MODUL DIKLAT PKB GURU BK SMP KELOMPOK KOMPETENSI 8
165 and mind, antara diri dan lingkungan self-external world,
antara emosi dan kenyataan emotionreality. Terdapat lima tipe polaritas, yaitu sebagai berikut:
a Polaritas fisik, yaitu polaritas maskulin dan feminin. b Polaritas emosi, yaitu polaritas antara kesenangan dan
kesakitan, antara kesenangan excitement dan depresi, serta antara cinta dan benci.
c Polaritas mental, yaitu polaritas antar ego orang tua dan ego anak, antara eros perasaan dan logos akal sehat,
serta antara yang harus dilakukan topdog dan yang diinginkan underdog.
d Polaritas spiritual, yaitu polaritas antara keraguan intelektual dan dogma agama.
e Polaritas interindividual, yaitu polaritas antara laki-laki dan perempuan.
b. Konsep Kunci
Konseling Gestalt menitik beratkan pada semua yang timbul pada saat ini. Pendekatan ini tidak memperhatikan masa lampau dan
juga tidak memperhatikan yang akan datang. Jadi pendekatan Gestalt lebih menekankan pada proses yang ada selama terapi
berlangsung. Bagi Perls, tidak ada yang ―ada‖ kecuali ―sekarang‖. Karena masa lampau telah pergi dan masa depan belum datang,
maka saat sekaranglah yang paling penting Corey, 2010:118. Konsep utama konseling Gestalt menekankan pada masa sekarang
serta belajar menghargai dan mengalami sepenuhnya kejadian saat ini. menurut Gestalt jika berfokus pada masa lampau dianggap
sabagai upaya untuk menghindari kejadian-kejadian yang berlangsung saat ini. Perls, menerangkan kecemasan sebagai
―kesenjangan antara masa kini dan masa depan‖. Menurut Perls, jika individu-individu menyimpang dari saat sekarang dan menjadi
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMP KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F
PPPPTK Penjas dan BK | 166 terlalu terpaku pada masa depan, maka mereka akan mengalami
kecemasan. Upaya yang digunakan untuk membantu klien membuat kontak
dengan masa kini, Gestalt lebih dominan mengajukan pertanyaan- pertanya
an ―apa‖ dan ―bagaimana‖ dibandingkan ―mengapa‖ upaya ini dilakukan agar klien dapat meningkatkan kesadaraan atas apa
yang sedang terjadi sekarang.
c. Sintesis Asumsi Diagnosis Masalah
Dalam terapi Gestalt yang menjadi asumsi diagonisis masalah terdapat pada konsep tentang urusan yang tidak terselesaikan,
yaitu mencangkup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, kebencian, kemarahan, rasa berdosa, rasa
diabaikan dan kedudukan. Walaupun tidak dapat diungkapkan secara langsung namun perasaan tersebut dapat dikaitkan dengan
ingatan dan fantasi-fantasi terentu, dan karena tidak dapat diungkapkan secara langsung dalam kesadaran menyebabkan
masalah itu tetap diingat sebagai latar belakang dan terbawa didalam kehidupan yang terjadi sekarang, dan menjadi penghambat
hubungan yang efektif antara dirinya sendiri dan orang lain. Perasaan-perasaan yang tidak diketahui menghasilkan sisa emosi
yang tidak perlu yang mengacaukan kesadaran yang berpusat pada saat sekarang. Menurut Perls 1969, rasa sesal atau dendam
paling sering menjadi sumber dan menjadi bentuk urusan tak selesai yang paling buruk. Selain itu Perls juga mengungkapkan
banwasanya pengungkapan rasa sesalitu merupakan sebuah keseharusan, rasa sesal yang tidak terungkapkan dapat berubah
menjadi per asaan bedosa. Saran Perls adalah ―Bilamana adan
merasa berdosa, temukan dan ungkapkan rasa sesal anda, dan usahakan agar tuntutan-
tuntutan ana menjadi jelas‖ Corey, 2010:123.
MODUL DIKLAT PKB GURU BK SMP KELOMPOK KOMPETENSI 8
167
3.
Tujuan Konseling
Konseling Gestalt memiliki sasaran penting yang menjadi sasaran dasarnya. Sasaran tersebut yaitu menantang klien mengubah dirinya
dari ―didukung oleh lingkungan‖ menjadi ―didukung oleh diri sendiri‖. Sasaran dari Gestalt yaitu membuat klien tidak bergantung kepada
orang lain, menyadarkan klien bahwasanya mereka dapat melakukan banyak hal, yang menurut mereka itu susah untuk mereka lakukan.
Sasaran utama Gestalt adalah pencapaian kesadaran. Kesadaran mengenai dirinya sendiri, karena tanpa kesadaran klien tidak dapat
merubah dirinya. Dengan kesadaran pula klien dapat menerima dan memiliki kesangguapan untuk menghadapi bagian-bagian keberadaan
yang diingkarinya sehingga membuat mereka untuk mudah terhubung dengan sebuah kenyataan.
Tujuan konseling gestalt adalah menciptakan eksperimen dengan
konseli untuk membantu konseli dalam:
a. Mencapai kesadaran atas apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka melakukannya. Kesadaran itu termasuk di
dalamnya, insight,
penerimaan diri,
pengetahuan tentang
lingkungan, tanggung jawab terhadap pilihannya. b. Kemampuan untuk melakukan kontak dengan orang lain.
c. Memiliki kemampuan mengenali, menerima mengekspresikan perasaan, pikiran dan keyakinan dirinya.
Konseling gestalt ini juga bertujuan mendampingi klien dalam mencapai kesadaran dari pengalaman momen ke momen dan memperluas
kapasitas dalam memilih. Yang mana tujuan terapi bukanlah analisis melainkan integrasi.
