Kadar protein total Analisis kimia dan daya cerna

Berdasarkan Gambar 27, terlihat bahwa empek-empek terpilih K 0.3 EC 1.5 memiliki kadar abu yang lebih besar daripada kontrol K 0, yaitu sebesar 2.15 pada empek-empek terpilih dan 1.94 pada empek-empek kontrol saat awal penyimpanan, hal ini diduga merupakan sifat dari kitosan yang memiliki kemampuan untuk menarik ion-ion logam yang tergolong mineral Knorr 1984. Selain itu dapat diduga akibat adanya unsur mineral yang terkandung dalam kitosan yang berupa CaCO 3 dan CaPO 4 2 yang tidak larut dalam air Suptijah et al., 1992. Jumlah abu yang terkandung dalam empek-empek selain dipengaruhu oleh kitosan juga bersumber dari bumbu-bumbu yang ditambahkan seperti garam dapur, gula pasir, merica, dan penyedap MSG monosodium glutamate. Kadar abu pada empek-empek terpilih dan kontrol mengalami penurunan setelah masa penyimpanan selama 4 hari. Penurunan kadar abu pada empek- empek kontrol lebih besar daripada empek-empek terpilih, yaitu sebesar 0.21 pada empek-empek kontrol dan 0.12 pada empek-empek terpilih. Penurunan kadar abu disebabkan oleh adanya bakteri yang menggunakan unsur-unsur mineral untuk pertumbuhannya. Bakteri membutuhkan unsur-unsur kimia dasar untuk pertumbuhannya, diantaranya adalah karbon, hidrogen, oksigen, fosfor, magnesium, besi dan lain-lain Buckle et al., 1987. Hal ini terlihat jelas dari pertumbuhan mikroba empek-empek kontrol lebih cepat dan daya awetnya lebih singkat daripada empek-empek terpilih terutama pada fase logaritmik, tetapi berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa konsentrasi pemberian kitosan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai kadar abu empek- empek kontrol dan terpilih α = 0.177 dengan selang kepercayaan 0.05.

2.2.5 Kadar protein total

Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh karena zat ini berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur yang mengandung unsur C, O, H, dan NWinarno 1997. Protein juga komponen terpenting dalam produk empek-empek karena berbahan dasar ikan tuna yang kadar proteinnya hampir dua kali kadar protein pada telur yang selama ini dikenal sebagai sumber protein utama. Protein dalam bahan makanan yang dikonsumsi manusia akan diserap oleh usus dalam bentuk asam amino. Salah satu tujuan memproduksi empek-empek adalah untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, khususnya dari hasil perikanan. Pada orang membutuhkan protein 0.8 gram per kg berat badan per hari dan setengah dari jumlah tersebut sebaiknya berasal dari protein hewani Winarno,.et al. 1980. Kurva pengaruh kitosan terhadap kadar protein empek-empek selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 28. Gambar 28 Kurva pengaruh kitosan terhadap nilai kadar protein empek-empek selama penyimpanan Berdasarkan Gambar 28, secara umum terlihat bahwa kadar protein awal empek-empek terpilih K 0.3 EC 1.5 lebih besar yakni 17.55 dibanding dengan kadar protein awal empek-empek kontrolK 0 sebesar 16.53. Tingginya nilai kadar protein pada perlakuan kitosan disebabkan adanya unsur nitrogen N dalam gugus amina kitosan yang ikut terhitung sebagai kadar N total, yang digunakan untuk menentukan kadar protein empek-empek, selain itu kitosan juga mengandung gugus amin NH 2 Knorr 1991. Tingginya kadar protein awal pada empek-empek terpilih dapat juga dikarenakan penambahan bumbu, larutan asam dan garam yang dapat meningkatkan kadar protein empek- empek baik segar maupun setelah penggorengan. Gugus amin NH 2 yang terdapat pada kitosan dapat berikatan dengan dinding sel mikroba yang akan menyebabkan mikroba mengalami lisis, sehingga aktivitas mikroba akan terhambat dengan adanya kitosan yang terkandung dalam empek-empek. Kadar protein awal dari empek-empek kontrol dan terpilih mengalami penurunan, namun penurunan pada empek-empek terpilih lebih kecil dibanding kontrol. Penurunan pada empek-empek terpilih sebesar 0.95 dari kadar protein awal sedangkan empek-empek kontrol sebesar 1.68 dari kadar protein awal selama penyimpanan. Penurunan kadar protein selama penyimpanan disebabkan oleh adanya peningkatan kadar air terutama pada kontrol, selain itu juga diduga akibat adanya aktivitas enzim proteolitik yang diproduksi oleh bakteri yang masih hidup Winarno dan Fardiaz 1984. Penurunan kadar protein empek- empek dapat disebabkan juga oleh adanya degradasi protein menjadi molekul 16,53 14,85 17,55 16,6 13 14 15 16 17 18 Penyimpanan hari ke-0 Penyimpanan hari ke-4 K a d a r P ro te in w e t b a si s Penyimpanan K 0 K 0,3 EC 1,5 yang lebih sederhana seperti pepton, peptida, asam amino, unsur nitrogen dan gugus amina, yang berkontribusi nyata selama empek-empek mengalami penyimpanan pada suhu ruang, tetapi berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa konsentrasi pemberian kitosan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai kadar protein empek- empek kontrol dan terpilih α = 0.106 dengan selang kepercayaan 0.05.

2.2.6 Daya cerna protein