38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan dibahas hasil penelitian dan pembahasan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif
pada taksonomi Bloom yaitu tentang kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Hasil penelitian ini berupa deskripsi untuk menjelaskan analisis data yang sudah
dilakukan.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan
Mengaplikasi
Penelitian yang dilakukan tergabung dalam penelitian payung IPA. Penelitian ini dilakukan di SD untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode
inkuiri terhadap kemampuan kognitif siswa. Kemampuan kognitif pada taksonomi Bloom ada 6, yaitu: kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasi,
menganalisis , mengevaluasi, dan mencipta. Kemampuan yang diteliti dalam
penelitian ini adalah kemampuan mengaplikasi dan menganalisis sehingga pembahasan akan difokuskan pada kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental yang menggunakan dua kelompok untuk dibandingkan. Kelompok tersebut terdiri dari kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan atau treatment, sedangkan kelompok eksperimen adalah
kelompok yang mendapatkan perlakuan khusus yaitu dengan metode inkuiri. Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap : 1 kedua kelompok
kelompok kontrol dan eksperimen diberi pretest berupa 6 soal uraian yang berhubungan dengan enam kemampuan kognitif yang akan diteliti. Pemberian
pretest bertujuan untuk mengetahui kondisi kemampuan awal siswa. 2 Setelah
diberi pretest, kedua kelompok diberi materi pembelajaran yang sama tetapi dengan perlakuan atau treatment yang berbeda. Kelompok kontrol menggunakan
pembelajaran tradisional seperti biasanya yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab, sedangkan kelompok eksperimen menggunakan pembelajaran dengan
metode inkuiri. Metode inkuiri merupakan perlakuan atau treatment yang
39
membedakan antara kelompok kontrol dan eksperimen. 3 Pada akhir pertemuan setelah materi sudah disampaikan, kedua kelompok diberi posttest berupa tes essai
untuk mengetahui pengaruh treatment yang telah diberikan, serta untuk membandingkan hasil dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kelompok penelitian dipilih dengan ditentukannya kelas A sebagai kelompok eksperimen dan kelas B sebagai kelompok kontrol.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa dua soal essai yang sudah dikonsultasikan dengan ahli, serta telah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Dua soal tersebut digunakan sebagai instrumen pokok untuk memperoleh data dalam penelitian. Soal tersebut digunakan pada saat pretest
dengan tujuan untuk memperoleh data dan mengetahui kemampuan awal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tersebut sama atau berbeda. Pada
saat posttest, instrumen tersebut digunakan untuk mengetahui 1 kenaikan antara nilai sebelum mempelajari materi dan nilai sesudah mempelajari materi pada
kedua kelompok tersebut kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 2 Perbedaan antara nilai kelompok kontrol sesudah menggunakan pembelajaran
tradisional dan kelompok eksperimen sesudah menggunakan metode inkuiri mempunyai perbedaan nilai yang signifikan atau tidak. Signifikansi hasil tersebut
dapat diukur dengan analisis statistik dengan membandingkan selisih nilai pretest dan posttest kelompok kontrol dengan selisih nilai pretest dan posttest kelompok
eksperimen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan variabel
independen yaitu metode inkuiri terhadap variabel dependen yang diteliti yaitu kemampuan mengaplikasi, serta untuk membuktikan pengaruh metode inkuiri
terhadap kemampuan mengaplikasi yang berdasarkan hipotesis bahwa metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi.
Data yang diperoleh dari pretest dan posttest untuk kemampuan mengaplikasi
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dianalisis dengan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer
IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Uji normalitas tersebut dilakukan untuk menentukan jenis statistik yang
akan digunakan dalam analisis data selanjutnya, dengan kriteria sebagai berikut:
40
1. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka distribusi data dikatakan normal. 2. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.
