Kultur Lingkungan Kerja TINJAUAN PUSTAKA

Sedangkan untuk sisi kolektivisme diukur dengan instrumen: 1. Training, yaitu kesempatan untuk mengalami pelatihan guna meningkatkan job performance. 2. Physical Conditions, yaitu adanya lingkungan kerja yang baik ventilasi, cahaya, ruangan, warna, dsb. 3. Use of skill, yaitu penggunaan keterampilan sepenuhnya dalam melakukan pekerjaan. Ndraha, 1999:245 Dimensi yang ketiga adalah dimensi masculinity MA yang lebih berorientasi materialisme dari pada hubungan kekerabatan. Dimensi ini secara konseptual berguna untuk memahami perbedaaan gender dalam dunia kerja. Dimensi masculinity menunjukan tingkat tingkatan atau sejauh mana suatu masyarakat berpegang teguh pada peran gender atau nilai-nilai seksual yang tradisional yang didasarkan pada perbedaan biologis dan menekankan pada nilai asertivitas, prestasi, dan performansi. Sedangkan dimensi feminnity lebih mengutamakan hubungan interpersonal, keharmonisan dan kinerja kelompok. Perbedaan dalam dimensi ini akan berpengaruh pada struktur organisasi dan corak hubungan dalam suatu perusahaan. Biasanya dalam masyarakat yang memiliki dimensi masculinity tinggi maka perbedaan antara pria dan wanita menjadi menonjol, remaja pria mengharapkan karir pekerjaan yang bagus dan kurang mentolerir kegagalan. Masyarakat yang memiliki dimensi feminity menganggap bahwa kerja yang baik menuntut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kemampuan untuk lebih memperhatikan kesejahteraan orang lain dan kurang mengutamakan kepentingan diri sendiri. Ndraha 1999:246 menulis instrumen Hoffstede yang digunakan dalam penelitian. Sisi masculinity digunakan instrumen: 1. Earning, yaitu pendapatan: kesempatan mendapat job yang menjanjikan pendapatan yang tinggi. 2. Recognition, yaitu pengakuan atau penghargaan masyarakat terhadap pekerjaan. 3. Advancement, yaitu kesempatan untuk maju dan mendapat kedudukan tinggi. Pengukuran untuk instrument femininity yaitu dengan: 1. Manager, yaitu adanya hubungan baik atasan dan bawahannya. 2. Cooperation, yaitu kerjasama antar karyawan di dalam perusahaan yang bersangkutan. 3. Living area, yaitu bertempat tinggal di pemukiman yang layak bagi karyawan dan keluarganya. 4. Employment security, yaitu ketenangan bekerja selama karyawan suka, tanpa dihantui oleh pemutusan hubungan kerja. Dimensi yang keempat adalah dimensi Uncertainty Avoidance UA menunjukkan tingkatan atau sejauh mana masyarakat dalam menghadapi situasi yang samar-samar atau tidak pasti. Masyarakat yang memiliki UA tinggi merasa terancam dengan ketidakpastian sehingga berusaha menciptakan mekanisme untuk mengurangi resiko itu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Organisasi dalam budaya UA-nya tinggi juga cenderung memiliki kejadian turn over keluar-masuk karyawan yang sedikit, dan karyawan yang rendah ambisinya, perilaku yang kurang berani mengambil resiko dan petualangan, dan perilakunya lebih ritual. Masyarakat yang memiliki orientasi UA yang rendah, toleransi terhadap situasi yang samar-samar atau tidak pasti. Dalam situasi ini orang akan lebih banyak diberi kesempatan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam menyelesaikan tugas. Daya Kisni, 2003: 277-283 Menurut Ndraha 1999:247 ada beberapa instrumen untuk mengukur penghindaran ketidakpastian dalam masyarakat adalah sebagai berikut: 1. Job stress, yaitu frekuensi meregang atau nervous di tempat kerja atau sewaktu bekerja. 2. Rule orientation, yaitu persetujuan terhadap ketentuan bahwa aturan wajib ditaati. 3. Intent to stay with company for a long-term career, yaitu seberapa banyak karyawan yang ingin bekerja untuk jangka waktu lama di perusahaan yang bersangkutan. Jadi, kultur lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas- tugas.

