17
Gallerman 1987 berpendapat bahwa para pekerja muda pada umumnya mempunyai tingkat harapan dan ambisi yang tinggi. Mereka
mempunyai tantangan dalam pekerjaan dan menjadi bosan dengan tugas- tugas rutin. Mereka tidak puas dengan kedudukan yang kurang berarti. Hal ini
yang terjadi pada pekerja pada usia menengah. Status menjadi suatu yang penting. Pada usia inilah mereka akan ditentukan apakah sukses atau tidak.
Sebaliknya di usia lanjut, kompetensi biasanya dielakkan karena menurunnya stamina.
E. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja merupakan salah satu syarat yang sering diminta oleh sekolah dalam menyerap tingkat tenaga kerja. Menurut Moh.
As’ad 1986:5 pengalaman kerja adalah lamanya waktu karyawan bekerja. Pengalaman kerja yang banyak, memberikan memberikan kecenderungan
bahwa yang bersangkutan memiliki keahlian dan keterampilan kerja yang relatif tinggi. Sebaliknya terbatasnya pengalaman yang dimiliki maka
semakin rendah tingkat keahlian dan keterampilan tenaga kerja yang bersangkutan. Pengalaman kerja yang dimiliki seseorang terkadang lebih
dihargai daripada tingkat pendidikan yang lebih tinggi Susila Murtoyo, 1987:90. Menurut S.P Siagian 1984:174 seseorang yang mempunyai
pengalaman kerja membawa dampak berbagai hal, seperti : 1.
Cakrawala pandangan makin luas yang memungkinkan seseorang untuk lebih mampu memahami dan mengantisipasi perubahan yang terjadi.
18
2. Meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya dapat meningkatkan
penghasilan seseorang, sekaligus menambah kepuasan batin yang semakin besar.
3. Memungkinkan promosi yang besar.
Dalam bekerja, seorang guru akan mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pekerjaan. Pengalaman kerja
merupakan modal utama untuk terjun dalam suatu bidang garapan. Dengan pengalaman kerja yang dimiliki, seorang guru akan dapat bekerja
lebih efisien, sehingga ini akan menguntungkan bagi pihak sekolah.
F. Status Sosial Ekonomi
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai suatu penghargaan tertentu terhadap hal-hal yang terkait dalam masyarakat. Hal-hal yang
dihargai di dalam masyarakat itu dapat berupa uang atau benda yang bernilai ekonomis, dan juga berupa tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan,
kesalehan dalam agama atau mungkin keturunan dari keluarga tersebut. Sorokim menyatakan bahwa sistem berlapis-lapis itu merupakan
ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur Soekanto, 1982:219. Manusia yang memiliki sesuatu yang berharga dan
dengan jumlah yang cukup banyak, dianggap oleh masyarakat berkedudukan dalam lapisan atas dan mereka yang sedikit sekali atau
sama sekali tidak memiliki sesuatu yang berharga tersebut, dalam pandangan masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah. Di antara