Status Sosial Ekonomi PENDAHULUAN

20 tidak semua demikian keadannya karena hal tersebut tergantung pada sistem nilai-nilai yang berlaku serta berkembang dalam masyarakat yang bersangkutan. Kedudukan status diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Sehubungan dengan orang-orang lainnya status sendiri mempuyai dua aspek yang penting yaitu aspek yang statis yang sifatnya hierkis, maksudnya mengandung perbandingan tinggi dan rendahnya secara relatif terhadap status yang lain dan aspek fungsional yang berhubungan erat dengan peranan sosial tertentu. Dalam hal ini dapat berhubungan dengan jabatan, tingkah laku yang formal dan jasa yang diharapkan dari fungsi jabatan tersebut Polak, 1964: 367 Soekanto, 1982:233 Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan, yaitu ascribed status yang merupakan kedudukan yang diperoleh tanpa memperlihatkan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan yang diperoleh melalui kelahiran dan achieved status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja dan diperoleh tidak melalui kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja dan ini tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuannya Soekanto, 1982:217. Dengan demikian sistem pelapisan dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu, ada pula yang sengaja disusun untuk mengejar tujuan bersama, yang biasanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 menjadi alasan terjadinya system pelapisan tersebut, seperti kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan, kerabat. Ukuran atau kriteria yang dipakai untuk menggolongkan masyarakat yang satu dengan yang lainnya adalah sebagai berikut Soekanto, 1982, 231-232. Pertama, ukuran kekayaan dapat dijadikan sebagai suatu ukuran. Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak, ia termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat dalam bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, cara-caranya menggunakan pakaian yang dipakainya dan sebagainya. Kedua, ukuran kekuasaan dapat dijadikan sebagai ukuran. Barang siapa memiliki kekuasaan atau memiliki wewenang, menempati lapisan yang tertinggi. Kekuasaan mencakup baik suatu kemampuan untuk memerintah dan juga untuk memberi keputusan-keputusan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tindakan-tindakan pihk lain. Max Webber menyatakan, bahwa kekuasaan adalah kesempatan dari seseorang atau sekelompok orang-orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemaunnya sendiri dengan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan tertentu. Ketiga, ukuran kehormatan yang terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati mendapat tempat teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 Keempat, ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran- ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat yang negatif. Karena ternyata bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya.

G. Kerangka Berpikir dan Hipotesis

1. Adanya perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari aspek

usia Kematangan usia seseorang akan mempengaruhi daya pikir dan tindakan seseorang. Begitu pula seorang guru yang masih muda akan memiliki temperamental yang labil dibandingkan seorang guru yang telah berumur. Hal tersebut akan mempengaruhi guru tersebut dalam mengajar dan sikapnya dalam menghadapi murid di kelas. Atau kata lain, seorang guru yang lebih tua akan lebih memiliki wawasanlandasan kependidikan, dan lebih memiliki pemahaman terhadap peserta didik dibandingkan seorang guru yang lebih muda. Di sisi lain, kadang kala seorang guru yang lebih muda memiliki daya pengembangan perancangan pembelajaran yang lebih inovatif ataupun dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran dibandingkan dengan guru yang telah berumur, karena biasanya guru yang sudah berumur 45 tahun ke atas kadang kala dalam pengajarannya dia kurang menggunakan variasi dalam metode 23 pembelajarannya karena dia menganggap caranya tersebut adalah cara yang paling baik dan telah diterapkan bertahun-tahun saat dia mengajar sehingga enggan untuk mengganti metode pengajarannya. Dari sini tampaklah bahwa kompetensi pedagogik setiap guru akan berbeda satu sama lainnya ditinjau dari segi umur guru. Berdasarkan penjelasan di atas, diturunkan hipotesis seperti berikut: H 1 : Adanya perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari aspek usia

2. Adanya perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari aspek

pengalaman kerja Pengalaman kerja merupakan salah satu syarat yang sering diminta oleh sekolah dalam menyerap tingkat tenaga kerja. Pengalaman kerja yang banyak, memberikan kecenderungan bahwa yang bersangkutan memiliki keahlian dan keterampilan kerja yang relatif tinggi. Begitu pula seorang guru yang telah memiliki banyak pengalaman kerja akan berbeda dalam hal kompetensi pedagogiknya dibandingkan seorang guru yang belum memiliki pengalaman kerja. Seorang guru yang telah memiliki pengalaman kerja akan memiliki keterampilan mengajar yang lebih dibandingkan dengan guru yang belum memiliki pengalaman dalam mengajar, misalnya dalam menguasai kelas, menerangkan bahan, ataupun penggunaan metode untuk kelas. 24 Seorang guru yang sudah memiliki pengalaman kerja memiliki nilai tambah karena ia memiliki pengalaman-pengalaman sebelum- sebelumnya yang dapat digunakan sebagai pelajaran sehingga kini dapat mengajar lebih baik lagi. Sedangkan guru yang belum memiliki pengalaman kerja biasanya masih belum mengetahui betul tentang bagaimana mengelola kelas dengan benar, bagaimana memahami peserta didik atau cara menerangkan bahan secara efisien, guru tersebut hanya tahu dari teori-teori yang terdapat dalam buku semata belum merasakan dalam praktek yang sesungguhnya. Sehingga akan membedakan tingkat kompetensi pedagogik guru yang berpengalaman dengan guru yang belum memiliki pengalaman dalam mengajar. Berdasarkan penjelasan di atas, diturunkan hipotesis seperti berikut: H 2 : Adanya perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari aspek pengalaman kerja

3. Adanya perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari aspek

sosial ekonomi Setiap orang di dalam masyarakat pasti memiliki status sosial yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya, begitu pula dengan guru pasti memiliki latar belakang sosial yang berbeda satu sama lainya, faktor tersebut akan menyebabkan perbedaan pula dalam tingkat kompetensi pedagogik antar guru yang berbeda status sosialnya. Misalnya, guru yang memiliki latar belakang dengan status sosial

Dokumen yang terkait

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DITINJAU DARI PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI DAN PENGALAMAN Kompetensi Pedagogik Guru Ditinjau Dari Penguasaan Teknologi Informasi Komunikasi Dan Pengalaman Mengajar Di SMK Muhammadiyah 2 Sragen Tahun Ajaran 2014/ 201

0 2 13

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN Profesionalisme Guru Ditinjau Dari Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi KepribadianDi SMA Negeri 1 Sragen.

0 0 17

PENDAHULUAN Profesionalisme Guru Ditinjau Dari Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi KepribadianDi SMA Negeri 1 Sragen.

0 2 9

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DI SMA NEGERI 1 SRAGEN Profesionalisme Guru Ditinjau Dari Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi KepribadianDi SMA Negeri 1 Sragen.

0 0 14

Profesionalitas kerja guru ditinjau dari tingkat pendidikan, masa kerja, dan status kepegawaian : survey pada guru-guru SMA se-Kota Yogyakarta.

0 0 128

Analisis kompetensi sosial guru ditinjau dari usia, pengalaman kerja, dan status sosial ekonomi : studi empirik pada beberapa guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 163

Analisis kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia, pengalaman, dan status sosial ekonomi: studi empiris pada guru sma di Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 163

Analisis kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia, pengalaman, dan status sosial ekonomi: studi empiris pada guru sma di Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 161

ANALISIS KOMPETENSI SOSIAL GURU DITINJAU DARI USIA, PENGALAMAN KERJA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI

0 0 161

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DITINJAU DARI USIA, PENGALAMAN KERJA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI

0 0 170