Berdasarkan kriteria di atas diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini lampiran 9a:
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas pada Kemampuan Mengaplikasi No
Aspek Nilai Signifikansi
Keterangan 1
Rerata skor pretest kelompok kontrol ,29
Normal 2
Rerata skor posttest kelompok kontrol ,55
Normal 3
Rerata skor pretest kelompok eksperimen ,42
Normal 4
Rerata skor posttest kelompok eksperimen ,52
Normal
Dari analisis statistik di atas, aspek pretest dan posttest kelompok kontrol memiliki distribusi data yang normal karena harga Sig. 2-tailed pretest
kelompok kontrol lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,29 dan harga Sig. 2-tailed posttest
kelompok kontrol lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,55. Pada kelompok eksperimen juga mempunyai distribusi data yang normal pada pretest maupun
posttest. Harga Sig. 2-tailed pretest kelompok eksperimen lebih dari 0,05 yaitu
sebesar 0,42 dan harga Sig. 2-tailed posttest kelompok eksperimen lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,52. Harga Sig. 2-tailed pretest dan posttest kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen menunjukkan keadaan yang normal sehingga aspek mengaplikasi pada kedua kelompok akan dianalisis dengan
menggunakan statistik parametrik t-test. Analisis data pada kemampuan mengaplikasi
dilakukan dengan 5 langkah berikut: 1 Uji beda skor pretest, yaitu analisis data yang membandingkan skor pretest kedua kelompok, baik kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum mendapatkan perlakuan; 2 Uji beda skor pretest ke posttest pada
masing-masing kelompok untuk mengetahui ada tidaknya kenaikan skor pada masing-masing kelompok; 3 Uji beda selisih skor pretest dan posttest antara
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan metode inkuiri; 4 Uji besarnya pengaruh metode inkuiri
terhadap kemampuan mengaplikasi dan kemampuan menganalisis untuk mengetahui besarnya pengaruh metode yang digunakan dalam pembelajaran; dan
5 Uji retensi pengaruh untuk mengetahui efek yang timbul masih sekuat posttest 1
atau tidak.
41
4.1.1.1 Uji Beda Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasi
Langkah pertama yang dilakukan setelah mengetahui normalitas data yaitu melakukan analisis perbedaan skor pretest kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Uji perbedaan skor pretest bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan awal kedua kelompok tersebut sama. Analisis statistik yang
digunakan dalam uji perbedaan skor pretest pada kemampuan mengaplikasi adalah statistik parametrik independent samples t-test karena harga Sig. 2-tailed
dengan uji Kolmogorov-Smirnov pada pretest kelompok kontrol yaitu 0,29 dan pretest
kelompok eksperimen yaitu 0,42 lebih besar dari 0,05 0,05. Analisis data dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95, dan analisis data menggunakan
hipotesis statistik sebagai berikut: H
null
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan pretest kelompok eksperimen. Dengan kata lain kemampuan kedua
kelompok tersebut sama. H
i :
Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan pretest
kelompok eksperimen. Dengan kata lain kemampuan kedua kelompok tersebut tidak sama.
Kriteria yang digunakan adalah: 1. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya kemampuan kedua kelompok tersebut tidak sama.
2. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya kemampuan kedua kelompok tersebut sama.
Berdasarkan kriteria di atas diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini lampiran 9b:
Tabel 8. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasi Hasil Pretest
Signifikansi Keterangan
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ,83
Tidak berbeda
Kriteria yang digunakan untuk Levene’s Test adalah:
1. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, tidak terdapat homogenitas varian antara kedua kelompok.
42
2. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, terdapat homogenitas varian antara kedua kelompok.
Dari hasil analisis statistik perbedaan skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh hasil
Levene’s Test dengan tingkat kepercayaan 95 F = 0,145 , Sig. sebesar 0,704, sehingga terdapat homogenitas varian. Hasil
independent samples t-test diperoleh hasil M= 0,24, SE= 0,11, t61= 0,22 dan
harga Sig. 2-tailed 0,05 yaitu sebesar 0,83. Karena itu dapat diketahui bahwa H
null
diterima dan H
i
ditolak dan data di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan skor
pretest kelompok eksperimen. Dengan kata lain kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama.
4.1.1.2 Uji Beda Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengaplikasi
Langkah kedua dilakukan untuk melihat ada atau tidak adanya kenaikan skor yang signifikan antara skor pretest ke posttest baik pada kelompok kontrol
maupun kelompok eksperimen. Dari uji perbedaan skor pretest ke posttest akan diperlihatkan persentase kenaikan masing-masing kelompok untuk uji normalitas.
Pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen harga Sig. 2-tailed dengan uji Kolmogorov-Smirnov
pada pretest dan posttest 0,05 sehingga data tersebut dikatakan normal. Karena itu, analisis statistik yang digunakan untuk data normal
adalah statistik parametrik paired t-test dengan tingkat kepercayaan 95. Analisis data pada kedua kelompok tersebut menggunakan hipotesis statistik sebagai
berikut: H
null
: Tidak ada perbedaan skor yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke
posttest .
H
i :
Ada perbedaan skor yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest.
43
Kriteria yang digunakan adalah: 1. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya ada perbedaan skor yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain
ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest. 2. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan skor yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain
tidak ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest. Hasil analisis data perbedaan pretest ke posttest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini lampiran 9c:
Tabel 9. Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengaplikasi
No Kelompok
Test Peningkatan
Signifikansi Keputusan Pretest
Posttest 1.
Kontrol 1,52
1,82 19,58
,015 Berbeda
2. Eksperimen
1,50 2,54
69,27 ,000
Berbeda
Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terdapat kenaikan yang signifikan pada
pretest ke posttest. Akan tetapi kenaikan skor yang pada kelompok eksperimen
lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hal tersebut ditunjukkan dengan harga M = -0,30, SE = 0,12, t30 = -2,59 dan harga Sig. 2-tailed 0,05 yaitu 0,02 pada
kelompok kontrol dan harga M = -1,04, SE = 0,15 serta harga Sig. 2-tailed sebesar 0,00 pada kelompok eksperimen. Maka H
null
ditolak dan H
i
diterima, artinya ada perbedaan skor yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan
kata lain ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen.
4.1.1.3 Uji Beda Selisih Skor Posttest Kemampuan Mengaplikasi
Langkah ketiga dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap kemampuan
mengaplikasi . Penghitungan selisih skor dilakukan dengan cara mengurangkan
pretest ke posttest pada masing-masing kelompok. Sebelum diadakan perbedaan
selisih skor, dilakukan uji normalitas data selisih skor terlebih dahulu untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak dengan
44
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas data selisih skor dapat dilihat pada tabel di bawah ini lampiran 9d:
Tabel 10. Uji Normalitas Selisih Skor pada Kemampuan Mengaplikasi No
Kelompok Signifikansi
Keterangan 1
Selisih skor kelompok Kontrol ,187
Normal 2
Selisih skor kelompok Eksperimen ,734
Normal
Analisis statistik yang digunakan dalam uji perbedaan selisih skor pretest
ke posttest pada kemampuan mengaplikasi yaitu statistik parametrik independent samples t-test
, dengan tingkat kepercayaan 95. Untuk analisis data, digunakan hipotesis seperti dibawah ini:
H
null
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. H
i :
Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan adalah:
1. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi.
2. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada
perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi.
Hasil analisis perbedaan selisih skor pretest ke posttest antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen yang dilakukan akan digunakan sebagai titik pijak dalam menarik kesimpulan yang berkaitan dengan hipotesis penelitian
sehingga dapat diketahui apakah hasil penelitian menerima atau menolak hipotesis penelitian. Untuk itu perlu diketahui homogentitas varian dengan
Levene’s Test. Kriteria yang digunakan untuk
Levene’s Test adalah: 1. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, tidak terdapat homogenitas varian antara
kedua kelompok
45
2. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, terdapat homogenitas varian antara kedua kelompok
Hasil analisis statistik perbedaan selisih skor pretest ke posttest kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini lampiran 9e:
Tabel 11. Perbedaan selisih skor pretest ke posttest
Kemampuan Mengaplikasi
Hasil selisih skor pretest ke posttest Signifikansi
Keterangan Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
,000 Berbeda
Dari hasil analisis statistik perbedaan selisih skor pretest ke posttest antara
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh hasil Levene’s Test dengan
tingkat kepercayaan 95 F = 2,29 , Sig. sebesar 0,14, sehingga terdapat homogenitas varian. Untuk hasil independent samples t-test diperoleh hasil M= -
0,74, SE= 0,19, t61= -3,88 dan harga Sig. 2-tailed 0,05 yaitu 0,00, sehingga H
i
diterima maka H
null
ditolak, dengan kata lain menerima hipotesis bahwa metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi.
