MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMP KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F
PPPPTK Penjas dan BK | 131 konseling adalah untuk me mbantu perkembangan kesempurnaan
berbagai aspek kehidupan manusia. Dikatakan lebih lanjut bahwa tugas konseling trait and factor adalah membantu individu dalam memperoleh
kemajuan memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kaitannya dengan
perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir. Konseling dilaksanakan dengan membantu individu untuk memperbaiki
kekurangan, ketidakmampuan, dan keterbatasan; dan membantu pertumbuhan dan integrasi kepribadian. Dalam hubungan konseling,
individu mampu untuk menghadapi, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalahnya. Dari pengalaman ini individu belajar untuk
menghadapi situasi konflik di masa mendatang.
5. Prosedur Konseling
Williamson Shertzer Stone, 1980:173 menyatakan bahwa kerja konselor trait-factor meliputi enam langkah,yaitu: 1 Analisis, 2
Sintesis, 3 Diagnosis, 4 Prognosis, 5 Konseling, 6 Tindak lanjut.
a. Langkah Analisis, yaitu untuk memahami keadaan klien dengan
cara mengumpulkan informasi dan data dari berbagai sumber dan teknik serta alat yang diperlukan dengan memadai. Sebelum
konseling dilakukan konselor bersama klien mengumpulkan informasi-informasi dan data yang relevan dan dapat dipercaya
untuk lebih mengerti tentang diri klien. Informasi dan data yang dikumpulkan adalah yang berkenaan dengan kecerdasan, bakat,
minat, motif-motif, sikap, kesehatan jasmani, kehidupan emosional dan sifat atau ciri-ciri lain yang memperlancar atau menghambat
penyesuaian diri yang sehat.
b. Langkah Sintesis, merupakan langkah untuk merangkum dan
mengatur data dari hasil analisis, sehingga terlihat kelemahan- kelemahan, kekuatan-kekuatan serta kesanggupannya untuk
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMP KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F
PPPPTK Penjas dan BK | 132 menyesuaikan diri maupun kesanggupannya untuk menyesuaikan
diri.
c. Langkah Diagnosis. Diagnosis adalah pengertian atau intepretasi
yang berasal dari informasi penilaian dan biasanya diterjemahkan dalam bentuk tipe-tipe sistem klasifikasi Hohenshil, 1993:7. Jadi,
diagnosis adalah uraian dari kondisi seseorang dan bukan penilaian tentang diri seseorang Rueth et al.1998. Diagnosis merupakan
langkah pertama dalam konseling dan hendaknya dapat menemukan
ketepatan dan
pola yang
menuju kepada
permasalahan, sebab-sebabnya serta sifat-sifat klien yang berarti dan relevan yang berpengaruh kepada proses penyesuaian diri.
Diagnosis adalah langkah perumusan masalah beserta latar belakang penyebab yang dihadapi oleh klien. Langkah ini meliputi
proses interpretasi data dalam kaitannya dengan gejala-gejala masalah, kekuatan dan kelemahan klien. Dalam proses intepretasi
data dalam kaitannya dengan perkiraan penyebab masalah, konselor menentukan penyebab masalah yang paling mendekati
kebenaran atau menghubungkan sebab-akibat yang paling logis dan rasional. Diagnosis adalah suatu proses penyimpulan yang
relatif logis, berbeda dengan proses analisis yang bersifat deskriptif. Dalam membuat diagnosis, seorang konselor harus mengamati
tanda-tanda gejala, mendengarkan keluhan, dan mencari gangguan fungsi yang ada Lopez et al.2006. Untuk dapat melakukannya,
konselor harus mempertimbangkan aspek budaya, perkembangan, sosioekonomi, dan spiritual klien; selain mekanisme menghadapi
masalah, penyebab stres, dan perilaku yang dipelajari Rueth et al.1998. Terkadang suatu perilaku dalam kehidupan seorang klien
hanyalah sekadar gejala dari permasalahan situasional, sementara di lain waktu merupakan manifestasi dari kelainan yang parah. Oleh
karena itu masalah sebaiknya dipaparkan sebagai suatu yang berlangsung kontinyu dan konselor harus berhati-hati agar tidak
memberikan diagnosis
yang berlebihan
maupun kurang.
Bagaimanapun juga diagnosis hanya dapat membantu jika dapat
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMP KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F
PPPPTK Penjas dan BK | 133 diandalkan dan absah Sherry, Lyddon, henson,2007. Jika
diagnosis formal dibuat, gejala tertentu harus ada; dan harus cukup parah untuk mengganggu kehidupan klien secara bermakna
Hohenshil, 1995:65. Untuk mendiagnosis secara tepat, konselor harus secara bijak
menunda pengambilan keputusan awal sehingga ada waktu untuk menilai sebanyak mungkin faktor-faktor yang ada dalam kehidupan
klien Hill Ridley, 2001. Penilaian klinis yang sehat dan pengambilan keputusan yang baik memerlukan waktu dan
perenungan. Dalam
membuat dignosis,
konselor harus
mempertimbangkan konseptualisasi
alternatif dari
perilaku, termasuk arti perkembangan Ivey et al., 2005, dimensi kepribadian
yang berkelanjutan Oldham Morris, 1995,dan tingkat kesejahteraan, misalnya, apakah seseorang mengalami ―kemajuan‖
atau ―kemunduran‖ Keyes Lopez,2002. Diagnosis meliputi 3 langkah, yaitu:
1 Identifikasi Masalah, yang bersifat deskriptif. Menurut Bordin terdapat lima kategori diagnositik,yakni: i
ketergantungan, ii kekurangan informasi, iii konflik diri, iv ketakutan memilih, v tak ada masalah.
Menurut Pepinsky kategori diagnositik, meliputi: i kekurangan kepastian,
ii kekurangan
informasi, iii
kekurangan keterampilan. iv ketergantungan, dan v konflik-diri.
2 Menentukan sebab-sebab, mencakup menemukan hubungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan yang dapat
menerangkan sebab-sebab gejala. Konselor menggunakan intuisinya yang dicek oleh logika, oleh reaksi klien dan diuji
coba dari program kerja berdasarkan diagnosa sementara. 3 Prognosis, yang sekaligus merupakan langkah ke empat pada
proses konseling.
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMP KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F
PPPPTK Penjas dan BK | 134
d. Langkah Prognosis, langkah meramalkan akibat yang mungkin