurang
maksimal. 3.
PR yang peneliti berikan dengan tujuan agar siswa dapat latihan soal secara mandiri, namun tidak dikerjakan dan tidak ada tindak lanjut
dari peneliti bagi siswa yang tidak mengerjakan PR sehingga siswa tidak antusias dalam latihan soal secara mandiri.
4. Peneliti memberikan skor tinggi pada tes belajar siswa yang
memperoleh hasil akhir benar tanpa memperhatikan tahapan-tahapan pekerjaan siswa sehingga mengakibatkan hasil analisis belajar siswa
kurang valid. 5.
Peneliti kurang memperhatikan cara penulisan siswa pada pekerjaannya sehingga mengakibatkan hasil analisis belajar siswa
kurang valid. 6.
Peneliti membuat soal cerita pada tes hasil belajar tidak disertai dengan keterangan yang rinci sehingga pada saat mengerjakan soal
siswa kebingungan dan bertanya kepada peneliti maksud dari soal tersebut yang menimbulkan suasana kelas menjadi kurang kondusif.
7. Pengukuran minat belajar siswa hanya sebatas pemberian angket saja
tanpa adanya metode lain untuk mendukung data minat tersebut.
70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di kelas VIII A A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 20162017, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut. 1.
Dari 24 siswa kelas VIII A A yang mengikuti tes hasil belajar, terdapat 7 orang siswa yang mencapai KKM dan 17 siswa yang tidak
mencapai KKM. Presentase siswa yang mencapai KKM adalah sebesar
, sedangkan presentase siswa yang tidak mencapai KKM adalah sebesar
Presentase siswa yang tidak mencapai KKM lebih tinggi dibandingkan presentase yang mencapai KKM.
2. Dari analisa minat belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran
dengan pendekatan saintifik memberikan hasil yang positif bagi siswa. Terlihat dari jawaban keseluruhan terdapat terdapat 3 orang siswa
yang termasuk dalam kategori minat belajar sangat tinggi, 18 orang siswa yang termasuk dalam kategori minat belajar tinggi, dan 3 siswa
yang termasuk dalam kategori minat belajar cukup. Kategori minat belajar yang memiliki frekuensi paling besar adalah kategori minat
belajar tinggi. Jadi, minat belajar siswa kelas VIII A A SMP Kanisius Gayam secara keseluruhan termasuk dalam kategori minat belajar
tinggi. Dilihat dari hasil angket minat belajar dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan pendekatan saintifik menumbuhkan
minat siswa dalam pembelajaran matematika walaupun perolehan hasil belajar kurang memuaskan.
3. Tiga siswa yang memiliki permasalahan khusus di kelas memiliki
minat belajar yang tinggi pula meskipun hasil tes belajar mereka lebih rendah dibandingkan siswa lainnya. Aspek minat belajar siswa yang
memperoleh persentase ketercapaian tertinggi ialah aspek keterlibatan siswa untuk belajar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
penerapan pembelajaran dengan metode pendekatan saintifik pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bentuk aljabar memberikan
manfaat yang lebih menonjol dalam mendorong keterlibatan siswa untuk turut aktif ketika pembelajaran berlangsung.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika pada sub pokok perkalian dan pembagian
bentuk aljabar di kelas VIII A A SMP Kanisius Gayam, Yogyakarta tahun ajaran 20162017, peneliti memiliki beberapa saran sebagai berikut.
1. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika dapat
dijadikan referensi dalam proses belajar mengajar, khususnya untuk meningkatkan minat belajar siswa dan hasil belajar.
2. Guru mengembangkan berbagai metode-metode pembelajaran yang
bisa membuat siswa berminat untuk mengikuti pembelajaran.