Di bawah ini adalah grafik batang selisih skor kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen:
Gambar 4.1 Grafik Selisih Skor Kemampuan Mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
46
4.1.1.4 Uji besarnya pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan
mengaplikasi
Setelah melakukan uji selisih skor dapat diketahui apakah metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi. Untuk mengetahui besarnya
pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dilakukan perhitungan dengan cara seperti yang dituliskan pada bab III. Dengan kriteria r
effect size = 0,10 efek kecil, r = 0,30 efek menengah, dan r = 0,50 efek besar Field, 2009:57,179. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh
hasil seperti di bawah ini lampiran 9g:
Tabel 12. Hasil perhitungan besarnya pengaruh metode inkuiri kemampuan mengaplikasi Kelompok
T df
signifikansi effect size
keterangan Kontrol
-2,594 30
,015 0,43
Efek menengah Eksperimen
-6,878 31
,000 0,77
Efek besar
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa efek metode inkuiri pada kelompok
eksperimen berhubungan
dengan kemampuan
mengaplikasi mempunyai efek yang besar dengan nilai r = 0,77.
Untuk menghitung persentase pengaruh dilakukan dengan cara mengkuadratkan nilai r Field, 2009:57,179. Setelah dilakukan perhitungan
dengan mengkuadratkan nilai r, diperoleh hasil bahwa persentase pengaruh pada kelompok kontrol sebesar 18 dan pada kelompok eksperimen sebesar 60.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi mempunyai efek yang lebih besar daripada
menggunakan metode ceramah.
4.1.1.5 Uji Retensi Pengaruh
Untuk mengetahui retensi pengaruh dilakukan uji perbedaan antara posttest
I dengan posttest II. Posttest II diberikan 2 bulan setelah posttest I. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah efek yang ditimbulkan masih sekuat
posttest I atau tidak. Sebelum dilakukan perbedaan, Posttest II diuji normalitasnya
terlebih dahulu menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows
.
47
Hasil uji normalitas posttest II dapat dilihat pada tabel di bawah ini lampiran 9f:
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Posttest II pada Kemampuan Mengaplikasi
No Aspek
Nilai Signifikansi Keterangan
1 Rerata skor Posttest II kelompok kontrol
,346 Normal
2 Rerata skor Posttest II kelompok Eksperimen
,465 Normal
Berdasarkan analisis statistik di atas, skor posttest II pada kemampuan mengaplikasi
memiliki distribusi data yang normal karena harga Sig. 2-tailed posttest
II pada kelompok kontrol dan eksperimen 0,05 yaitu sebesar 0,35 untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 0,47.
Oleh karena itu, analisis statistik yang digunakan untuk data normal adalah statistik parametrik paired t-test dengan tingkat kepercayaan 95. Analisis data
pada kedua kelompok tesebut menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut: H
null
: Tidak ada perbedaan skor yang signifikan antara posttest I dengan posttest II
. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan skor yang signifikan antara posttest I
ke posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
H
i :
Ada perbedaan skor yang signifikan antara posttest I dengan posttest II. Dengan kata lain terjadi penurunan skor yang signifikan antara posttest I
ke posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan adalah:
1. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dengan posttest II.
2. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dengan posttest II.
Hasil analisis data perbedaan posttest I ke posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini lampiran 9h:
Tabel 14. Perbedaan Skor posttest I ke posttest II Kemampuan Mengaplikasi No
Kelompok Test
Signifikansi Keputusan
Posttest I Posttest II
1. Kontrol
1,82 1,61
,078 Tidak berbeda
2. Eksperimen
2,54 1,86
,000 Berbeda
Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dengan
48
posttest II karena harga Sig. 2-tailed 0,05 yaitu 0,78. Maka H
null
diterima dan H
i
ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dengan posttest II. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan yang signifikan antara
posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol, sedangkan pada kelompok
eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest I ke posttest II karena harga Sig. 2-tailed 0,05 yaitu 0,00. Maka H
null
ditolak dan H
i
diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II. Dengan
kata lain terjadi penurunan yang signifikan antara posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen. Pada kelompok eksperimen terjadi penurunan yang
signifikan karena kurang lebih 2 jam sebelum dilakukan posttest II, guru memberikan latihan-latihan soal kepada siswa sehingga pada saat mengerjakan
posttest II siswa tidak bersemangat dan berpengaruh pada hasil posttest II. Retensi
pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.2 Grafik Retensi Pengaruh Kemampuan Mengaplikasi
4.1.2 Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan
Menganalisis
Variabel independen yang kedua yang diteliti adalah kemampuan menganalisis
. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan variabel dependen yaitu metode inkuiri terhadap variabel independen yang diteliti
yaitu kemampuan menganalisis, serta untuk membuktikan pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis yang berdasarkan hipotesis bahwa
metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis.
