4.5.4. Analisis Piramida Loyalitas
Analisis piramida loyalitas digunakan untuk menganalisis loyalitas konsumen dengan pendekatan sikap. Analisis ini terdiri dari perhitungan
persentase switcher, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand dan committed buyer pada konsumen suatu merek. Semakin kecil nilai persentase
switcher dan semakin besar persentase committed buyer, semakin bagus bentuk piramidanya piramida terbalik, artinya semakin tinggi loyalitas konsumen
terhadap merek tersebut. Adapun cara perhitungan nilai rata-rata dan persentase switcher, habitual
buyer, satisfied buyer, liking the brand dan committed buyer adalah sebagai berikut. Untuk analisis switcher, menggunakan pertanyaan “Apakah Anda pernah
berpindah-pindah merek RTD green tea hanya karena faktor harga?”. Jawaban “tidak pernah” diberi bobot=1, “jarang” diberi bobot=2, “kadang-kadang” diberi
bobot=3, “sering” diberi bobot=4, “selalu” diberi bobot=5. Lalu setiap bobot dikalikan dengan jumlah frekuensi jawaban. Nilai rata-rata diperoleh dari total
setiap bobot dikali frekuensi jawaban, dibagi dengan jumlah total responden yang menjawab. Sedangkan persentase switcher dihitung dengan menjumlahkan
frekuensi jawaban “sering” dan “selalu“, lalu dibagi dengan jumlah total responden yang menjawab.
Untuk analisis habitual buyer, menggunakan pertanyaan “Apakah Anda membeli merek RTD green tea yang Anda konsumsi sekarang karena sudah
terbiasa mengkonsumsi merek tersebut?”. Jawaban “sangat tidak setuju” diberi bobot=1, “tidak setuju” diberi bobot=2, “ragu-ragu” diberi bobot=3, “setuju”
diberi bobot=4, “sangat setuju” diberi bobot=5. Lalu setiap bobot dikalikan
dengan jumlah frekuensi jawaban. Nilai rata-rata diperoleh dari total setiap bobot dikali frekuensi jawaban, dibagi dengan jumlah total responden yang menjawab.
Sedangkan persentase habitual buyer dihitung dengan menjumlahkan frekuensi jawaban “setuju” dan “sangat setuju“, lalu dibagi dengan jumlah total responden
yang menjawab. Untuk analisis satisfied buyer, menggunakan pertanyaan “Apakah Anda
memperoleh kepuasan pada merek RTD green tea yang Anda konsumsi sekarang?”. Jawaban “sangat tidak puas” diberi bobot=1, “tidak puas” diberi
bobot=2, “biasa saja” diberi bobot=3, “puas” diberi bobot=4, “sangat puas” diberi bobot=5. Lalu setiap bobot dikalikan dengan jumlah frekuensi jawaban. Nilai rata-
rata diperoleh dari total setiap bobot dikali frekuensi jawaban, dibagi dengan jumlah total responden yang menjawab. Sedangkan persentase satisfied buyer
dihitung dengan menjumlahkan frekuensi jawaban “puas” dan “sangat puas“, lalu dibagi dengan jumlah total responden yang menjawab.
Untuk analisis liking the brand, menggunakan pertanyaan “Apakah Anda menyukai merek RTD green tea yang Anda konsumsi sekarang?”. Jawaban
“sangat tidak suka” diberi bobot=1, “tidak suka” diberi bobot=2, “biasa saja” diberi bobot=3, “suka” diberi bobot=4, “sangat suka” diberi bobot=5. Lalu setiap
bobot dikalikan dengan jumlah frekuensi jawaban. Nilai rata-rata diperoleh dari total setiap bobot dikali frekuensi jawaban, dibagi dengan jumlah total responden
yang menjawab. Sedangkan persentase liking the brand dihitung dengan menjumlahkan frekuensi jawaban “suka” dan “sangat suka“, lalu dibagi dengan
jumlah total responden yang menjawab.
Untuk analisis committed buyer, menggunakan pertanyaan “Apakah Anda pernah mempromosikan merek RTD green tea yang Anda konsumsi sekarang?”.
Jawaban “tidak pernah” diberi bobot=1, “jarang” diberi bobot=2, “kadang- kadang” diberi bobot=3, “sering” diberi bobot=4, “selalu” diberi bobot=5. Lalu
setiap bobot dikalikan dengan jumlah frekuensi jawaban. Nilai rata-rata diperoleh dari total setiap bobot dikali frekuensi jawaban, dibagi dengan jumlah total
responden yang menjawab. Sedangkan persentase committed buyer dihitung dengan menjumlahkan frekuensi jawaban “sering” dan “selalu“, lalu dibagi
dengan jumlah total responden yang menjawab.
4.5.5. Model Markov Brand Switching Pattern Matrix