Hakekat IPA KaryaModel Mainan yang Berhubungan dengan Udara

13 menyelesaikan masalah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu. Kemampuan menganalisis adalah kemampuan untuk memecah konsep ke dalam bagian- bagiannya dan menguraikan bagaimana bagian-bagian tersebut saling terkait.

2.1.2 IPA

2.1.2.1 Hakekat IPA

Kepanjangan dari IPA adalah Ilmu Pengetahuan Alam. IPA dalam bahasa Inggris disebut “science” yang berasal dari bahasa latin: scientia yang berarti pengetahuan Amien, 1987:2. Para ahli mendefinisikan IPA secara berbeda-beda. Menurut Fisher dalam Amien, 1987, IPA dinyatakan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi. Sedangkan Carin dalam Amien, 1987 menyatakan IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA ditunjukkan tidak hanya oleh kumpulan fakta saja produk ilmiah, tetapi juga metode ilmiah dan sikap ilmiah. IPA pada dasarnya adalah ilmu yang sangat dinamis dan selalu mengalami perubahan dan perkembangan secara kontinyu Amien, 1987:3. Dalam IPA terdapat sikap ilmiah dan metode ilmiah. Sikap ilmiah misalnya hasrat ingin tahu, kerendahan hati, sikap keterbukaan, jujur, pendekatan positif terhadap kegagalan dan sebagainya Amien, 1987:12. Metode ilmiah adalah metode yang biasanya diikuti oleh ilmuwan dalam memecahkan suatu problem. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari alam dan dipelajari melalui percobaan-percobaan untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang terjadi di alam. Dalam proses penyelesaian masalah juga dibutuhkan sikap ilmiah serta metode ilmiah agar hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

2.1.2.2 KaryaModel Mainan yang Berhubungan dengan Udara

Materi yang akan diteliti adalah materi tentang model mainan yang berhubungan dengan udara. Sulistyanto 2008:103-107 menuliskan beberapa karyamodel mainan yang berhubungan dengan udara, di antaranya adalah: 14 1 Roket Kertas Dalam membuat roket kertas dibutuhkan beberapa alat dan bahan. Alat dan bahannya adalah sebuah balon sedang berbentuk panjang, dua lembar kertas karton, gunting, lem, dan jarum. Berikut ini adalah langkah kerja dalam membuat roket kertas: 1. Tiuplah balon sehingga mengembang. 2. Buat tabung yang tidak pakai tutup bagian atas dan bawahnya hanya selimutnya saja dengan ukuran tabung sedikit lebih besar dibandingkan dengan ukuran balon. 3. Buat kerucut untuk tutup tabung bagian atas, seperti gambar di bawah ini: a b Sulistyanto, 2008:106 Gambar 2.1 Kerangka roket kertas 1 4. Masukkan balon ke dalam tabung kemudian bagian atasnya tutup dengan kerucut, seperti gambar di bawah ini: Sulistyanto, 2008:106 Gambar 2.2 Kerangka roket kertas 2 5. Tusuk balon dari bagian di bawahnya. Sulistyanto, 2008: 107 Gambar 2.3 Roket kertas 2 Pesawat Kertas Dalam membuat pesawat kertas dibutuhkan beberapa alat dan bahan. Alat dan bahannya adalah berbagai macam kertas seperti kertas koran, kertas HVS, kertas kado, pensil, penggaris, dan gunting. 15 Langkah Kerja: 1. Potong kertas dengan ukuran 15 cm x 20 cm. 2. Lipat kertas seperti gambar di bawah ini: a b Wahyono, 2008:106 Gambar 2.4 Kerangka pesawat kertas 1 3. Bentuklah model kepala pesawat dengan melipat seperti gambar di bawah ini: a b Wahyono, 2008:106 Gambar 2.5 Kerangka pesawat kertas 2 4. Lipat kembali ke arah luar sehingga terbentuk model sayap pesawat seperti gambar di bawah ini: a b Wahyono, 2008:106 Gambar 2.6 Pesawat kertas 5. Lemparkan pesawat yang telah kamu buat dan amati gerakannya Pesawat yang dibuat harus diberi kecepatan awal untuk dapat terbang. Sayap pesawat yang lebar menyebabkan hambatan udara menjadi besar. Bagian depan pesawat dibuat runcing untuk menghindari gesekan udara. 3 Baling-Baling kertas Dalam membuat baling-baling kertas dibutuhkan beberapa alat dan bahan. Alat dan bahannya adalah kertas, pensil, penggaris, gunting, lem kertas dan lidi sepanjang 30 cm. 16 Langkah Kerja: 1. Potong kertas dengan ukuran 15 cm x 15 cm. 2. Buat garis diagonalnya dengan cara melipat kertas dari dua sudut yang berbeda. 3. Cari titik tengahnya yang merupakan perpotongan kedua diagonal tersebut dan tandai dengan pensil. 4. Gunting ujung kertas mengikuti garis diagonal hingga batas persegi kecil, seperti pada gambar di bawah ini: Sulistyanto, 2008:103-104 Gambar 2.7 Kerangka baling-baling kertas 1 5. Tarik ujung kertas yang telah digunting secara berselang-seling, seperti pada gambar di bawah ini: Sulistyanto, 2008:103-104 Gambar 2.8 Kerangka baling-baling kertas 2 6. Tempelkan dengan lem ujung kertas tadi ke tengah-tengah bangun. 7. Tusuk bagian tengah dengan ujung lidi yang runcing dan buatlah porosnya 8. Bawalah baling-baling tersebut sambil berlari Baling-baling kertas dapat berputar karena ada dorongan dari angin yang melewati rongga baling-baling. Jika baling-baling tidak berongga, baling-baling akan sulit berputar. 4 Parasut Dalam membuat parasut dibutuhkan beberapa alat dan bahan. Alat dan bahannya adalah plastik tipis, benangtali, pemberatbandul misalnya boneka, kertas karton, gunting, pensil, penggaris, jangka, dan pelubang kertasjarum. 17 Langkah kerja Devi, 2008:144: 1. Buat lingkaran pada plastik dengan diameter ±15 cm. 2. Beri lubang untuk tali pada pinggiran plastik, seperti gambar di bawah ini: Gambar 2.9 Kerangka parasut 1 3. Potonglah 8 utas tali dengan panjang ± 40 cm. 4. Ikatkan tali pada setiap lubang. Gambar 2.10 Kerangka parasut 2 5. Ikatkan tali pada bandul. Gambar 2.11 Kerangka parasut 3 Setelah parasut jadi, mainkan parasut di halaman atau lapangan. Tariklah ujung plastik lalu lipat plastik dengan rapi setelah itu lemparlah parasut ke atas.

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

Di bawah ini akan dikemukakan beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.

2.2.1 Penelitian tentang Metode Inkuiri

Penelitian dilakukan oleh Simsek dan Filiz 2010 tentang efek pembelajaran berbasis inkuiri pada pemahaman konseptual siswa SD tentang materi, keterampilan proses ilmiah, dan sikap terhadap ilmu pengetahuan. Populasi dan sampel yang digunakan adalah siswa-siswi kelas V SD dari sebuah sekolah swasta di Istanbul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

0 2 210

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 3 175

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 2 151

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

3 69 161

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 170

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta

0 0 149

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta

0 2 159

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta - USD Repository

0 0 141

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta - USD Repository

0 0 168

Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA SD Bopkri Gondolayu Yogyakarta - USD Repository

0 0 169