0,5 1
1,5 2
2,5 3
Pretest Posttest1
Posttest2 Kontrol
Eksperimen
49
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri perlu dilakukan analisis statistik berdasarkan data yang diperoleh dari pretest dan posttest untuk
kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data hasil tes tersebut dianalisis dengan uji normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for
Windows. Uji normalitas tersebut dilakukan untuk menentukan jenis statistik yang
akan digunakan dalam analisis data responden, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikansi atau harga Sig. 2-tailed 0,05 maka distribusi data
dikatakan normal. 2. Jika nilai signifikansi atau harga Sig. 2-tailed 0,05 maka distribusi data
dikatakan tidak normal.
Berdasarkan kriteria diatas diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini lampiran 10a:
Tabel 15. Hasil Uji Normalitas pada Kemampuan Menganalisis No
Aspek Nilai Signifikansi
Keterangan 1
Rerata skor pretest kelompok kontrol ,48
Normal 2
Rerata skor posttest kelompok kontrol ,33
Normal 3
Rerata skor pretest kelompok eksperimen ,53
Normal 4
Rerata skor posttest kelompok eksperimen ,76
Normal
Dari analisis statistik diatas, aspek pretest dan posttest kelompok kontrol memiliki distribusi data yang normal karena harga Sig. 2-tailed pretest
kelompok kontrol lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,48 dan harga Sig. 2-tailed posttest
kelompok kontrol lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,33. Pada kelompok eksperimen juga mempunyai distribusi data yang normal pada pretest maupun
posttest. Harga Sig. 2-tailed pretest kelompok eksperimen lebih dari 0,05 yaitu
sebesar 0,53 dan harga Sig. 2-tailed posttest kelompok eksperimen lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,76. Harga Sig. 2-tailed pretest dan posttest kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen menunjukkan keadaan yang normal sehingga aspek menganalisis pada kedua kelompok akan dianalisis dengan
menggunakan statistik parametrik t-test. Analisis data pada kemampuan menganalisis
dilakukan dengan 5 langkah berikut: 1 Uji beda skor pretest, yaitu analisis data yang membandingkan skor pretest kedua kelompok, baik kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen untuk mengetahui kondisi awal siswa
50
sebelum mendapatkan perlakuan; 2 Uji beda skor pretest ke posttest pada masing-masing kelompok untuk mengetahui ada tidaknya kenaikan pada masing-
masing kelompok; 3 Uji beda selisih skor pretest dan posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
penggunaan metode inkuiri; 4 Uji besarnya pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan kemampuan menganalisis untuk mengetahui
besarnya pengaruh metode yang digunakan dalam pembelajaran; 5 Uji retensi pengaruh untuk mengetahui efek yang timbul masih sekuat posttest I atau tidak.
4.1.2.1 Uji Beda Skor Pretest Kemampuan Menganalisis
Langkah pertama yang dilakukan setelah mengetahui normalitas data pretest
dan posttest dari masing-masing kelompok yaitu melakukan analisis perbedaan skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji
perbedaan skor pretest bertujuan untuk mengetahui kondisi awal atau titik pijak antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdapat perbedaan atau tidak.
