Definisi Usaha Kecil dan Menengah

jumlah tenaga kerja 5 - 19 orang, sedangkan Usaha Menengah merupakan usaha yang memiliki tenaga kerja 20 - 99 orang. d. Berdasarkan Keputuasan Menteri Keuangan Nomor 316KMK.0161994 tanggal 27 Juni 1994, Usaha Kecil didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan atau usaha yang mempunyai penjualan per tahun Rp 600.000.000,00 atau aktiva Rp 600.000.000,00 di luar tanah dan bangunan yang ditempati, terdiri dari : 1. Badan usaha, seperti Fa, CV, PT, dan koperasi. 2. Perorangan, seperti pengrajin atau industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa. e. Pada tanggal 4 Juli 2008 telah ditetapkan Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut UU No. 20 Tahun 2008 ini, Usaha Kecil adalah usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil. 2. Kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 - Rp 500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 3. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 - Rp 2.500.000.000,00. Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria, sebagai berikut: 1. Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 - Rp 10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 - Rp 50.000.000.000,00 3. Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.

2.2. Definisi Cake

Cake atau kue bolu adalah salah satu produk makanan yang pada umumnya berbahan dasar tepung, gula, dan telur. Proses pematangannya dengan cara dipanggang atau dikukus.

2.2.1 Jenis-jenis Cake

Berbagai jenis cake yang telah dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat, yaitu klappertaart, cupcake, tiramisu cake, black forest, chiffon cake, cassava cake, banana cake, opera cake, rainbow cake, red velvet, dan lain-lain. Berdasarkan teknik pembuatan, cake digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu: a. Butter cake atau cream cake Pembuatan kue diawali dengan mengocok mentega atau margarin dengan gula menjadi adonan berbentuk krim. Cake jenis ini memerlukan bahan pengembang berupa baking powder atau soda kue. b. Sponge cake atau foam cake Proses pembuatan diawali dengan mengocok telur dan gula hingga menjadi busa yang halus dan kental. Kemudian ditambahkan mentega cair atau minyak goreng, lalu dicampur dengan tepung.

2.3. Definisi Manajemen Produksi dan Operasi

Tujuan utama setiap perusahaan adalah memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya proses produksi dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. Untuk mencapai proses produksi yang efisien dan efektif sangat dibutuhkan perencanaan dan pengendalian produksi dalam pengambilan keputusan yang tepat, agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Menurut Kusuma 2004 tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah merencanakan dan mengendalikan aliran material ke dalam, di dalam, dan keluar pabrik sehingga posisi keuntungan optimal yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai. Pengendalian produksi dimaksudkan untuk mendayagunakan sumber daya produksi yang terbatas secara efektif, terutama dalam usaha memenuhi permintaan konsumen dan menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Yang dimaksud dengan sumber daya mencakup fasilitas produksi, tenaga kerja, dan bahan baku. Kendala yang dihadapi mencakup ketersediaan sumber daya, waktu pengiriman produk, kebijaksanaan manajemen, dan lain sebagainya. Oleh karena itu perencanaan dan pengendalian produksi mengevaluasi perkembangan permintaan konsumen, posisi modal, kapasitas produksi, tenaga kerja, dan lain sebagainya. Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya atau faktor produksi, seperti tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah, dan sebagainya dalam proses berubahnya bahan mentah dan tenaga kerja berbagai produk atau jasa yang dapat dimanfaatkan. Para manajer produksi dan operasi mengarahkan berbagai masukan input agar dapat memproduksi berbagai keluaran output dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen Handoko 2000. Permintaan Barang dan Jasa Masukan Input · Tenaga Kerja · Bahan Baku Proses Keluaran Output · Barang · Jasa Lingkungan Eksternal Pemerintah, konsumen hubungan internasional, organisasi buruh, iklim, ekonomi dan lain-lain Fungsi-fungsi Manajemen · Planning · Organizing · Actuating · Controlling Umpan balik feedback Gambar 2. Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi Handoko 2000