Zonasi Pertambangan KESIMPULAN DAN SARAN

55 BAB VI KETERKAITAN PARTISIPASI NELAYAN DALAM MENENTUKAN WILAYAH ZONASI PESISIR Bab sebelumnya telah dijelaskan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif bahwa pada kenyataannya karakteristik individu nelayan tidak mempengaruhi tingkat partisipasi nelayan. Selain itu tingat partisipasi nelayan yang tergolong rendah secara keseluruhan juga tidak berpengaruh terhadap pembentukkan zonasi yang terdapat di perairan Cilacap. Penyebabnya adalah pembentukkan zonasi yang terdapat di sana merupakan hasil keputusan langsung dari pemerintah pusat top down. Namun jika dilihat, perairan tersebut memiliki dua zonasi utama yaitu zonasi pertambangan dan zonasi perikanan. Pada bab ini akan lebih difokuskan pada zonasi dua kegiatan tersebut dan pemanfaatannya.

6.1 Zonasi Pertambangan

Cilacap merupakan salah satu wilayah yang strategis untuk pembangunan industri. Sedikitnya terdapat empat industri besar yang berada di sana dan menggunakan jalur pelayaran laut sebagai salah satu sarana transportasi dalam produksi. Masing-masing industri yang menggunakan jalur laut sebagai salah satu sarana transportasinya memiliki dermaga sendiri bagi kapal-kapal yang mengangkut barang-barang produksi mereka. Namun jalur pelayaran bagi kapal- kapal tersebut sudah ditentukan oleh pemerintah. Bagi setiap kapal yang akan keluar atau masuk dermaga harus memperoleh izin terlebih dahulu. Ketika kapal- kapal tersebut telah memperoleh izin maka setiap perjalanan keluar dan masuk dermaga, kapal-kapal itu akan dipandu oleh kapal pandu. Batas pelayaran dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Bersama 2 Menteri yaitu Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri No. 131986 KM 31AL- 101PHB-86 yang berisi mengenai batas pelabuhan. Pada dasarnya Pelabuhan Tanjung Intan ini telah ada sejak zaman penjajahan Portugis. Selain itu sebelum adanya industri yang berdiri di sana, pelabuhan tersebut telah digunakan sebagai akses keluar masuknya kapal-kapal kargo yang membawa komoditi dari berbagai tempat untuk dipasarkan. 56 Sepanjang perairan Samudera Indonesia yang dekat dengan Pelabuhan Tanjung Intan dipasangi tanda seperti pelampung berwarna merah dan hijau. Tanda tersebut merupakan batas bagi kapal non nelayan untuk merapat atau meninggalkan dermaga. Selain tanda sebagai petunjuk arah berupa pelampung, ada pula lampu-lampuh berwarna merah dan hijau yang akan menyala di malam hari. Rambu apung berwarna merah ditempatkan di sebelah kanan jalur. Sementara itu rambu apung berwarna hijau ditempatkan di sebelah kiri. Pemasangan rambu tersebut dimaksudkan agar kapal mengetahu jalur yang harus dilewatinya. Mengingat wilayah perairan tersebut terdapat banyak sekali karang dan kedalaman laut yang tidak merata sehingga dapat menyebabkan kapal yang melintasinya karam. Sebelum sebuah kapal memasuki atau keluar dari dermaga, biasanya kapal tersebut harus menunggu giliran untuk berlayar atau menunggu kapal pemandu datang. Ketika kapal non nelayan tersebut akan melewati jalur pelabuhan maka akan ada pengumuman yang memberikan informasi mengenai hal tersebut. Pengumuman itu dimaksudkan agar tidak ada kapal lain yang melintasi jalur pelayaran dan terhindar dari kecelakaan. Untuk lebih jelasnya di bawah ini ditampilakan alur pelayaran Pelabuhan Tanjung Intan. 57 Sumber: www.scribd.com Gambar 10 Jalur Pelayaran dan dermaga di Pelabuhan Tanjung Intan Pada gambar diperlihatkan bahwa terdapat sembilan dermaga yang ada di pelabuhan tersebut. Sebagian besar dermaga merupakan milik industri dan ada satu dermaga umum yang salah satunya digunakan untuk kapal menuju ke Pulau Nusakambangan. Selain itu ada pula pipa yang berada di bawah laut milik salah satu industri yang ditunjukkan oleh garis putus-putus. Bagi kapal yang ingin masuk ke dermaga harus menunggu di wilayah dengan gambar jangkar. Wilayah lego jangkar tersebut berjarak dua hingga tiga mil dari garis pantai. Jarak tersebut juga termasuk pada wilayah tangkap nelayan tradisional. Setelah menunggu dan mendapatkan izin maka akan ada kapal pandu yang akan memberikan komando dari depan kapal tersebut untuk berlayar mengikutinya. Jalur yang digunakan 58 adalah garis yang terlihat mulai dari gambar lingkaran hingga dermaga tujuan. Sementara itu ada pelabuhan perikanan yang harus melewati jalur pelayaran dan ada pula yang di luarnya.

6.2 Zonasi Perikanan

Dokumen yang terkait

Prospek Peranan Sukun dalam Food Security (Keamanan Pangan), dan Tataniaga Sukun Studi Kasus di Kelurahan Tritih Kulon, Kecamatan Cilacap, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

1 11 126

Pengaruh Perikanan Apong terhadap Keberadaan Sumberdaya Udang (PENAEID) di Perairan Karang Anyar, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Studi Kasus di Perairan Segara Anakan, Kabupaten Cilacap)

0 11 154

Asset-Asset Sosial Pada Komunitas Nelayan (Studi Kasus Proses Mobilisasi Asset Sosial Pada Komunitas Nelayan Di Kelurahan Cilacap, Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap, Jawa Tengah)

0 17 188

Rancang-bangun Jaring Sirang (Bottom Gillnet) di Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

0 18 62

Model Pengelolaan Sumberdaya Udang Penaeidae spp di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah

0 6 172

Model Pengelolaan Sumberdaya Udang Penaeidae spp di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah

2 21 93

Pengaruh Perikanan Apong terhadap Keberadaan Sumberdaya Udang (PENAEID) di Perairan Karang Anyar, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Studi Kasus di Perairan Segara Anakan, Kabupaten Cilacap)

0 2 72

Analisis pemasaran ikan laut segar di Kabupaten Cilacap (Studi Kasus di Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap)

3 37 159

STUDI ETNOFARMAKOLOGI TUMBUHAN SEBAGAI OBAT DI KELURAHAN KUTAWARU KECAMATAN CILACAP TENGAH KABUPATEN CILACAP

0 0 16

PENERAPAN SISTEM EVAKUASI TSUNAMI DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN CILACAP, KASUS : KECAMATAN CILACAP SELATAN Tsunami Evacuation System Application In Cilacap Regency Urban Area, Case : Southern Cilacap District

0 0 12