Menurut Sofyan S. Willis dalam bukunya Konseling Individual Teori dan Praktek mengatakan bahwa tujuan konseling adalah membantu klien
menjai individu yang merdeka dan berdiri sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan:
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMP KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F
PPPPTK Penjas dan BK | 168 1. Usaha membantu penyadaran klien tentang apa yang dilakukannya.
2. Membantu penyadaran tentang siapa dan hambatan dirinya. 3. Membantu klien menghilangkan hambatan dalam pengembangan
penyadaran diri. Sebagaimana contoh seorang individu yang sedang depresi karena
ibunya meninggal dunia, maka tujuan terapi gestalt ini diberikan agar individu tersebut dapat mencapai kembali kesadaran dirinya, dapat
hidup mandiri dan berkembang tanpa meratapi kepergian ibunya.
4.
Prosedur Konseling
Dalam proses memandang konseli individu, konseling Gestalt memiliki penerapan langsung bagi kerja menangani anak-anak dan para remaja
disekolah. Buku Janet Lederman yang berjudul Angger And The Rocking Chair, berisi uraian yang dramatis tentang adaptasinya atas
metode-metode Gestalt dalam menangani anak-anak yang mengalami masalah-masalah emosional di sekolah berkebutuhan khusus.
Lederman dengan jelas menjabarkan perasaan-perasaan ketidak berdayaan dan apati yang sering dialami, baik oleh anak-anak maupun
oleh orang tua. Lederman menerapkan konsep Gestalt dengan cara membuat anak
untuk menghindari penggunaan kekuatan pribadinya, Lederman menuntut anak-anak untuk bertindak berdasarkan kepribadianya sendiri,
selain itu ia juga menjaga hubungan yang sungguh-sungguh terhadap anak-anak, agar anak-anak itu dapat menerima dan bertanggung jawab
atas pa yang dilakukan oleh mereka. Lederman juga menghadapi secara langsung anak-anak yang diliputi rasa kebencian, kemarahan,
perasaan tak berdaya dan anak-anakyang menganggap dirinya tak berdaya, namun Lederman juga tidak lupa untuk mendorong anak-anak
tersebut yntuk dapat mengungkapkan seluruh perasaannya dan Lederman juga menuntut anak-anak untuk bertanggung jawab dan
menerima konsekunsi dari tingkah laku mereka sendiri.
MODUL DIKLAT PKB GURU BK SMP KELOMPOK KOMPETENSI 8
169 Brown 1971 juga mengembangka pendekatan humanistik terhadao
proses belajar dan mengajar berlandaskan teori-teori kesadaran Gestalt. Cara-cara yang dianggap dapat menjadi alternatif, yatitu memasukan
perasaan-perasaan, ambisi-ambisi, tujuan, nilai-nilai, sikap, dan ruang hidup siswa adalah pendidikan yang mengalir. Dalam bukunya yang
berjudul Human Teaching for Human Learning, Brown menguraikan ada bebarapa teknik yang dapat dilakuakan di dalam kelas dengan
mengunakan dinamika kelompok agar siswa dapat merasakan kejadian saat sekarang adapun teknik-teknik tesebut adalah sebagai berikut:
a. Teknik permainan imajinasi b. Teknik-teknik pemeranan tanggung jawab
c. Teknik kesadaran peran d. Teknik berkeliling bersama, dll.
Terapi Gestalt dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dalam bentuk konseling individu maupun konseling kelompok. Dalam
konseling, teori Gestalt dapat dilakukan dengan gaya Gestalt terbatas , dimana interkasi klien dengan konselor bertaraf minimal. Klien diminta
menerjemahkan masalahnya dalam bentuk permainan peran, dimana klien mempersonifikasikan segenap aspek kesadarannya. Dalam bentuk
yang seperti ini, reaksi-reaksi klien terhadap konselor atau guru BK menjadi bagian dari proyeksi-proyeksi fantasi klien.
Kempler 1973 menegaskan tugas konselor pada saat melakukan tugasnya yaitu, bertanggung jawab penuh untuk menghidupkan
suasana, bukan hanya melakukan ceramah dan menafsirkan tingkah laku klien, konselor juga boleh menganjurkan dan mengyilahkan klien
untuk berteriak,
menangis, berbicara
tentang diri
sendiri, mengeksplorasi kebingungannya sendiri, selain itu konselor atau guru
BK diperbolehkan untuk menegur klien jika memang hal itu diperlukan.
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMP KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F
PPPPTK Penjas dan BK | 170
5.
Teknik Konseling Gestalt
Perlu diketahui bahwasanya teori Gestalt bukan hanya sekumpulan teknik dan permainan-permainan. Interaksi pribadi antara konselor dan
klien merupakan inti dari proses terapeutik, teknik-teknik Gestal dapat digunakan sebagai alat untuk membantu klien untuk memperoleh
sebuah kesadaran penuh, untuk dapat menyelesaikan konflik-konflik internal dan dikotomi-dikotomi serta membuat mereka untuk dapat
menembus jalan buntu yang menghambat penyelesaian masalah yang tak selesai.
Levitsky dan Perls 1970 menyajikan suatu uraian permainan yang bisa digunakan dalam terapi Gestal, adapun yang mencakup hal tersebut
adalah sebagai berikut: a. Eksperimen
b. Memaknakan impian c. Bermain peran
d. Melatih kepekaan terhadap pesan tubuh e. Kelompok
f. Permainan Dialog
g. Latihan ‗Saya Bertanggung Jawab‘
h. Bermain Proyeksi i.
Teknik Pembalikan j.
Tetap Dengan Perasaan
6. Peran Konselor