Jika memiliki titik pijak yang sama dapat dilakukan perbedaan antara skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan
dalam uji perbedaan pada kemampuan menganalisis adalah statistik parametrik independent samples t-test
karena harga Sig. 2-tailed pada pretest kelompok kontrol yaitu 0,48 dan pretest kelompok eksperimen yaitu 0
,
53 lebih besar dari
0,05 0,05. Analisis data dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95, dan analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
H
null
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan pretest kelompok eksperimen. Dengan kata lain kemampuan kedua
kelompok tersebut sama. H
i :
Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan pretest
kelompok eksperimen. Dengan kata lain kemampuan kedua kelompok tersebut tidak sama.
Kriteria yang digunakan adalah: 1. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya kemampuan kedua kelompok tersebut tidak sama.
51
2. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya kemampuan kedua kelompok tersebut sama.
Berdasarkan kriteria di atas diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini lampiran 10b:
Tabel 16. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Menganalisis
Hasil Pretest Signifikansi Keterangan
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ,220
Tidak berbeda
Kriteria yang digunakan untuk Levene’s Test adalah:
1. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, tidak terdapat homogenitas varian antara kedua kelompok.
2. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, terdapat homogenitas varian antara kedua kelompok.
Dari hasil analisis statistik perbedaan skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh hasil
Levene’s Test dengan tingkat kepercayaan 95 F = 0,190, Sig. sebesar 0,665, sehingga terdapat homogenitas varian. Hasil
independent samples t-test diperoleh hasil M= -0,25, SE= 0,2, t61= -1,24 dan
harga Sig. 2-tailed 0,05 yaitu sebesar 0,22. Karena itu dapat diketahui bahwa H
null
diterima dan H
i
ditolak dan data diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan skor
pretest kelompok eksperimen. Dengan kata lain kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama.
4.1.2.2 Uji Beda Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menganalisis
Langkah kedua dilakukan untuk melihat ada atau tidak adanya kenaikan skor yang signifikan antara skor pretest ke posttest baik pada kelompok kontrol
maupun kelompok eksperimen. Dari uji perbedaan skor pretest ke posttest akan diperlihatkan persentase kenaikan masing-masing kelompok untuk uji normalitas.
Pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen harga Sig. 2-tailed pada pretest
dan posttest 0,05 sehingga data tersebut dikatakan normal. Karena itu, analisis statistik yang digunakan untuk data normal adalah statistik parametrik
paired t-test dengan tingkat kepercayaan 95.
52
Analisis data pada kedua kelompok tersebut menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
H
null
: Tidak ada perbedaan skor yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke
posttest .
H
i :
Ada perbedaan skor yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest.
Kriteria yang digunakan adalah: 1. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Dengan kata lain
ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara skor pretest ke posttest. 2. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Dengan kata lain
tidak ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara skor pretest ke posttest. Hasil analisis data perbedaan pretest ke posttest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini lampiran 10c:
Tabel 17. Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menganalisis No
Kelompok Test
Peningkatan Signifikansi Keputusan
Pretest Posttest
1. Kontrol
1,79 1,76
-1,8 ,819
Tidak berbeda 2.
Eksperimen 2,04
2,45 19,92
,024 Berbeda
Tabel diatas menunjukkan bahwa kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol tidak terdapat kenaikan pada pretest ke posttest karena harga M
= 0,03, SE = 0,14, t30 = 0,23, dan Sig. 2-tailed 0,05 yaitu 0,82. Maka H
null
diterima dan H
i
ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest
dan posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest
ke posttest pada kelompok kontrol, sedangkan pada kelompok eksperimen terdapat kenaikan yang signifikan pada pretest ke posttest. Hal tersebut
ditunjukkan dengan harga M = -0,41, SE = 0,17, dan Sig. 2-tailed 0,05 yaitu 0,02. Maka H
null
ditolak dan H
i
diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan skor yang
signifikan dari pretest ke posttest pada kelompok eksperimen.
