26
yang berbeda-beda satu dengan yang lain, akibatnya akan berdampak pada pengajarannya di kelas dalam menghadapi para peserta didik.
Misalnya dalam penyediaan fasiltas bagi peserta didik atupun dalam pengolahan metode pembelajaran, seorang guru yang memiliki tingkat
status ekonomi yang mantap akan semakin banyak memberikan variasi gaya mengajar dengan berbagai media yang dimilikinya.
Wawasan yang dimiliki guru yang memiliki status ekonomi tinggi akan semakin baik karena didukung dengan dapatnya pengadaan
buku-buku yang mendukung profesinya. Berbeda dengan guru yang memiliki status ekonomi menengah ke bawah mereka cenderung
memprioritaskan penghasilannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari daripada untuk membeli buku-buku baru yang mendukung
kinerjanya mereka cenderung mengandalkan sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh sekolah saja.
Berdasarkan penjelasan di atas, diturunkan hipotesis seperti berikut: H
3
: Adanya perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari aspek status sosial ekonomi guru.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif. Penelitian komparatif merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk membandingkan dan menganalisis
perbedaan-perbedaan dalam variabel. Jadi tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan kompetensi pedagogik guru di Daerah Istimewa Yogyakarta
ditinjau dari usia, pengalaman kerja, dan status sosial ekonomi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu penelitian adalah dari bulan Juli sampai dengan
Agustus 2008.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Menengah Atas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Objek penelitiannya adalah kompetensi pedagogik
guru.
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas Maman Rachman, 1993: 57.
27 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Populasi dalam penelitian ini adalah para guru Sekolah Menengah Atas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut perhitungan Badan Pusat Statistik 2007
jumlah guru Sekolah Menengah Atas di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 5.618 guru, sehingga jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 5.618 guru.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang diteliti Sugiono, 1999. Untuk menentukan besarnya sampel dari
populasi tersebut, peneliti menggunakan rumus Slovin 1960, yaitu sebagai berikut:
2
Ne 1
N n
+ =
Keterangan: n
= Ukuran sampel N
= Ukuran populasi e
= Nilai kritis yang diinginkan Dalam penelitian ini, ditentukan nilai kritis sebesar 5.
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan sebuah propinsi yang mempunyai 4 kabupaten yaitu; Bantul, Sleman, Kulon Progo, dan Gunung Kidul dan 1 kota
madya yaitu Kotamadya Yogyakarta. Oleh sebab itu penarikan sampel dilakukan dengan berdasarkan pada proporsi jumlah guru untuk setiap kabupaten dan
kotamadya. Perhitungan jumlah sampel tersebut adalah sebagi berikut: N = 5.618 guru
e = 5 n =
2
1 e
Ν +
Ν
=
2
05 ,
618 .
5 1
618 .
5 +
29
=
0025 ,
618 .
5 1
618 .
5 +
=
045 ,
14 1
618 .
5 +
=
045 .
15 618
. 5
= 373,41dibulatkan menjadi 373 Dari perhitungan di atas jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 373
guru, sampel sebanyak itu akan diambil dari 5 wilayah, yaitu dari Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan dari
Kotamadya Yogyakarta. Pengambilan banyaknya sampel guru dari masing-masing wilayah berbeda
satu sama lain sesuai dengan total guru yang ada di setiap wilayah. Di bawah ini akan dijelaskan sebaran wilayah pengambilan sempel serta jumlah pengambilan
sempelnya . Tabel 3.1
Jumlah Pengambilan Sampel Per Wilayah
Keterangan Jumlah sekolah
Jumlah guru Sleman
8
89 Bantul
9
85 Kulon Progo
6
25 Gunung Kidul
8 49
Kotamadya Yogyakarta 10
125 Jumlah
373