Dampak Konflik Konflik .1 Definisi Konflik

18 belah pihak atau badan yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pihak yang bertikai; 4. Mediasi Mediation, dalam proses ini diundang pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada. Pihak ketiga bertindak sebagi penasihat dan tidak mempunyai wewenang untuk memberi keputusan; 5. Konsiliasi Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan dari pihak yang berselisih demi tercapainya suatu tujuan bersama; 6. Tenggang rasa atau toleransi Toleration, suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal; 7. Berhenti Stalemate, kondisi dimana pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya; dan 8. Adjudikasi atau membawa masalah ke pengadialan Adjudication, penyelesaian pekara di pengadilan.

2.1.2.6 Dampak Konflik

Konflik yang terjadi di suatu wilayah tentu memiliki dampak yang pada akhirnya dirasakan oleh para aktor berkepentingan. Dampak yang terjadi tidak selalu buruk. Konflik juga memiliki dampak positif bagi para aktor. Menurut Pickering 2001 dikatakan bahwa konflik memiliki manfaat, yaitu: 1. Motivasi meningkat. Salah satu contoh kasusnya terjadi di perairan Selat Madura dimana hutan mangrove kembali difungsikan setelah terjadi konflik lingkungan Hikmah 2008; 2. Identifikasi masalah atau pemecahan meningkat. Hal ini juga diungkapkan oleh Mitchell et al. 2007; 3. Ikatan kelompok lebih erat. Menurut Soekanto 2002 hal ini terjadi apabila suatu kelompok bertentangan dengan kelompok lain. Dalam Hikmah 2008, dampak ini terjadi pada nelayan lokal di perairan Kwanyar yang menghimpun kekuatan untuk melawan nelayan luar yang membuat jaring nelayan lokal rusak; 19 4. Penyesuaian diri pada kenyataan. Dampak ini terjadi pada nelayan lokal yang berlayar lebih jauh untuk mendapatkan ikan dikarenakan konflik dengan pengusaha budidaya mutiara Ginting 1998; 5. Pengetahuan atau keterampilan meningkat. Salah satu pengetahuan itu adalah informasi mengenai perbedaan yang dimiliki oleh masing- masing aktor Mitchell et al. 2007; 6. Kreativitas meningkat; 7. Membantu upaya mencapai tujuan; dan 8. Mendorong pertumbuhan. Konflik sebagai faktor yang konstruktif bukan destruktif Mitchell et al. 2007. Selain dampak positif, Pickering 2001 juga berpendapat bahwa konflik memiliki dampak negatif, yaitu: 1. Produktivitas menurun. Dampak ini dialami oleh nelayan tradisional dan nelayan komersil di Selat Lembeh karena pemasangan jaring raksasa oleh nelayan Taiwan Ginting 1998; 2. Kepercayaan merosot [sic] menurun. Hal serupa dikatakan oleh Mitchell et al. 2007, bahwa konflik memiliki dampak terciptanya saling ketidakpercayaan atau keengganan antar kelompok; 3. Pembentukan kubu-kubu. Dalam suatu kelompok, pembentukkan kubu-kubu ini dapat terjadi karena goyah dan pecahnya kelompok tersebut akibat pertikaian Soekanto 2002; 4. Informasi dirahasiakan dan arus komunikasi berkurang; 5. Timbul masalah moral. Menurut Ginting 1998 dampak ini dirasakan oleh nelayan tradisional di Selat Lembeh. Nelayan tradisional tersebut mengalami konflik dengan nelayan Taiwan dalam hal perebutan wilayah tangkap. Hal ini mengakibatkan pengusaha berkolusi dengan pemerintah agar diberikan izin penangkapan ikan di wilayah tersebut Matindas, 1998 dalam Ginting 1998; 6. Waktu terbuang sia-sia. Terbuangnya waktu dengan sia-sia ini diakibatkan karena nelayan harus berlayar lebih jauh untuk menangkap ikan sehingga waktu mereka habis di perjalanan. Hal ini 20 terjadi setelah nelayan mengalami konflik dengan pengusaha budidaya mutiara di Talise Ginting 1998; dan 7. Proses pengambilan keputusan tertunda. Dampak negatif lain dari konflik menurut Soekanto 2002 adalah: 1. Perubahan kepribadian para individu. Perubahan kepribadian ini dapat dilihat pada masyarakat nelayan yang mengalami konflik pengelolaan pesisir dengan pengusaha budidaya mutiara Ginting 1998. Perubahan kepribadian itu diperlihatkan pada penggunaan bom dan racun sianida oleh nelayan agar mendapatkan hasil tangkapan yang banyak dalam waktu yang singkat Malik 1998 dalam Ginting 1998. Sebelumnya mereka tidak menggunakan kedua alat tangkap tersebut; 2. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia. Salah satu contohnya adalah perampasan jaring Minitrawl di perairan Kwanyar oleh nelayan lokal Hikmah 2008. Perampasan ini merupakan aksi balas dendam nelayan lokal. Menurut Mitchell et al. 2007, balas dendam juga merupakan dampak dari konflik; dan 3. Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak. Menurut Adhuri 2005, dominasi dan penaklukan salah satu pihak dapat terjadi karena perbedaan status sosial antara dua kelompok. Seperti yang terjadi di Maluku antara kelompok bangsawan dan orang merdeka.