53
4.1.2.3 Uji Beda Selisih Skor Posttest Kemampuan Menganalisis
Langkah ketiga dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap kemampuan
menganalisis . Penghitungan selisih skor dilakukan dengan cara mengurangkan
skor pretest ke posttest pada masing-masing kelompok. Sebelum diadakan
perbedaan selisih skor, dilakukan uji normalitas data selisih skor terlebih dahulu untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji
normalitas data selisih skor dapat dilihat pada tabel dibawah ini lampiran 10d:
Tabel 18. Uji Normalitas Selisih Skor pada Kemampuan Menganalisis No
Kelompok Signifikansi
Keterangan 1
Selisih skor kelompok Kontrol ,684
Normal 2
Selisih skor kelompok Eksperimen ,468
Normal
Analisis statistik yang digunakan dalam uji perbedaan selisih skor pretest
ke posttest pada kemampuan menganalisis yaitu statistik parametrik independent samples t-test
, dengan tingkat kepercayaan 95 karena data pretest dan posttest
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki distribusi normal dengan harga Sig. 2-tailed 0,05. Untuk analisis data, digunakan hipotesis
seperti dibawah ini: H
null
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. H
i :
Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan adalah:
1. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis.
2. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada
perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis.
54
Hasil analisis perbedaan selisih skor pretest ke posttest antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen yang dilakukan akan digunakan sebagai titik pijak dalam menarik kesimpulan yang berkaitan dengan hipotesis penelitian
sehingga dapat diketahui apakah hasil penelitian menerima atau menolak hipotesis penelitian. Untuk itu perlu diketahui homogenitas varian dengan
Levene’s Test. Kriteria yang digunakan untuk
Levene’s Test adalah: 1. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, tidak terdapat homogenitas varian antara
kedua kelompok. 2. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, terdapat homogenitas varian antara kedua
kelompok.
Hasil analisis statistik perbedaan selisih skor pretest ke posttest kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini lampiran 10e:
Tabel 19. Perbedaan selisih skor posttest ke pretest Kemampuan Menganalisis
Hasil selisih skor posttest ke pretest Signifikansi
Keterangan Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
,052 Tidak Berbeda
Dari hasil analisis statistik perbedaan selisih skor pretest ke posttest antara
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh hasil Levene’s Test dengan
tingkat kepercayaan 95 F = 0,91 , Sig. sebesar 0,34, sehingga terdapat homogenitas varian. Untuk hasil uji independent samples t-test diperoleh hasil
M= -0,44, SE= 0,22, t61= -1,98, dan harga Sig. 2-tailed 0,05 yaitu 0,052
sehingga H
i
ditolak maka H
null
diterima, dengan kata lain menolak hipotesis bahwa metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan
menganalisis .
55
Dibawah ini adalah grafik batang selisih skor kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen:
Gambar 4.3 Grafik Selisih Skor Kemampuan Menganalisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
4.1.2.4 Uji besarnya pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan
menganalisis
Setelah melakukan uji selisih skor dapat diketahui apakah metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis. Untuk mengetahui besarnya
pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis dilakukan perhitungan dengan cara seperti yang dituliskan pada bab III. Dengan kriteria r
effect size = 0,10 efek kecil, r = 0,30 efek menengah, dan r = 0,50 efek besar Field, A. 2009:57,179. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh
hasil seperti di bawah ini lampiran 10g:
Tabel 20. Hasil perhitungan besarnya pengaruh metode inkuiri kemampuan menganalisis Kelompok
t df
signifikansi effect size
keterangan Kontrol
0,231 30
,819 0,04
Efek kecil Eksperimen
-2,372 31
,024 0,39
Efek menengah
56
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa efek metode inkuiri pada kelompok
eksperimen berhubungan
dengan kemampuan
menganalisis mempunyai efek yang menengah dengan nilai r = 0,39.
Untuk menghitung persentase pengaruh dilakukan dengan cara mengkuadratkan nilai r Field, A. 2009:57,179. Setelah dilakukan perhitungan
dengan mengkuadratkan nilai r, diperoleh hasil bahwa persentase pengaruh pada kelompok kontrol sebesar 0,18 dan pada kelompok eksperimen sebesar 15,36.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis mempunyai efek yang lebih besar daripada
menggunakan metode ceramah.