D. Permodalan

Modal dalam perusahaan merupakan persoalan yang tidak akan berakhir, mengingat bahwa masalah modal itu mengandung begitu banyak dan berbagai rupa aspek. Banyak pendapat mengenai pengertian modal. Menurut Bambang Riyanto, modal merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam proses produksi untuk memperoleh kekayaan selanjutnya. Modal juga dapat diikhtisarkan pada neraca perusahaan yang dibedakan menjadi modal konkrit dan modal abstrak, dimana modal konkrit adalah modal yang tertera di sebelah debit, sedangkan modal abstrak adalah modal yang tertera di sebelah kredit. Namun neraca suatu perusahaan selain menggambarkan adanya modal konkrit dan modal abstrak juga menampakkan dua gambaran modal yang lain, yaitu modal aktif yang menunjukkan modal menurut sumbernya atau asalnya Bambang Riyanto, 1995: 19. Pendanaan awal dari bisnis skala kecil sering berpola menurut tipikal perencanaan pendanaan pribadi. Seorang calon wirausaha, pertama kali akan menggunakan tabungan pribadi dan kemudian mencoba mendapatkan akses pada tabungan keluarga dan teman. Ada beberapa modal awal yang digunakan oleh calon wirausaha untuk memulai berwirausaha, antara lain : 1. Investor Perorangan a. Tabungan pribadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabungan Pribadi adalah sumber pendanaan ekuitas yang paling sering digunakan dalam memulai bisnis baru. Sebuah bisnis baru memerlukan ekuitas untuk memperhitungkan margin atau kesalahan. b. Teman dan saudara Kadang-kadang, pinjaman dari teman atau saudara dapat menjadi satu-satunya sumber yang tersedia bagi pendanaan baru. Jenis pendanaan ini lebih didasarkan pada hubungan pribadi daripada analisis keuangan. Untuk meminimalkan kesempatan terjadinya kehancuran hubungan pribadi yang penting, wirausaha harus merencanakan pembayaran sesegera mungkin. c. Investor perorangan lain Sejumlah besar orang secara pribadi berinvestasi dalam kegiatan kewirausahaan milik orang lain. Mereka terutama adalah orang yang dengan pengalaman bisnis moderat sampai dengan yang signifikan, tapi juga profesional dan kaya 2. Bank Bank adalah penyedia utang utama bagi perusahaan kecil. Meskipun bank membatasi pemberian pinjaman mereka untuk menyediakan modal kerja. 3. Program yang didukung Pemerintah Beberapa program pemerintah memberikan pendanaan bagi bisnis berskala kecil. Pemerintah Negara telah mengalokasikan sejumlah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI uang yang meningkat untuk mendanai bisnis baru. Program pemerintah yang mendukung dengan didirikan beberapa saran untuk membangun tempat bisnis baru. 4. Sumber Pendanaan lain a. Lembaga keuangan berdasarkan komunitas Lembaga keuangan berdasarkan komunitas adalah pemberi pinjaman yang melayani komunitas yang berpenghasilan rendah dan menerima dana dari pemerintah. Pemberi pinjaman berdasarkan komunitas ini memberikan modal pada bisnis yang tidak mempunyai atau bahkan sedikit akses untuk pendanaan pendirian perusahaan. b. Perusahaan besar Perusahan besar memberikan jumlah dana terbatas bagi investasi dalam perusahaan yang kecil.

E. Pendidikan

Pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa dengan si anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya, dalam artian supaya dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, agar menjadi manusia yang bertanggung jawab. Idris, 1981:9. Menurut Yusuf 1986;21 pendidikan adalah sesuatu proses, baik berupa pemindahan maupun penyempurnaan. Sebagai suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI proses akan melibatkan dan mengikutsertakan bermacam-macam komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Pendidikan merupakan suatu proses yang berlanjut secara terus menerus. Sebagai suatu proses, pendidikan itu berlangsung dalam bermacam-macam situasi dan lingkungan. Secara mendasar dapat dikatakan bahwa lingkungan pendidikan itu dapat diklasifikasikan menjadi dua. 1. Pendidikan Formal Pendidikan Formal adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau instansi lain yang sudah terdaftar dalam Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. a. SD Sekolah Dasar b. SMP Sekolah Menengah Pertama c. SMA Sekolah Menengah Atas d. Perguruan Tinggi 2. Pendidikan non formal a. Dari beberapa lembaga pendidikan formal di atas ada pula pendidikan yang bersifat non formal, yaitu Balai Latihan Kerja, Kursus, Les Privat b. Lingkungan keluarga Reymond. W. Murray mengemukakan bahwa keluarga berfungsi sebagai kesatuan keturunan dan juga kebahagiaan masyarakat dimana keluarga tersebut memiliki kewajiban untuk meletakkan

Dokumen yang terkait

Pengaruh permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja terhadap manajemen usaha dengan jiwa kewirausahaan sebagai pemoderator : kasus sentra industri bakpia Jl. Laksa Adisucipto Yogyakarta.

0 1 159

Pengaruh permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

0 2 188

Pengaruh permodalan, pendidikan, dan kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha : studi kasus sentra industri Genteng Desa Berjo Godean Yogyakarta.

0 0 165

Pengaruh permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha : studi kasus counter HP di sepanjang Jalan Gejayan dan Jogja Phone Market Yogyakarta.

0 0 216

Pengaruh permodalan, pendidikan, dan kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha : studi kasus di Sentra Industri Bakpia Yogyakarta.

0 1 177

PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

0 0 175

SKRIPSI PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

0 0 214

PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

0 0 163

Pengaruh permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha - USD Repository

0 0 186

Pengaruh permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha : studi kasus sentra industri kerajinan kulit Manding Bantul, Yogyakarta - USD Repository

0 0 183