2.2 Kerangka Pemikiran

Sistem pemanfaatan sumberdaya alam dapat berupa kebijakan mengenai hak pengelolaan sumberdaya tersebut. Kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dapat dipengaruhi oleh akses politik nelayan yang dilihat dari partisipasi nelayan terhadap pembentukan kebijakan tersebut. Akses politik ini dapat dipengaruhi oleh karakteristik nelayan yang dilihat dari usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jumlah tanggungan. Kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dapat mempengaruhi perubahan akses nelayan terhadap sumberdaya alam. Akses ini dilihat dari cangkupan

Dokumen yang terkait

Prospek Peranan Sukun dalam Food Security (Keamanan Pangan), dan Tataniaga Sukun Studi Kasus di Kelurahan Tritih Kulon, Kecamatan Cilacap, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

1 11 126

Pengaruh Perikanan Apong terhadap Keberadaan Sumberdaya Udang (PENAEID) di Perairan Karang Anyar, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Studi Kasus di Perairan Segara Anakan, Kabupaten Cilacap)

0 11 154

Asset-Asset Sosial Pada Komunitas Nelayan (Studi Kasus Proses Mobilisasi Asset Sosial Pada Komunitas Nelayan Di Kelurahan Cilacap, Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap, Jawa Tengah)

0 17 188

Rancang-bangun Jaring Sirang (Bottom Gillnet) di Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

0 18 62

Model Pengelolaan Sumberdaya Udang Penaeidae spp di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah

0 6 172

Model Pengelolaan Sumberdaya Udang Penaeidae spp di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah

2 21 93

Pengaruh Perikanan Apong terhadap Keberadaan Sumberdaya Udang (PENAEID) di Perairan Karang Anyar, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Studi Kasus di Perairan Segara Anakan, Kabupaten Cilacap)

0 2 72

Analisis pemasaran ikan laut segar di Kabupaten Cilacap (Studi Kasus di Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap)

3 37 159

STUDI ETNOFARMAKOLOGI TUMBUHAN SEBAGAI OBAT DI KELURAHAN KUTAWARU KECAMATAN CILACAP TENGAH KABUPATEN CILACAP

0 0 16

PENERAPAN SISTEM EVAKUASI TSUNAMI DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN CILACAP, KASUS : KECAMATAN CILACAP SELATAN Tsunami Evacuation System Application In Cilacap Regency Urban Area, Case : Southern Cilacap District

0 0 12