4.1.2.5 Uji Retensi Pengaruh
Untuk mengetahui retensi pengaruh dilakukan uji perbandingan antara posttest
I dengan posttest II. Posttest II diberikan 2 bulan setelah posttest I. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah efek yang ditimbulkan masih sekuat
posttest I atau tidak. Sebelum dilakukan perbandingan, Posttest II diuji
normalitasnya terlebih dahulu menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows.. Hasil uji normalitas
posttest II dapat dilihat pada tabel di bawah ini lampiran 10f:
Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Posttest II pada Kemampuan Menganalisis
No Aspek
Nilai Signifikansi Keterangan
1 Rerata skor Posttest II kelompok kontrol
,501 Normal
2 Rerata skor Posttest II kelompok Eksperimen
,164 Normal
Berdasarkan analisis statistik di atas, skor posttest II pada kemampuan menganalisis
memiliki distribusi data yang normal karena harga Sig. 2-tailed posttest
II pada kelompok kontrol dan eksperimen 0,05 yaitu sebesar 0,50 untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 0,16.
Oleh karena itu, analisis statistik yang digunakan untuk data normal adalah statistik parametrik paired t-test dengan tingkat kepercayaan 95. Analisis data
pada kedua kelompok tesebut menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut: H
null
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dengan posttest II. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan yang signifikan antara posttest I
ke posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
57
H
i :
Ada perbedaan yang signifikan antara posttest II dengan posttest II. Dengan kata lain terjadi penurunan yang signifikan antara posttest I ke posttest II
pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan adalah:
1. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dengan posttest II.
2. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dengan posttest II.
Hasil analisis data perbandingan posttest I ke posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini lampiran 10h:
Tabel 22. Perbedaan Skor posttest I ke posttest II Kemampuan Menganalisis
No Kelompok
Test Signifikansi
Keputusan posttest I
posttest II 1.
Kontrol 1,76
1,85 ,410
Tidak berbeda 2.
Eksperimen 2,45
1,81 ,000
Berbeda
Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dengan
posttest II karena harga Sig. 2-tailed 0,05 yaitu 0,41. Maka H
null
diterima dan H
i
ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dengan posttest II. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan yang signifikan antara
posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol, sedangkan pada kelompok
eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest I ke posttest II karena harga Sig. 2-tailed 0,05 yaitu 0,00. Maka H
null
ditolak dan H
i
diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II. Dengan
kata lain terjadi penurunan yang signifikan antara posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen. Pada kelompok eksperimen terjadi penurunan yang
signifikan karena kurang lebih 2 jam sebelum dilakukan posttest II, guru memberikan latihan-latihan soal kepada siswa sehingga pada saat mengerjakan
posttest II siswa tidak bersemangat dan berpengaruh pada hasil posttest II.
58
Retensi pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.4 Grafik Retensi Pengaruh Kemampuan Menganalisis
4.1.3 Rangkuman Hasil Penelitian
Hasil ringkas dari kedua analisis diatas dapat diketahui bahwa penggunaan metode inkuiri, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan
mengaplikasi pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Kanisius Kalasan.
Tabel 23. Rangkuman Uji Beda Skor Pretest Aspek Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis No
Aspek Kelompok
Signifikansi Keterangan
Kontrol Eksperimen
1 Mengaplikasi
1,52 1,50
0,83 Tidak berbeda
2 Menganalisis
1,79 2,04
0,22 Tidak berbeda
Tabel 24. Rangkuman Uji Beda Skor Pretest ke Posttest Aspek Kemampuan Mengaplikasi No
Kelompok Test
Signifikansi Keterangan
Pretest Posttest
1 Kontrol
1,52 1,82
0,02 Berbeda
2 Eksperimen
1,50 2,54
0,00 Berbeda
Tabel 25. Rangkuman Uji Beda Skor Pretest ke Posttest Aspek Kemampuan Menganalisis No
Kelompok Test
Signifikansi Keterangan
Pretest Pretest
1 Kontrol
1,79 1,76
0,82 Tidak berbeda
2 Eksperimen
2,04 2,45
0,02 Berbeda
0,5 1
1,5 2
2,5 3
Pretest Posttest1
Posttest2 Kontrol
Eksperimen
59
Tabel 26. Rangkuman Uji Beda selisih skor Pretest ke Posttest Aspek Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis
No Aspek
Selisih Skor posttest ke pretest
Signifikansi Keterangan
Kontrol Eksperimen
1 Mengaplikasi
0,30 1,04
0,000 Berbeda
2 Menganalisis
-0,03 0,41
0,052 Tidak Berbeda
4.2 Pembahasan